Mohon tunggu...
M Ali Amiruddin
M Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - GURU SLB, PENULIS, TIKTOKER, YOUTUBER, SELEB INSTAGRAM, HAMBA ALLAH

Masih berproses menulis Novel --Kunikahi Wanita Penyihir--Kumpulan Cerpen Tarian Sang Hamba, Apakah Aku Seorang Introvert, Kumpulan tulisan di Kompasiana--Catatan Bang Ali, Maafkan Aku Telah Memikatmu, Sering mendampingi Anak ABK Kentingkat Nasional tapi gak menang-menang. Follow me ig @M. Ali Amiruddin, Fb. M. Ali Amiruddin, Twitter: M_aliamiruddin.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekuntum Mawar Tersisa

3 Juni 2022   17:50 Diperbarui: 3 Juni 2022   18:56 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupandangi ngarai itu dari balik kaca

Berkelebat suara teriakan membahana

Kutanya pada sang Nyonya, Siapa itu?

Ia pun menjawab "bukan siapa-siapa"

Lalu, kemana para putri pelipur lara?

Wajah selayaknya mawar merah di sana

Di pot bunga di sudut rumah Nyonya

Kini tak tersisa, tinggallah batang dan akar saja

Oh, ternyata kau lelaki pelupa

Bunga-bunga telah pergi bersama

Bunga-bunga lain memburu tahta

Setelah sepurnama menyembunyikan raga

Mengapa? Mengapa biarkan lelaki ini terlupa

Kehilangan mahkota, separuh nyawa 

Kini terluka, terhempas tak berdaya

Dalam bilik asmara nan gelap gulita

Lalu, kemana kumbang harus mencari

Sisa untaian kuntum mawar tersisa

Tuk gantikan peluh yang jatuh

Agar hidupnya tak sia-sia

Di sisi lembah lain di sana?

Jawablah Nyonya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun