Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Asa Para Penghuni Panti Asuhan

30 Maret 2016   13:21 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:41 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bolang mengunjungi Anak Anak Penghuni Panti Asuhan Al Mustofa, Pakis/Dok. Pribadi"][/caption]"Sejuta khutbah, mungkin tak lebih bernilai dari pada secuil tauladan". Ini bukan kisah tentang Sinterklas Sang Pembagi Hadiah. Tapi kisah tentang orang-orag biasa yang peduli kasih. Mungkin kisah ini kesannya berlebihan. Tapi saya merasakan, ada keletadanan pada diri sosok Khalidul Azhar, yang sehari-hari akrab disapa ustadz Khalid. Ia tak banyak bicara, tutur katanya kalem, namun aksi sosialnya nyata: “menyantuni anak-anak yatim piatu dengan hati”.

Saat nasi bungkus daun pisang bakar terakhir ada di tangannya, ia tak segera memakannya. Ia berjeda sejenak, tolah toleh terlihat seperti sedang mencari seseorang, yang barangkali diantara anak asuhnya ada yang belum mendapatkan bagian. Begitu setidaknya, kesan yang saya rasakan terhadap Ustadz Khalid, saat saya duduk di sampingnya pada waktu hendak makan bersama.

[caption caption="Ustadz Khalid (berpeci putih), foto bersama di depan kamar putri penghuni Panti Asuhan Al Mustofa/Dok. Pribadi"]

[/caption]Pria lulusan SMA beranak satu itu, sabar mengasuh sekitar 30 penghuni panti asuhan sederhana berukuran 10 x 100 meter di dekat bandara Abdurrahman Saleh. Seluruh anak asuhnya bebas tinggal, belajar dan makan sehari-hari di Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Piatu Al-Mustofa yang ia kelola. Lokasinya berada di Desa Sumber Pasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

[caption caption="Papan nama Yayasan Panti Asuhan Yatim Piatu Al Mustofa/Dok. Pribadi"]

[/caption]Menuju Panti, Membaca Asa Para Penghuni

Kami patut bersyukur, pada Minggu (27/03), bersama komunitas Bolang, dapat berbagi kasih di Panti Asuhan. Berangkat pukul 08.45 Wib dari titik kumpul di rumah kami, seperangkat tali asih meluncur bersama Komunitas Bolang menuju lokasi. Menempuh jalur Dinoyo, Soekarno Hatta, Blimbing, pemandian Wendit, hingga memasuki daerah Pakis.

[caption caption="Komunitas Bolang baru tiba di depan panti Al Mustofa/Dok. Pribadi"]

[/caption]Meski jaraknya hanya sekitar 20 km dari tempat kami, ternyata hampir nyasar ke Jabung. Kami memutar arah kembali ke jalur semula, dan berhenti di depan SPBU pertigaan jalan Bandara, untuk bergabung dengan kawan-kawan yang sudah menunggu di tempat itu. Dari sini, kami berangkat bersama menuju lokasi. Tiba di tempat tujuan, sekitar pukul 09.50 Wib.

Saat tiba di pintu gerbang panti, kami disambut dengan ramah oleh ustadz Khalid. Sementara anak-anak duduk rapi di ruang depan, sudah menunggu kami sejak pukul 09.00 Wib. Acara seremonial berlangsung singkat.

Usai seremoni, para Bolang’s Angel (sebutan untuk kawan-kawan putri Komunitas Bolang), berbaur bersama anak-anak yang masih lugu itu. “Ayo anak-anak, tulis namamu dan cita-citamu”, begitu kata Mbak Lilik saat memandu mereka, dibantu Mbak Desy dan Mbak Rara. Begitu juga dengan Mas Selamet Hariadi, saya, dkk ikut menyalami mereka, membantu menyobek kertas dan membagikannya satu per satu.

[caption caption="Suasana saat Bolang's Angel berbaur dengan anak-anak putri penghuni panti asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Anak-anak panti asuhan sedang menuliskan cita-citanya di atas secarik kertas/Dok. Pribadi"]

[/caption]Tak kusangka, meski awalnya terlihat malu-malu dan sedikit minder, ternyata anak-anak penghuni panti itu masih punya keyakinan dan asa. Lina Yuliana (kelas TK-B), ingin menjadi Polwan. Kaila (kelas I SD), ingin menjadi guru. Syahrul Adi Saputro (Kelas IV MI), ingin menjadi pemain bola. Anak Yatim Piatu yang bernama Abdul Muis Maulana (Kelas II MI), bahkan menuliskan sebanyak 7 cita-cita, seperti ingin menjadi polisi, punya bengkel, atau menjadi pelukis. Sementara Saiful Anwar, bercita-cita “punya rumah sakit” sendiri pada suatu hari kelak. Tampaknya, mereka memang benar-benar membutuhkan bimbingan dan menggantungkan asanya di panti ini. Bikin trenyuh.

[caption caption="Bolang's Angel sedang mengajari menulis identitas diri & cita-cita anak-anak Panti Asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Cita-cita anak penghuni Panti Asuhan Al Mustofa/Dok. Bolang/fb Desol Desy"]

[/caption]Ada juga yang unik. Selamet misalnya, ingin menjadi pramugari. Eit... "itu untuk perempuan,hehe. "Kalau laki-laki ya pramugara". Sontak anak-anak lain tertawa, sambil saling sodok-sodokan. Sementara Arfani bilang: "Aku ingin jadi Polisi Tidur…" kwek kwek :). Yang benar saja, cukup tulis Polisi, bukan “polisi tidur”. Begitulah, Mbak Lilik dengan sabar membantu mengajari mereka dan memperbaiki kesalahannya. Seru!

[caption caption="Pingin punya rumah sakit, salah satu cita-cita penghuni panti/Dok. Bolang/fb Desol Desy"]

[/caption]Usai menuliskan identitas dan cita-citanya, mereka mendapatkan bingkisan kecil sebagai penanda kasih. Mereka agak malu-malu menerima bingkisan itu. Anak-anak lalu diajak pergi ke halaman panti asuhan, berhitung, dan membentuk kelompok kecil. Terlihat pancaran ceria di wajah mereka. Berbaris sesuai kelompoknya, sambil dorong-dorongan.

[caption caption="Suasana saat berbagi kasih dengan anak-anak Panti Asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Bermain di halaman Panti Asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Bermain bersama di dekat areal persawahan/Dok. Pribadi"]

[/caption]Menjelang dzuhur, mereka makan bersama dengan kawan-kawan Bolang, tak terkecuali sang pengasuhnya ikut berbaur bersama. Kita semua makan nasi bungkus yang sama. Nasi bungkus daun pisang bakar yang sudah disiapkan sebelumnya oleh Bolang’s Angels. Nikmat. Betapa kebersamaan dan saling berbagi itu berasa indah.

[caption caption="Suasana anak-anak ketika menerima hadiah dan makan bersama/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Nasi Bungkus Daun Pisang Bakar/Dok. Pribadi"]

[/caption]Melongok Suasana Penginapan Panti Asuhan

Bagaimana suasana penginapannya? Jangan bayangkan mereka tinggal seperti di apartemen, apalagi hotel mewah. Bangunan panti asuhan itu cukup sederhana, berdiri di atas lahan seluas 1.000 meter persegi. Di kiri kanan dan depan bangunan itu, terlihat pesona tanaman padi belum sempurna menguning.

Sebuah kamar di lantai dua bagian depan, diisi oleh enam anak SMA. Tampak jemuran pakaian bergantungan di sela-sela ruangan dekat tangga menuju kamar. Dari tangga menuju ruang penginapan, terlihat jelas tanaman padi di balik tembok. Eit… ada dua Bolang's Angel mengabadikan tempat sarat kenangan ini. Pasti akan menjadi kenangan indah, suatu hari kelak.

[caption caption="Suasana di salah satu Kamar putra Panti Asuhan Al-Mustofa/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Tempat tidur anak-anak putra, seusia SD-SMP/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Tempat Jemuran Pakaian anak-anak Panti Asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]Sebagian besar penghuni panti, berasal dari anak-anak seumuran SD dan SMP. Mereka tinggal di kamar-kamar sederhana. Terlihat di dalam kamarnya ada permainan karambol. Sementara beberapa ruang paling ujung di lantai satu, dihuni oleh anak-anak perempuan. Ada sebuah mushalla kecil, dan tempat wudlu’ yang cukup bersih.

[caption caption="Tampak areal persawahan dibalik tembok bangunan panti/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Duo Bolang's Angle/Dok. pribadi"]

[/caption]Tanah seluas 1.000 meter persegi itu dibeli pada tahun 2004, dipondasi pada tahun 2005, mulai dihuni pada tahun 2008, dan baru diresmikan pada tahun 2010 oleh Abah (sebutan untuk Bapak mertuanya Ustadz Khalid) dan Kepala Desa setempat. Hingga kini, belum ada pejabat setingkat Camat atau Bupati yang mengunjunginya.

Sungguh pun begitu, setidaknya selalu ada 1 – 2 donatur yang datang membantu dalam setiap minggunya, atau 6 – 8 donatur dalam setiap bulannya. Sejak menikahi putri H. Ali Musthafa Ya’kub pada tahun 2008, ia siap menerima amanah dari mertuanya itu untuk mengelola panti itu, yang sebagian besar penghuninya berasal dari daerah Ponco Kusumo dan Pujon, yang dititipkan ke panti oleh keluarganya karena alasan ekonomi.

Anak-anak wajib mencuci pakaian sendiri, kecuali anak-anak di bawah usia kelas IV SD/MI. Saat santai tak ada kegiatan belajar, mereka bisa bermain di halaman. Atau sekedar menonton TV kecil berukuran sekitar 14 inch di di ruang tengah. Salah seorang anak bernama Arfani, kadang-kadang mencari belut di sekitar lokasi areal persawahan. Suasananya kontras dengan kehidupan anak-anak modern yang suka main video game, atau jalan-jalan ke mall di daerah perkotaan.

[caption caption="Anak-anak Sedang Menonton TV berukuran 14" di Ruang Tengah/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Suasana anak-anak di dalam Panti Asuhan Al Musthafa/Dok. Group fb Bolang"]

[/caption]Meski mereka tinggal di panti sederhana, terlihat sekilas wajah anak-anak itu cukup ceria. Tampaknya mereka sesekali perlu diajak bermain dan berwisata ke luar lokasi, agar anak-anak dapat menikmati suasana berbeda di tempat lain. Demikian pikir kami, sambil berbisik saling minta persetujuan di antara komunitas Bolang. Kawan-kawan tampaknya setuju.

"Apa harapan Ustadz Khalid tentang masa depan panti ini?"Tanya saya. Beliau menjawab sebagai berikut:

"Dalam jangka pendek, berharap bisa berkecukupan. Dalam jangka menengah, anak-anak bisa lulus sekolah hingga SMA. Dalam jangka panjang, kami berharap dapat merekrut anak-anak yang rela membantu meneruskan perjuangan membangun panti asuhan. Kami berharap, bisa MEMBUAT PERKAMPUNGAN ANAK-ANAK-ANAK YATIM, yaitu perumahan yang diperuntukkan bagi mereka selepas lulus SMA agar bisa dengan tenang ikut membantu perjuangan mengembangkan panti ini".

Membuat perkampungan anak-anak yatim? itulah salah satu harapan ustadz Khalid, sungguh mulia. Semoga harapan-harapan itu terkabulkan suatu saat nanti. Amiin.

Itulah sebagian hikmah berkunjung ke panti asuhan, bisa belajar berbagi kasih, menjalin persaudaraan dan mengasah kepekaan sosial secara langsung di tempat penitipan anak-anak yatim piatu. Pengalaman di atas, adalah kisah nyata hasil kunjungan Bolang ke Yayasan Panti Asuhan Al-Mustofa pada hari Minggu, 27 Maret 2016 lalu. Kami layak belajar pada mereka, yang tak pernah putus asa menggantungkan cita-citanya di panti Asuhan!

-------------------------

Tulisan Event Berbagi lainnya oleh Komunitas Bolang:

1. Perjuangan Mengelola Panti Asuhan

2. Berkunjung ke Tempat Asa Anak-Anak yang Kehilangan Kasih Sayang Orang Tuanya.

3. Kopdar Bolang ke Pengusaha Emping Jagung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun