Setelah mendatangi kantor pos polisi terdekat, tak ada polisi yang berjaga. Mencoba ke kantor polisi, bertemu salah satu polisi. Namun tak bisa menolong banyak, dia hanya berkata.
"Besok pergi ke kantor polisi wilayah yang menangani daerah mana kalian dicopet, dan minta surat kehilangan di sana!" Pak Alif hanya diam, waktu sahur pun mulai tiba. Orang tua Hafizah tersebut pulang membawa air mata dan kondisi tubuh yang trauma, dan untungnya obat dan dokumen dari dokter Rachmat di tas Pak Alif yang di taruh depan.
Walau trauma pernah kena copet, tidak menghilangkan semangat terus berobat. Selama bulan Ramadhan kedua orang tua Hafizah pergi ke dokter Rachmat kurang lebih empat kali. Setiap minggu obat habis, dan pergi lagi periksa. Dokter Rachmat melihat perkembangan dinding rahim Bu Puteri, bila sudah kuat dan tebal siap dibuahi, maka pak Alif diberi obat yang lain begitu juga bu Puteri. Di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Pak Alif tidak lupa selalu berdoa kepada Tuhan sang Maha segalanya. Kadang di suatu malam isak tangis membasahi pipi Pak Alif, setiap selesai solat dan berdoa Pak Alif membaca Al-Quran dan tak lupa membaca Qs. Alfatihah lalu meniupkan ke tubuh Bu Puteri kurang lebih tiga kali.
Sungguh bulan Ramadhan membawa berkah, segala doa diijabah oleh Allah. Allah telah menambahkan rezeki kebahagiaan yang tiada tara. Doa pak Alif selama ini yang ditunggu-tunggu didengar oleh Allah, istrinya merasa bahagia. Pada suatu pagi, ketika bangun tidur. Bu Puteri mengecek dengan tespek, hasilnya dua garis merah menyala semua. "Alhamdulillah"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H