*****
Mentari pagi sudah keluar dari ufuk timur. Cahayanya menyinari bangunan perkotaan, terlihat jelas dari balik jendela kaca kamar 906 hotel Pandanaran. Ini situasi pagi di hari kedua. Misi studi wawasan dilaksanakan.
Usai urusan selesai sekitar pukul 12.00 Wib, ada jeda waktu sekitar 2 jam sebelum balik ke kota asal. Terpikir oleh kami, di mana tempat wisata atau area publik yang menarik untuk kami kunjungi.
Melalui sang sopir taksi yang ramah, kami diantar untuk melihat eksotika Sam Poo Kong, pesona Lawang Sewu, dan mencari oleh-oleh Lunpia Delight yang sangat populer itu. Berikut pengalaman selama berkunjung ke Kelenteng Agung Sam Poo Kong. Tempat ini merupakan lokasi Laksamana Zheng He, sang “Duta Pedamaian” mendaratkan kapal megahnya untuk pertama kalinya.
Eksotika Sam Poo Kong& Sang Duta Perdamaian Laksamana Zheng He
Begitu tiba di pintu gerbang utama Kelenteng Sam Poo Kong, terlihat dari kejauhan bangunan berwarna merah menyala dengan arsitekturnya nan eksotik. Saya baca tulisan di banner depan Klenteng, harga tiket wisata Sam Poo Kong pada Hari Senin-Jumat adalah Rp 5.000/orang. Sementara untuk anak sekolahan hanya dikenakan bea masuk sebesar Rp 3.000/orang.
Setelah melangkah memasuki pintu gerbang masuk, saya menyaksikan pohon beringin besar yang daunnya sangat rimbun. Pohon itu tumbuh di halaman Klenteng. Di bawah pohon besar itu, terdapat sejumlah tempat duduk, nyaman digunakan untuk beristirahat sambil memandangi area Klenteng nan luas dan indah.
Beberapa bangunan Klenteng dengan beragam fungsinya, tampak megah berdiri rapi di seputar tepi area Klenteng. Sementara di tengahnya, terhampar halaman luas. Sejauh mata menyapu halaman area, seluruh bangunan Klenteng tampak jelas dan menarik. Dari kejauhan, ada satu bangunan pintu gerbang besar terlihat seperti goa batu. Mungkin karena itu, tempat persinggahan laksamana Zheng He (Cheng Ho) itu disebut “Gedong Batu”.