Mohon tunggu...
M SibroMalisi
M SibroMalisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin di Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa UNNES Giat 10 Ajak Ibu-Ibu Desa Sedayu Ciptakan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Rumah Tangga

8 Januari 2025   22:37 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan POC (Sumber: Dokumen Pribadi)

Klaten, 22 Desember 2024 -- Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang tergabung dalam kelompok GIAT 10 melaksanakan kegiatan penyuluhan bertajuk pengelolaan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) di Desa Sedayu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Acara ini diadakan di Dukuh Tegalrejo, tepatnya di rumah Ibu Harsi, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT), dan diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga setempat dengan tujuan untuk memperkenalkan cara efektif mengolah limbah menjadi produk ramah lingkungan yang bermanfaat.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan hangat dari Ibu Harsi, yang menyambut baik inisiatif mahasiswa UNNES dalam memberikan penyuluhan mengenai cara-cara sederhana untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair yang berguna. Pupuk organik cair (POC) yang dihasilkan dari limbah rumah tangga ini diyakini dapat membantu meningkatkan kualitas tanah, memperbaiki lingkungan, dan bahkan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa.

Pentingnya Pupuk Organik Cair (POC) untuk Lingkungan dan Ekonomi

Dalam penyuluhan ini, mahasiswa UNNES mengedukasi ibu-ibu tentang berbagai manfaat POC yang terbuat dari limbah rumah tangga. "Limbah organik rumah tangga seperti sisa sayuran, kulit buah, dan daun kering bisa diubah menjadi pupuk cair yang sangat bermanfaat untuk tanaman. Pupuk ini lebih ramah lingkungan dan lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia," ujar salah satu mahasiswa yang memaparkan materi.

Pupuk organik cair tidak hanya berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga berpotensi menjadi produk yang bisa dipasarkan. Mahasiswa UNNES menjelaskan langkah-langkah sederhana dalam pembuatan POC, mulai dari pengumpulan bahan baku, proses fermentasi, hingga pemanfaatannya untuk tanaman. Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan di sekitar rumah, sehingga dapat mengurangi sampah organik yang terbuang.

Praktik Langsung Pembuatan Pupuk Organik Cair

Setelah sesi teori, acara dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan pupuk organik cair. Mahasiswa UNNES memperlihatkan setiap langkah dalam proses pembuatan POC, mulai dari mencampur bahan-bahan dengan air dan bahan tambahan lainnya seperti molases atau pupuk kandang, hingga proses fermentasi yang memerlukan waktu beberapa hari. Peserta juga diajarkan cara menyaring dan menyimpan POC dengan benar agar kualitas pupuk yang dihasilkan tetap baik dan siap digunakan untuk tanaman. 

Proses Pembuatan POC (Sumber: Dokumen Pribadi)
Proses Pembuatan POC (Sumber: Dokumen Pribadi)

Setelah selesai mempraktikan Proses pembuatan POC, mahasiswa memberikan alat dan bahan serta brosur panduan pembuatan POC kepada ibu-ibu rumah tangga agar dapat mempraktikannya langsung dirumah.

Salah satu peserta kegiatan merasa antusias setelah mencoba membuat POC. "Saya sangat senang bisa belajar cara membuat pupuk organik cair. Selain mengurangi sampah rumah tangga, saya juga bisa memanfaatkannya untuk kebun saya sendiri. Kalau hasilnya bagus, mungkin bisa dijual untuk tambahan penghasilan," ungkapnya.

Potensi Pengembangan Usaha Berbasis POC

Selain mengajarkan pembuatan pupuk organik cair, mahasiswa UNNES juga menekankan pentingnya pemanfaatan POC sebagai produk yang memiliki nilai jual. Dengan kualitas yang baik, pupuk organik cair dapat menjadi produk yang diminati oleh petani atau masyarakat yang memiliki kebun.

"Pembuatan POC ini bisa menjadi peluang usaha baru bagi ibu-ibu di Desa Sedayu. Dengan mengolah limbah organik rumah tangga, ibu-ibu bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Kami berharap kegiatan ini bisa membuka wawasan tentang potensi UMKM berbasis produk ramah lingkungan," jelas salah satu anggota GIAT 10.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan tips tentang cara memasarkan produk pupuk organik cair, termasuk pentingnya kemasan yang menarik dan strategi pemasaran yang efektif. Mereka berharap, dengan adanya pelatihan ini, ibu-ibu bisa memanfaatkan potensi lokal untuk mengembangkan usaha yang berdampak pada peningkatan ekonomi keluarga.

Dampak Positif Pembuatan POC untuk Lingkungan

Salah satu manfaat jangka panjang dari pembuatan POC ini adalah pengurangan sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah organik yang selama ini terbuang bisa dimanfaatkan kembali, sehingga mengurangi volume sampah di desa dan membantu menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tanah akan menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan.

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga secara mandiri. Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa berharap ibu-ibu rumah tangga di Desa Sedayu dapat lebih kreatif dalam mengelola sampah organik dan menjadikannya sumber daya yang bermanfaat, baik untuk kebutuhan pribadi maupun sebagai peluang usaha.

Penutupan dan Komitmen Ibu-Ibu Desa Sedayu

Di akhir kegiatan, para peserta menyatakan komitmennya untuk terus mempraktikkan pembuatan POC dan mengedukasi keluarga serta tetangga mereka tentang manfaat dari pengelolaan limbah organik rumah tangga. Mereka juga berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut agar semakin banyak ibu-ibu yang mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengembangkan usaha berbasis produk ramah lingkungan.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, mahasiswa UNNES GIAT 10 berhasil memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Desa Sedayu dalam bentuk pelatihan yang bermanfaat dan berkelanjutan. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya untuk mengembangkan potensi lingkungan dan ekonomi secara berkelanjutan.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun