Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengeksplorasi Arboretum, Titik Nol Mata Air dan Legenda Sumber Brantas

27 Januari 2016   12:02 Diperbarui: 27 Januari 2016   20:13 3973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawa Timur berpotensi dalam usaha mengurangi efek negatif atas pemanasan global dan perubahan iklim dunia yang berpotensi mengancam kelangsungan kehidupan umat manusia. Sebagaimana disebutkan sumber resmi ini, Propinsi Jatim memiliki Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo yang membentang di empat kabupaten, bermula dari Malang, Mojokerto, dan Pasuran hingga ke Jombang. Tahura berpotensi dapat menyerap dan menyimpan karbon dalam kapasitas besar bila disiapkan dengan tepat, sehingga asa Indonesia menurunkan efek pemanasan global sebesar 26 % hingga tahun 2020 ke depan dapat tercapai.

Ironisnya, data ini menunjukkan bahwa luas hutan campur di Tahura adalah 22.680 ha di tahun 1972, dan berkurang sebesar 2092 ha pada tahun 2004 dan 5854 ha pada tahun 2010. Di lain pihak, luasan lahan tanaman semusim meningkat dari 13 ha pada tahun 1972 menjadi 488 ha di tahun 2004, dan terus meningkat menjadi 578 ha pada tahun 2010. Pun luas lahan belukar dan lahan hutan terganggu meningkat dari 2.178 ha dan 457 ha tahun 1972 menjadi 3683 ha dan 900 ha di tahun 2004. Pada tahun 2010 kedua jenis penggunaan lahan tersebut terus meningkat menjadi 6969 ha dan 1750 ha. Untuk itulah, diperlukan strategi pembangunan yang tepat dengan mengintegrasikan model pembangunan integratif antara ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Salah satu masukan kecil yang paling mungkin dapat dilakukan adalah menggalakkan program rekreasi edukatif di Arboretum. Salah satu caranya adalah mengoptimalkan peran sekolah-sekolah di Malang Raya. Anak-anak sejak dini sudah mulai dikenalkan dengan aneka jenis tanaman, terutama jenis tanaman langka.

Secara periodik, sekolah-sekolah itu bergantian diajak mengunjungi Arboretum Sumber Brantas. Selain bertujuan untuk mengenalkan hutan hijau dengan beragam jenis tanaman langka yang perlu dilestarikan, sekaligus anak-anak dapat berekreasi. Peserta didik dari Jurusan IPA dan IPS selevel SMA misalnya, diberikan kesempatan untuk melakukan riset kecil yang berkaitan dengan Konservasi Sumber Daya Alam dan kehidupan masyarakat sepanjang Kali Brantas.

Itulah kesan dan hikmah mengunjungi ciptaaan Tuhan yang Maha Kuasa, bersama Komunitas Bloger Kompasiana Malang (Bolang) pada Minggu, 24 Januari 2016 lalu. Tidak ada satupun yang sia-sia jika kita dapat mengambil hikmahnya. Wassalam.

 

Malang, 27 Januari 2015.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun