Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Penulis Novel Islami, Welcome Back to School. Penulis Kumpulan Puisi, Jiwa-Jiwa Penggerak. Belajar Menulis untuk Terus Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bulan Ramadhan Penuh Berkah

25 Maret 2023   10:29 Diperbarui: 1 April 2023   05:18 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canva.com

Bulan Ramadhan Penuh Berkah

Oleh: M. Abd. Rahim

***

Hafizah adalah anak aktif, semoga cerdas dan shalihah. Ramadahan tahun ini usianya menginjak 4 tahun, kosakata dari mulutnya semakin banyak. Sekarang sudah hafal surat pendek dari surat An-Nas sampai dengan Al-Ma'un. Ada yang memanggilnya dia adalah anak yang mahal karena awal keberadaannya di dunia ini dia diciptakan oleh Tuhan melalui usaha orang tuanya dengan cara program hamil (promil). Walaupun orang tuanya masing-masing dari keluarga sederhana, namun mereka rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi dikaruniai buah hati.

Tahun pertama setelah menikah, Ibu Puteri sakit yang sangat mendara. Kalau malam sunyi datang, perutnya melilit dan ia merasa kesakitan berteriak hesteris. Pak Alif, ayahnya pun siap siaga menjaganya hingga mentari pagi bercahaya. Pagi itu juga kedua orang tuanya pergi ke dokter, saat diperiksa mempunyai kejanggalan di dalam perut Bu Puteri, ada kista.  Beberapa kali datang periksa, diberi obat dan vitamin, namun juga belum diberi kesembuhan. Tiap malam, tiap waktu Bu Puteri masih tetap merintih. Pak Alif tak tega, hingga akhirnya memutuskan dan kesepakatan bersama untuk dioperasi.

Setelah bertahun-tahun berperang dengan kista, akhirnya kista di dalam perut Bu Puteri diambil dan diberi kesembuhan. Pada tahun kedua pernikahan, mulai semangat lagi ingin memiliki buah hati. Walau jarak dokter Rachmat Saleh begitu jauh, pak Alif dan Bu Puteri mereka jalani dengan senang hati. Walau melawan panasnya matahari, melawan dinginnya malam dan kadang hujan deras membasahi tubuh mereka. Berjalannya waktu promil masih berlanjut, dan saat itu bertepatan bulan suci Ramadhan. Pak Alif dan Bu Puteri diberi obat oleh dokter Rachmat, beliau juga menganjurkan mereka untuk mengkonsumsi susu Prenagen Esensis dan Pak Alif selain meminum obat dari beliau juga disuruh memperbanyak minum susu milo, dokter Rachmat juga melarang memakan makanan yang berlemak.

Di bulan Ramadhan waktu itu, menjadi bulan untuk serius melakukan promil. Orang tua Hafizah berangkat setelah terawih, dan biasanya pulang saat sahur. Biasanya kalau ingin diperiksa lebih awal maka berangkat dan mendapatkan nomor antrian juga lebih awal, setelah asar. Bu Puteri lebih suka berangkat pada malam hari, karena suasana malam lebih fresh karena sudah berbuka puasa dan selesai menjalankan salat terawih. Kalau sudah menjalankan kewajiban dan kesunahan, maka menempuh jalan yang begitu jauh. Walau jalan macet dipenuhi kendaraan-kendaraan yang besar tetap enjoy dan hati merasa tetap tenang dan nyaman.

Pernah suatu pagi dini hari, pulang dari dokter Rachmat pukul 02.00 an. Jalan yang begitu sepi mengundang para pencuri, dan kurang hati-hati tas dompet milik istrinya yang berisi ATM, HP dan surat-surat lainnya raib dibawa oleh pencuri. Pak Alif sempat mengejarnya, tapi pencuri bersepeda motor tersebut terlalu cepat, hingga akhirnya benar-benar dompet tersebut tak bisa diselamatkan. 

"Gimana yank, kamu tidak apa-apa?" Kata Pak Alif ke istrinya

"Tidak apa-apa yah, kita... lapor polisi saja!" Kata bu Puteri sambil kata terbata-bata. 

Setelah mendatangi kantor pos polisi terdekat, tak ada polisi yang berjaga. Mencoba ke kantor polisi, bertemu salah satu polisi. Namun tak bisa menolong banyak, dia hanya berkata.

"Besok pergi ke kantor polisi wilayah yang menangani daerah mana kalian dicopet, dan minta surat kehilangan di sana!" Pak Alif hanya diam, waktu sahur pun mulai tiba. Orang tua Hafizah tersebut pulang membawa air mata dan kondisi tubuh yang trauma, dan untungnya obat dan dokumen dari dokter Rachmat di tas Pak Alif yang di taruh depan.

Walau trauma pernah kena copet, tidak menghilangkan semangat terus berobat. Selama bulan Ramadhan kedua orang tua Hafizah pergi ke dokter Rachmat kurang lebih empat kali. Setiap minggu obat habis, dan pergi lagi periksa. Dokter Rachmat melihat perkembangan dinding rahim Bu Puteri, bila sudah kuat dan tebal siap dibuahi, maka pak Alif diberi obat yang lain begitu juga bu Puteri. Di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Pak Alif tidak lupa selalu berdoa kepada Tuhan sang Maha segalanya. Kadang di suatu malam isak tangis membasahi pipi Pak Alif, setiap selesai solat dan berdoa Pak Alif membaca Al-Quran dan tak lupa membaca Qs. Alfatihah lalu meniupkan ke tubuh Bu Puteri kurang lebih tiga kali.

Sungguh bulan Ramadhan membawa berkah, segala doa diijabah oleh Allah. Allah telah menambahkan rezeki kebahagiaan yang tiada tara. Doa pak Alif selama ini yang ditunggu-tunggu didengar oleh Allah, istrinya merasa bahagia. Pada suatu pagi, ketika bangun tidur. Bu Puteri mengecek dengan tespek, hasilnya dua garis merah menyala semua.  "Alhamdulillah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun