Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, dengan berbagai aspek yang berkaitan dengan keamanan manusia, telah membawa dunia kembali menghadapi tantangan yang sudah ada sebelumnya, seperti krisis energi, pandemi Covid-19, dan kendala dalam pengiriman barang, dan bahkan memperburuk situasi tersebut. Akibatnya, tingkat kelaparan global mulai meningkat lagi setelah mengalami penurunan dalam dekade terakhir. Dengan berlanjutnya konflik ini, diperkirakan bahwa masalah kelaparan akan semakin memburuk, yang dapat mengancam kehidupan banyak orang.
 Rusia dan Ukraina secara kolektif menyuplai hampir 30 persen dari perdagangan gandum global dan 12 persen dari total kalori(Hasnain Qaisrani, Habib Qazi, & Abbas, 2023). Namun, konflik ini telah mengakibatkan pembekuan ekspor makanan, termasuk jelai, jagung, dan sejumlah besar pupuk, yang kini terjebak di Rusia dan Belarus. Sebagai hasilnya, harga pangan telah melonjak, berdampak pada petani di seluruh dunia. Kelangkaan biji-bijian dan kenaikan harga sangat mempengaruhi negara-negara pengimpor makanan utama, terutama di Timur Tengah dan Afrika Utara, sehingga menyulitkan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, mengingat sebagian besar impor makanan negara-negara Afrika berasal dari Ukraina dan Rusia. Negara-negara ini termasuk dalam kategori miskin, dan sejarah menunjukkan bahwa pasokan makanan mereka sering terganggu oleh gejolak sosial politik, di mana banyak negara memberikan subsidi makanan untuk mencegah masalah kelaparan. Konflik yang sedang berlangsung juga mengganggu operasi badan internasional yang menyediakan bantuan makanan bagi negara-negara yang mengalami kelaparan, serta mengurangi volume program makanan mereka akibat biaya yang tinggi, sementara jutaan penerima bantuan pangan terpaksa dikecualikan.
KesimpulanÂ
 Konflik ini merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait, termasuk isu perbatasan, keberadaan kaum minoritas Rusia, dan kepentingan energi serta perdagangan. Sejak dimulainya ketegangan pada tahun 2014, Rusia telah melakukan tindakan agresif, termasuk aneksasi Crimea dan serangan siber, yang memperburuk hubungan dengan Ukraina dan negara-negara Barat.
 Dinamika geopolitik di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh posisi strategis Ukraina sebagai penghubung antara Eropa dan Asia, yang menjadikannya target persaingan pengaruh antara Rusia dan negara-negara Barat, terutama NATO. Dukungan politik, ekonomi, dan militer dari negara-negara Barat kepada Ukraina bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Ukraina pada Rusia dan memperkuat posisinya di Eropa. Konflik ini juga memiliki dampak global yang signifikan, terutama dalam hal keamanan pangan, di mana pembekuan ekspor makanan dari Rusia dan Ukraina telah menyebabkan lonjakan harga pangan dan kelangkaan di negara-negara pengimpor utama. Dengan berlanjutnya konflik, tantangan terhadap keamanan manusia dan kelaparan global diperkirakan akan semakin memburuk, menambah kompleksitas situasi yang dihadapi dunia saat ini.
Daftar Pustaka
 Hasnain Qaisrani, I., Habib Qazi, B., & Abbas, H. (2023). A Geopolitical War in Europe: Russia's Invasion of Ukraine and its Implications. Journal of European Studies (JES), 39(1), 1. https://doi.org/10.56384/jes.v39i1.285Â
 Saeri, M., Jamaan, A., Surez, M. F., Gayatri, P., Utami, H. I., & Zarina, Z. (2023). KONFLIK RUSIA-UKRAINA TAHUN 2014-2022. Dinamika Global: Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 8(2), 319-334.
 Salsabila, N. A., & Ribawati, E. (2024). Keterlibatan dan Kepentingan Amerika Serikat dalam Konflik Rusia-Ukraina Tahun 2015-2021. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 10(10), 573-580.https://doi.org/10.5281/zenodo.11472244
 Simamora, B. D., & Setiyono, J. (2020). Perubahan Wilayah Laut Zona Ekonomi Ekslusif Rusia Di Laut Hitam Pasca Aneksasi Krim
ea. Cepalo, 4(2), 81-94.