Tapi aku jadi ingat, SD kami pernah memiliki talenta melukis yang luar biasa, satu di antara enam belas teman seangkatanku. Ia melukis dengan menggabungkan apa yang ada di pikiran orang-orang yang dimintai pendapatnya, tidak peduli seberapa bertolak belakangnya, menjadi sesuatu yang baru, absurd namun indah. Joni Suprayitno namanya. Andai saja saat ini SD kami mengikuti lomba siswa SD beregu yang menggabungkan cabang akademik, pidato, dan seni, setelah menyelesaikan bagianku aku akan cepat-cepat menuju ruang lomba melukis. Dan jika Joni bertanya kepadaku apa yang sebaiknay ia lukis saat ini, aku akan menyarankan. Lukislah sebuah lukisan dengan tema kehidupan. Sebuah pertandingan bola pingpong antara utopia Arbeloa melawan realita Keith Shadis yang ditonton oleh Pellegrini, Van Gaal dan Solskjaer dan dicatat dalam hikayat yang singkat dan sederhana, Ichthyologist-nya Maggie Tiojakin.
“Dalam hidup, terdapat banyak hal yang tidak dapat dipaksakan sekeras apapun kita mencobanya. Tapi setiap kegagalan bisa jadi merupakan tahapan cerita yang akan membawa pada kesimpulan dari pertanyaan masing-masing.”
Dikatakan oleh seseorang yang amat bijak, dalam perjalanan pulang setelah gagal mendapatkan medali, Medan Agustus 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H