Itulah sebagian pengalaman mengesankan, self story menikmati layanan berelaksasi di DaLa Spa-Alaya Resort Ubud pada hari pertama kunjungan kami. Anda penasaran? Sesekali dong, Anda juga mencoba pergi ke sana!
Refleksi Akhir: Hospitality dan Perempuan Bali
Pengamalan di atas, menunjukkan bahwa keterampilan dan keramahan perempuan Bali memiliki kontribusi yang tak kecil bagi pengembangan jasa pariwisata. Karena itu, mengenalkan Pesona Indonesia perlu diikuti dengan penigkatan mutu keramahan dalam arti sesunguhnya. Keramahan (hospitality) merupakan ruh dalam dunia pariwisata. Produk wisata mesti ramah terhadap semua, ya ramah secara ekonomi, budaya, dan lingkungan. Tak terkekecuali ramah terhadap perempuan itu sendiri. Tanpa hospitality, semua produk yang ditawarkan oleh dunia pariwisata nyaris tak bernilai. Saya berharap, rekreasi yang ramah itu menjadi kebutuhan hidup dan bisa dirasakan oleh kebanyakan masyarakat kita.Â
Pesona alam, modal budaya, dan kerajinan seni merupakan tiga kata kunci daya tarik Ubud. Hal itu antara lain tergambar saat mereka memasak, pergi ke Pura, menari, melukis, membatik dan membuat seni kerajinan tangan. Namun ada sisi lain yang tersembunyi, bahwa pesona Ubud dibalik peran perempuan Bali. Layanan Paket Manis Klepon dan Mandi Tujuh Kembang adalah salah satu contoh pembuka gambaran. Tanpa perempuan Bali, layanan resort kurang bermakna. Perempuan Bali, lebih dari sekedar diperlukan sebagai pemanis dalam pariwisata, kehadiran mereka layak dihormati. Seperti halnya Blanco menghormati kecantikan Ni Ronji, isterinya sendiri yang ia ekspresikan lewat lukisan. Salam Pesona Indonesia!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H