Pada saat saya jalan-jalan keliling kota (25/09/2015), kebetulan kendaraan saya berada tepat di belakang bus Macito yang sedang melewati jalan Ijen, boulevard-nya kota Malang. Bus itu berjalan sangat lambat, agar para penumpangnya dapat menikmati suasana sekeliling “Kota Kembang”. Bus Macito sengaja didesain sedemikian rupa, sehingga memungkinkan para penumpang dapat melihat suasana kota dengan leluasa dari dalam kendaraan. Saat Bus macito berjalan lambat di jalan Ijen dan hendak berbelok ke arah Jalan Semeru, ada waktu beberapa detik bagi saya untuk menjepretnya. Tak saya sia-siakan, Klik… berhasil momen itu saya abadikan dari dalam mobil.
[caption caption="Bus MalangTourCity (Macito) Cuma-Cuma Sedang Mengangkut Tamu Pengunjung di Jl. Ijen Berbelok ke Arah Jl. Semeru Kota Malang/Foto Dikumen Pribadi"]
Tak hanya itu, bagi anak-anak warga kota Malang yang kesulitan bepergian ke sekolah disediakan Bus “Halokes” secara gratis oleh Pemkot Malang. Bila dibaca terbalik, Bus Halokes terbaca Bus Sekolah. Itulah keunikan bahasa “walikan” khas Arek Malang (Arema) atau Ngalamers. Mengapa disediakan Bus Halokes?
Pasalnya, beberapa tahun lalu hingga tahun 2014, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menyebabkan ongkos berkendara makin mahal, termasuk ongkos naik angkutan kota (Angkot). Hukum permintaan dan penawaran bekerja. Jika beaya naik angkutan publik makin naik, sementara pendapatan tetap, maka masyarakat mencari substitusi. Naik sepeda motor merupakan salah satu pilihan, termasuk bagi anak-anak SMP ketika pergi ke sekolah. Sayangnya, pilihan ini ternyata tidak menyelesaikan masalah. Naik angkot ongkosnya mahal, naik sepeda motor dilang polisi. Apalagi, setelah banyak kejadian kecelakaan di jalan yang melibatkan anak-anak. Dilematis. Gimana nih?
Solusinya, Pemkot menyediakan Bus Halokes, terutama diperuntukkan bagi anak-anak kurang mampu. Bus itu beroperasi setiap hari di jam-jam masuk dan pulang sekolah. Bus Halokes dioperasikan sejak pukul 05.30-07.00 Wib untuk keberangkatan, dan pukul 13.00 – 07.00 Wib saat kepulangan anak sekolah, gratis lagi! Inilah salah satu bentuk keramahan sosial dan keramahan ekonomi kota terhadap warganya. Mengenai hal ini, pernah saya tulis dalam artikel berjudul, “Malang Cerdas Sediakan Bus Halokes, Gratis lagi!. Alhamdulillah, artikel itu mendapat apresiasi dari Perusahaan Gas Negara (PGN), Komaps.com dan Kompasiana.
Refleksi Akhir
Itulah gambaran pesona taman-taman di “Kota Kembang” dengan fasilitas pendukung ketersediaan ruang publik yang ramah anak. Kini menanati tantangan baru berupa beaya ekonomi dan non ekonomi pemeliharaan ruang-ruang publik yang baru saja dan akan terus dibangun. Untuk itu, sangat dibutuhkan dukungan dari semua lapisan masyarakat demi terciptanya pembangunan inklusif yang ramah untuk semua, tak terkecuali ramah kepada komunitas difabel. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H