Mohon tunggu...
M supriyadi
M supriyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisip Unsri

Hai! Perkenalkan nama saya M.supriyadi saya adalah mahasiswa fisip unsri yang sedang menjalani studi S-1 Ilmu Hubungan Internasional. Saya tertarik dengan isu-isu sosial yang ada di seluruh dunia. Hobi saya belajar berbahasa inggris dengan cara menonton film yang berbahasa inggris.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perang Rusia Ukraina, Bagaimana Dinamika Geopolitiknya Serta Apa Akar Permasalahannya?

5 Desember 2024   21:27 Diperbarui: 5 Desember 2024   21:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

 Konflik antara Rusia dan Ukraina telah menjadi salah satu isu yang paling menyita perhatian dunia dalam beberapa tahun terakhir. Konflik yang awalnya terjadi pada tahun 2014 kini menjadi perhatian kembali di tahun 2022. Ketegangan yang terjadi di kawasan ini tidak hanya mempengaruhi kedua negara tetapi juga melibatkan aktor-aktor internasional sehingga menciptakan dampak yang signifikan terhadap stabilitas global konflik ini mencerminkan kompleksitas hubungan antar negara yang dipengaruhi oleh sejarah politik kepentingan strategis di wilayah Eropa Timur. Esai ini bertujuan untuk mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika konflik dan juga dampaknya terhadap geopolitik kawasan. Dengan memahami bagaimana awal mulanya konflik yang terjadi, analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai bagaimana konflik ini berdampak pada kawasan Ukraina dan Rusia serta global.

Akar Permasalahan Konflik 

Akar Permasalahan konflik Rusia dan Ukraina sangatlah kompleks. Berawal pada tahun 2014 di mana faktor-faktor seperti isu perbatasan, kaum minoritas Rusia di Ukraina, dan juga energi dan perdagangan Ukraina menjadi salah satu penyebab konflik kedua negara ini (Saeri, Jamaan, Surez, Gayatri, Utami, & Zarina, 2023). Pada tahun 2014 juga terdapat upaya militerisasi Rusia untuk mengambil alih wilayah sepihak atau biasa dikenal dengan aneksasi di wilayah Ukraina timur dan krimea. Tidak hanya itu serangan cyber menjadi salah satu konflik ini terjadi serangan cyber ini berlangsung selama 4 tahun pada tahun 2014 serangan cyber besar-besaran dilakukan oleh Rusia ke Ukraina yang menargetkan infrastruktur publik untuk melemahkan Ukraina sehingga Rusia dapat menganeksasi Ukraina timur dan krimea.

Konflik ini diperparah dengan adanya rencana Ukraina untuk bergabung ke NATO yang membuat Rusia merasa terancam. Tujuan dari Ukraina bergabung ke NATO untuk membangun kembali identitasnya dan mencari afiliasi yang lebih dekat dengan Barat. Alasan mengapa Rusia menyerang Ukraina pada tahun 2022 karena Rusia melihat ekspansi NATO dan kemitraan militer barat dengan Ukraina sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya (Hasnain Qaisrani, Habib Qazi, & Abbas, 2023). Persepsi ini mendorong Rusia untuk mengambil tindakan agresif untuk mempertahankan kepentingan dan pengaruhnya di kawasan tersebut.

Dinamika Geopolitik

 Ukraina memiliki posisi geografis yang strategis sebagai penghubung antara Eropa dan Asia, menjadikannya wilayah penting bagi kepentingan ekonomi, politik, dan militer. Letak ini membuat Ukraina menjadi area persaingan pengaruh antara Rusia dan negara-negara Barat, terutama NATO dan Uni Eropa. Kepentingan strategis ini terlihat dari ketegangan atas perluasan NATO ke Eropa Timur yang dianggap Rusia sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya. 

 Alasan mengapa Rusia menganeksasi crimea adalah karena terdapat nilai strategis di krimina bagi pangkalan armada laut hitam Rusia (Simamora & Setiyono, 2020). Hal ini sangat menguntungkan Rusia karena Rusia dapat memperluas pengaruh regionalnya seperti untuk mengekspor energi dan mempererat hubungan dagang serta meningkatkan peranya sebagai wilayah untuk memberikan pengaruh politik dan ekonomi di wilayah tersebut. Rusia menganggap Ukraina ini penting karena mereka membutuhkan negara ini sebagai transit dari jalur gas mereka ke negara-negara Uni Eropa. Tidak hanya itu Rusia juga menganggap bahwasanya negara Ukraina tidak memiliki pasokan energi yang cukup sehingga mereka bergantung kepada Rusia untuk memperoleh pasokan energinya(Salsabila & Ribawati, 2024).

 Setelah runtuhnya Uni Soviet, banyak negara di bekas wilayah Soviet, termasuk Ukraina, berusaha untuk membangun identitas nasional yang terpisah dari pengaruh Rusia. Rusia, di sisi lain, melihat bekas wilayahnya sebagai area strategis yang harus tetap berada di bawah pengaruhnya untuk menjaga stabilitas dan kekuatan regional. Ukraina, terutama setelah protes Euromaidan pada 2013-2014, menunjukkan keinginan yang kuat untuk berintegrasi dengan Uni Eropa dan NATO. Upaya ini dianggap sebagai ancaman oleh Rusia, yang khawatir bahwa kehilangan pengaruh di Ukraina dan akan mengurangi kekuatan serta statusnya di panggung internasional. Negara-negara Barat, termasuk anggota NATO dan Uni Eropa, telah memberikan dukungan politik, ekonomi, dan militer kepada Ukraina. Ini termasuk sanksi terhadap Rusia, dan menjadi bantuan militer serta dukungan untuk reformasi di Ukraina. Dukungan ini bertujuan untuk membantu Ukraina mengurangi ketergantungan pada Rusia dan memperkuat posisinya di Eropa.

 Konflik ini diperparah dengan hadirnya Amerika Serikat sebagai pihak yang mendukung Ukraina. Bantuan bantuan yang diberikan Amerika Serikat dalam konflik ini sangatlah banyak misalnya Amerika Serikat memberikan dukungan baik dalam bidang pertahanan keamanan dan juga bantuan militer ke Ukraina tidak hanya itu Amerika Serikat juga memberikan bantuan dana bantuan untuk persenjataan pelatihan militer dan sebagai penasihat untuk m menunjukkan dukungannya dan tanggapan terhadap tindakan Rusia yang semakin meluas dalam konflik tersebut. Kepentingan Amerika Serikat dalam konflik ini adalah upaya Amerika Serikat dalam mempertahankan kedudukannya sebagai hegemoni dalam politik dan hubungan internasional (Salsabila & Rinawati,2024).

Keamanan pangan sebagai bentuk dari dampak konflik Rusia Ukraina 

 Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan keamanan manusia, telah membawa dunia kembali menghadapi tantangan yang sudah ada sebelumnya, seperti krisis energi, pandemi Covid-19, dan kendala dalam pengiriman barang, dan bahkan memperburuk situasi tersebut. Akibatnya, tingkat kelaparan global mulai meningkat lagi setelah mengalami penurunan dalam dekade terakhir. Dengan berlanjutnya konflik ini, diperkirakan bahwa masalah kelaparan akan semakin memburuk, yang dapat mengancam kehidupan banyak orang.

 Rusia dan Ukraina secara kolektif menyuplai hampir 30 persen dari perdagangan gandum global dan 12 persen dari total kalori(Hasnain Qaisrani, Habib Qazi, & Abbas, 2023). Namun, konflik ini telah mengakibatkan pembekuan ekspor makanan, termasuk jelai, jagung, dan sejumlah besar pupuk, yang kini terjebak di Rusia dan Belarus. Sebagai hasilnya, harga pangan telah melonjak, berdampak pada petani di seluruh dunia. Kelangkaan biji-bijian dan kenaikan harga sangat mempengaruhi negara-negara pengimpor makanan utama, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara, sehingga menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, mengingat sebagian besar impor makanan negara-negara Afrika berasal dari Ukraina dan Rusia. Negara-negara ini termasuk dalam kategori miskin, dan sejarah menunjukkan bahwa pasokan makanan mereka sering terganggu oleh gejolak sosial politik, di mana banyak negara memberikan subsidi makanan untuk mencegah masalah kelaparan. Konflik yang sedang berlangsung juga mengganggu operasi badan internasional yang menyediakan bantuan makanan bagi negara-negara yang mengalami kelaparan, serta mengurangi volume program makanan mereka akibat biaya yang tinggi, sementara jutaan penerima bantuan pangan terpaksa dikecualikan.

Kesimpulan 

 Konflik ini merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait, termasuk isu perbatasan, keberadaan kaum minoritas Rusia, dan kepentingan energi serta perdagangan. Sejak dimulainya ketegangan pada tahun 2014, Rusia telah melakukan tindakan agresif, termasuk aneksasi Crimea dan serangan siber, yang memperburuk hubungan dengan Ukraina dan negara-negara Barat.

 Dinamika geopolitik di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh posisi strategis Ukraina sebagai penghubung antara Eropa dan Asia, yang menjadikannya target persaingan pengaruh antara Rusia dan negara-negara Barat, terutama NATO. Dukungan politik, ekonomi, dan militer dari negara-negara Barat kepada Ukraina bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Ukraina pada Rusia dan memperkuat posisinya di Eropa. Konflik ini juga memiliki dampak global yang signifikan, terutama dalam hal keamanan pangan, di mana pembekuan ekspor makanan dari Rusia dan Ukraina telah menyebabkan lonjakan harga pangan dan kelangkaan di negara-negara pengimpor utama. Dengan berlanjutnya konflik, tantangan terhadap keamanan manusia dan kelaparan global diperkirakan akan semakin memburuk, menambah kompleksitas situasi yang dihadapi dunia saat ini.

Daftar Pustaka

 Hasnain Qaisrani, I., Habib Qazi, B., & Abbas, H. (2023). A Geopolitical War in Europe: Russia's Invasion of Ukraine and its Implications. Journal of European Studies (JES), 39(1), 1. https://doi.org/10.56384/jes.v39i1.285 

 Saeri, M., Jamaan, A., Surez, M. F., Gayatri, P., Utami, H. I., & Zarina, Z. (2023). KONFLIK RUSIA-UKRAINA TAHUN 2014-2022. Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 8(2), 319-334.

 Salsabila, N. A., & Ribawati, E. (2024). Keterlibatan dan Kepentingan Amerika Serikat dalam Konflik Rusia-Ukraina Tahun 2015-2021. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 10(10), 573-580.https://doi.org/10.5281/zenodo.11472244

 Simamora, B. D., & Setiyono, J. (2020). Perubahan Wilayah Laut Zona Ekonomi Ekslusif Rusia Di Laut Hitam Pasca Aneksasi Krim

ea. Cepalo, 4(2), 81-94.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun