Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Asa Para Penghuni Panti Asuhan

30 Maret 2016   13:21 Diperbarui: 31 Maret 2016   14:41 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tempat Jemuran Pakaian anak-anak Panti Asuhan/Dok. Pribadi"]

[/caption]Sebagian besar penghuni panti, berasal dari anak-anak seumuran SD dan SMP. Mereka tinggal di kamar-kamar sederhana. Terlihat di dalam kamarnya ada permainan karambol. Sementara beberapa ruang paling ujung di lantai satu, dihuni oleh anak-anak perempuan. Ada sebuah mushalla kecil, dan tempat wudlu’ yang cukup bersih.

[caption caption="Tampak areal persawahan dibalik tembok bangunan panti/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Duo Bolang's Angle/Dok. pribadi"]

[/caption]Tanah seluas 1.000 meter persegi itu dibeli pada tahun 2004, dipondasi pada tahun 2005, mulai dihuni pada tahun 2008, dan baru diresmikan pada tahun 2010 oleh Abah (sebutan untuk Bapak mertuanya Ustadz Khalid) dan Kepala Desa setempat. Hingga kini, belum ada pejabat setingkat Camat atau Bupati yang mengunjunginya.

Sungguh pun begitu, setidaknya selalu ada 1 – 2 donatur yang datang membantu dalam setiap minggunya, atau 6 – 8 donatur dalam setiap bulannya. Sejak menikahi putri H. Ali Musthafa Ya’kub pada tahun 2008, ia siap menerima amanah dari mertuanya itu untuk mengelola panti itu, yang sebagian besar penghuninya berasal dari daerah Ponco Kusumo dan Pujon, yang dititipkan ke panti oleh keluarganya karena alasan ekonomi.

Anak-anak wajib mencuci pakaian sendiri, kecuali anak-anak di bawah usia kelas IV SD/MI. Saat santai tak ada kegiatan belajar, mereka bisa bermain di halaman. Atau sekedar menonton TV kecil berukuran sekitar 14 inch di di ruang tengah. Salah seorang anak bernama Arfani, kadang-kadang mencari belut di sekitar lokasi areal persawahan. Suasananya kontras dengan kehidupan anak-anak modern yang suka main video game, atau jalan-jalan ke mall di daerah perkotaan.

[caption caption="Anak-anak Sedang Menonton TV berukuran 14" di Ruang Tengah/Dok. Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Suasana anak-anak di dalam Panti Asuhan Al Musthafa/Dok. Group fb Bolang"]

[/caption]Meski mereka tinggal di panti sederhana, terlihat sekilas wajah anak-anak itu cukup ceria. Tampaknya mereka sesekali perlu diajak bermain dan berwisata ke luar lokasi, agar anak-anak dapat menikmati suasana berbeda di tempat lain. Demikian pikir kami, sambil berbisik saling minta persetujuan di antara komunitas Bolang. Kawan-kawan tampaknya setuju.

"Apa harapan Ustadz Khalid tentang masa depan panti ini?"Tanya saya. Beliau menjawab sebagai berikut:

"Dalam jangka pendek, berharap bisa berkecukupan. Dalam jangka menengah, anak-anak bisa lulus sekolah hingga SMA. Dalam jangka panjang, kami berharap dapat merekrut anak-anak yang rela membantu meneruskan perjuangan membangun panti asuhan. Kami berharap, bisa MEMBUAT PERKAMPUNGAN ANAK-ANAK-ANAK YATIM, yaitu perumahan yang diperuntukkan bagi mereka selepas lulus SMA agar bisa dengan tenang ikut membantu perjuangan mengembangkan panti ini".

Membuat perkampungan anak-anak yatim? itulah salah satu harapan ustadz Khalid, sungguh mulia. Semoga harapan-harapan itu terkabulkan suatu saat nanti. Amiin.

Itulah sebagian hikmah berkunjung ke panti asuhan, bisa belajar berbagi kasih, menjalin persaudaraan dan mengasah kepekaan sosial secara langsung di tempat penitipan anak-anak yatim piatu. Pengalaman di atas, adalah kisah nyata hasil kunjungan Bolang ke Yayasan Panti Asuhan Al-Mustofa pada hari Minggu, 27 Maret 2016 lalu. Kami layak belajar pada mereka, yang tak pernah putus asa menggantungkan cita-citanya di panti Asuhan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun