Mohon tunggu...
M RYAN HANAFI
M RYAN HANAFI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi

saya adalah orang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan mampu untuk menyesuaikan situasi dengan cepat, saya mampu untuk bekerja dalam tim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perbedaan Budaya Antre Masyarakat Indonesia dan Masyarakat Jepang

14 Juni 2022   20:54 Diperbarui: 14 Juni 2022   21:13 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Budaya adalah sebuah gaya hidup yang terus berkembang dalam suatu kelompok masyarakat dan diwariskan atau diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Sehingga dapat diartikan pula bahwa budaya adalah gaya hidup yang dilakukan sejak lahir bahkan masih dalam kandungan dan terus berjalan hingga meninggal. Apabila budaya sudah dilakukan sejak awal lahir bahkan masih dalam kandungan maka hal tersebut bisa disebut juga sebagai sebuah kebiasaan, disebabkan hal ini terus-menerus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kebiasaan inilah yang menjadi budaya dalam masyarakat. Dan tak lain budaya yang sering kita jumpai adalah budaya antre.   

Antre atau mengantre adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan dan tidak bisa dihilangakan begitu saja dari kehidupan masyarakat dimana hal tersebut bertujuan untuk menunggu giliran ditempat umum contohnya seperti mengantre di bank, di mall, di toilet umum dan lain sebagainya. Mengantre sendiri merupakan sebuah budaya yang dilakukan oleh masyarakat baik di negara maju maupun negara berkembang.

Antre adalah perilaku sosial masyarakat yang dimana masyarakat tersebut memiliki kebutuhan sama dan ingin hal tersebut terpenuhi, tapi karena tuntutan waktu dan keterbatasan sumber daya manusia akhirnya hal ini memaksa untuk setiap orang mengikuti aturan pelayanan secara bergiliran. Terdapat tiga unsur pokok yang harus diperhatikan dari dasar budaya antre yaitu 1.) Unsur minat dan kebutuhan, yaitu antre terjadi karena minat dan kebutuhan sama dan ingin terpenuhi 2.) Unsur keterbatasan, yaitu adanya tuntutan waktu dan keterbatasan sumber daya manusia 3.) Unsur kesepakatan, yaitu pengantre memiliki kesepakatan bahwa yang datang lebih dulu akan mendapat dan dilayani lebih dulu.

Budaya antre sudah dilakukan sejak zaman dahulu yaitu zaman Romawi. Budaya antre berhubungan dengan unsur-unsur tertentu terutama dalam kemajuan pola pikir masyarakat yang sebagai pelaku budaya antre tersebut. Di negara maju pola berpikir masyarakat nya juga tidak jauh dari kata maju sehingga budaya antre pada umumnya berjalan tertib. Sedangkan dalam negara berkembang seperti Indonesia budaya antre belum berlangsung tertib. Sebagaimana seperti yang kita lihat atau asumsikan bahwa masyarakat Indonesia ingin mendapat lebih dulu apa yang di inginkan tanpa melihat bahwa ada orang lain pula yang ingin mendapat hal tersebut.

budaya antre mengandung aspek kedisiplinan dalam artian antre adalah setiap orang dituntut untuk bersikap disiplin, tidak ragu menjalani antrean ditambah dengan aspek tanggung jawab.

Mengantre adalah sebuah kesabaran atau sebuah kesadaran masyarakat untuk bersikap adil pada masyarakat lain, mengantre juga banyak memberikan manfaat bagi sesama seperti melatih kesabaran anak-anak untuk mengendalikan emosinya, belajar menghargai dan menghormati hak orang lain, belajar sopan dan tertib, namun dapat dilihat hal tersebut bertolak belakang seperti yang sudah disebutkan sebelumnya mengenai Indonesia sebagai negara berkembang sehingga budaya mengantre di Indonesia masih kurang ditaati. Contoh kasus terjadi pada seorang petugaa SPBU di Waipare Kabupaten Sikka, NTT yang dipukul oleh anggota TNI hal ini terjadi dikarenakan TNI tersebut menyerobot antrean untuk mengisi BBM lebih dahulu, namun karena petugas SPBU mengarahkan untuk mengantre terlebih dahulu TNI tersebut marah dan memukul korban.

Dapat dilihat dari kasus tersebut hal ini bertolak belakang dengan negara maju tak lain adalah negara Jepang, perbandingan mengantre negara Jepang dengan negara Indonesia sangat berbeda seperti hal-hal berikut ini:

  • Antre saat berada di toilet umum

Di Indonesia masyarakat cenderung lebih tidak sabaran untuk masuk ke dalam toilet dikarenakan sudah tidak tahan lagi untuk buang air, Masyarakat sering memaksa orang lain untuk mengalah sedangkan 

Di Jepang masyarakat akan terus mengantre meskipun dalam hal mendesak 

  • Antre saat berada di bank

Di Indonesia masyarakat cenderung tidak sabaran dan ingin cepat menyelesaikan urusan meraka, jika terlalu lama mereka akan pergi dan mengomel karena pelayanan yang kurang baik sedangkan

Di Jepang masyarakat akan terus mengantre meskipun harus menunggu lama

  • Antre saat membeli makanan 

Di Indonesia masyarakat cenderung tidak sabaran dan merasa menghabiskan waktu, meraka berpikir dapat mencari alternatif lain seperti mencari tempat makanan lain yang berjualan sama seperti dengan apa yang akan dibeli sebelumnya sedangkan

Di Jepang masyarakat akan terus mengantre untuk membeli makanan tersebut karena memang akan membelinya

  • Antre untuk masuk dalam kendaraan umum

Di Indonesia masyarakat lebih tidak sabaran untuk masuk kedalam kendaraan umum dikarenakan anggapan bahwa hal tersebut memperlambat sampai tujuan. Sering terjadi masyarakat mendesak orang lain atau mendorong yang didepan untuk masuk terlebih dahulu dan mengakibatkan orang tersebut jatuh hingga terluka sedangkan

Di Jepang masyarakat akan mengantre untuk masuk dalam kendaraan umum dikarenakan pemikiran mereka yang lebih mengutamakan keselamatan agar tidak terjatuh maupun terluka. 

Dari hal diatas dapat dilihat bahwa terdapat banyak perbedaan budaya mengantre dalam masyarakat Jepang dan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan pola pemikiran yang juga berbeda antara masyarakat Jepang dan Indonesia dimana Indonesia yang masih disebut sebagai negara berkembang memiliki pola pimikiran yang masih kurang baik atau tertib dibandingkan dengan pola pemikiran masyarakat Jepang yang negaranya sudah disebut sebagai negara maju. 

Di Jepang budaya antre sudah diajarkan sedari kecil para orang tua dalam masyarakat Jepang sudah memberikan pengertian mengenai pentingnya mengantre di tempat umum sehingga anak-anak tidak terbebani dan terbiasa mengantre dan hal tersebut menjamin keselamatan bagi semua orang. Berbanding terbalik dengan Indonesia para orang tua tidak terlalu memperhatikan budaya mengantre atau mengajarkan anak-anaknya untuk lebih tertib  hal ini mengakibatkan anak-anak tidak mengerti dan beranggapan bahwa mengantre itu membosankan, melelahkan. Hal inilah yang menjadi perbedaan antre antara masyarakat Jepang dan masyarakat Indonesia.

Di Indonesia budaya mengantre perlu diajarkan sedari kecil melihat betapa pentingnya budaya mengantre akan memberikan dampak positif tersendiri bagi masyarakat maupun negara, masyarakat akan lebih nyaman dan tentram saat mengantre di tempat umum dan hal tersebut mengajarkan untuk saling menghargai orang lain, hal ini juga menjadi pengajaran untuk diri sendiri disaat kita bepergian ke luar negeri kita juga wajib untuk menerapkan budaya antre yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

 

Chairilsyah, D. (2015). Metode dan Teknik Mengajarkan Budaya Antre pada Anak Usia Dini. Jurnal Educhild, 4(2), 79--84.

Nura, J. (2021). Tak Mau Antre Saat Isi BBM, Prajurit TNI Pukul Petugas SPBU di Sikka. SINDONEWS.Com. https://daerah.sindonews.com/read/438304/174/takmau-antre-saat-isi-bbm-prajurit-tni-pukul-petugas-spbu-di-sikka-

1622037954?_gl=1*oxc0v5*_ga*UW1uZ2FmVGR6WGticUE2bFpYc084ZlRYM lEwUDJmNUUtMjF2WENsTnJ3QllZdU5HcVpmQTFTTmFTM2g2SjNRaQ..

Putri, W. D., Firman, & Rusdinal. (2019). Perbandingan Budaya antre antara Indonesia dengan Jepang. Pendidikan Tambusai, 3(6), 1520--1525.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun