Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Penulis Novel Islami, Welcome Back to School. Penulis Kumpulan Puisi, Jiwa-Jiwa Penggerak. Belajar Menulis untuk Terus Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Menyambut Puasa

15 Maret 2023   16:20 Diperbarui: 15 Maret 2023   18:46 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canva.com

Mereka yang sudah cukup kaya, hidupnya akan tenang. Maka yang lebih indah untuk mereka yang kaya raya, jangan menghambur-hamburkan uang. Tapi buatlah persiapan untuk menyambut dan menambah amal di bulan puasa. 

Tapi, biasanya mereka juga lupa bahwa rezeki yang diberi adalah dari Tuhan. Selain itu, mereka tidak taat beragama yakni tidak menjalankan ibadah puasa. Makan dan minum di sembarang tempat atau di pinggir jalan yang sedikit terbuka.

Aku masih melaju menuju tempat kerja, mendapati orang tua renta memikul barang jualannya. 

"Semoga beliau bahagia menyambut bulan puasa. Ya Tuhan, berilah kemudahan dan kesuksesan dalam kerjanya." Doaku dalam hati

Sebelum menuju jalan raya, aku melewati rumah-rumah yang indah, warna rumahnya unik-unik. Juga ada yang ditambah satu lantai. Bahagia hatiku, mereka sudah berbenah untuk datangnya bulan puasa.

"Beli cet dimana yah!" Tiba-tiba istriku menanyakan apa yang aku pikirkan 

"Seperti biasanya aja ya yank, di toko cat sebelum lampu merah di sana juga banyak pilihannya," jawabku

Sebenarnya sudah lama kami merencanakan bahwa sebelum puasa sudah berbenah rumah dan sudah menambah atap halaman rumah. 

"Gimana, beli cat beberapa kilo nanti dibagi. Untuk ngecat di rumah nenek dan di rumah kita!"

"Rumahnya nenek dulu aja!" Jawab istriku

Aku merasakan sesuatu di dalam benak istri saat menolak usulanku. "Ya Tuhan, berilah kekuatan untuk mengecet rumah nenek, dan bisa membahagiakan keluarga. Semoga Engkau memberi rezeki yang tidak di sangka-sangka." Air mataku menetes di bibir-bibir jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun