DARI KANDANG KE LADANG: KOTORAN KAMBING JADI SOLUSI PUPUK ALAMI
lukaran, Gembong, Pati -- KKN PLUKARAN TIM 33 UMK 2024 Berita tentang pembuatan pupuk dari kotoran kambing (kohe) di Desa Plukaran, Gembong, Pati mungkin melibatkan beberapa aspek penting. Secara umum, inisiatif semacam ini dapat memberikan dampak positif bagi pertanian dan lingkungan setempat. Berikut adalah poin-poin yang mungkin termasuk dalam berita tersebut:
Tujuan Inisiatif: Proyek pembuatan pupuk dari kotoran kambing di Desa Plukaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian di daerah tersebut. Pupuk organik ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Manfaat Lingkungan: Pembuatan pupuk organik membantu mengurangi limbah dan polusi, serta mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Ini juga dapat mengurangi pencemaran tanah dan air yang sering terjadi akibat penggunaan pupuk kimia.
Dampak Ekonomi: Proyek ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal dengan mengurangi biaya pembelian pupuk kimia dan meningkatkan hasil panen. Selain itu, inisiatif ini bisa membuka peluang pekerjaan baru di komunitas.
Keterlibatan Masyarakat: Berita ini mungkin mencakup bagaimana masyarakat setempat terlibat dalam proyek ini, baik dalam hal pembuatan pupuk maupun distribusinya. Kegiatan pelatihan dan penyuluhan juga sering menjadi bagian dari proyek semacam ini.
Keberhasilan dan Tantangan: Artikel mungkin melaporkan keberhasilan yang dicapai serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek ini. Ini termasuk aspek teknis, logistik, dan penerimaan masyarakat.
Harapan ke Depan: Untuk pembuatan pupuk dari kotoran kambing (kohe) di Desa Plukaran, Gembong, Pati, harapan ke depan bisa meliputi berbagai tujuan strategis dan perkembangan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa harapan yang mungkin ada :
- Peningkatan Kapasitas Produksi: Ke depan, diharapkan ada peningkatan kapasitas produksi pupuk organik. Ini bisa melibatkan peningkatan fasilitas produksi, teknik fermentasi yang lebih efisien, dan pengelolaan bahan baku yang lebih baik.
- Peningkatan Kualitas Pupuk: Di masa depan, kualitas pupuk organik dari kotoran kambing dapat terus ditingkatkan melalui penelitian dan pengembangan. Ini termasuk peningkatan kandungan nutrisi dan efektivitas pupuk dalam meningkatkan hasil pertanian.
- Ekspansi Pasar: Diharapkan ada ekspansi pasar, tidak hanya di Desa Plukaran, tetapi juga di daerah sekitarnya atau bahkan pasar yang lebih luas. Ini bisa meningkatkan pendapatan dari penjualan pupuk dan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
- Edukasi dan Pelatihan: Meningkatkan program edukasi dan pelatihan bagi petani tentang penggunaan pupuk organik dan teknik pertanian berkelanjutan. Ini akan membantu petani memanfaatkan pupuk secara maksimal dan mengadopsi praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
- Pengelolaan dan Pemeliharaan Lingkungan: Ke depan, diharapkan ada fokus yang lebih besar pada pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan sekitar pabrik pupuk. Ini termasuk pengelolaan limbah dan upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan produksi.
Cara Membuat Pupuk Organik Kotoran Kambing
Bahan:
- 5 kg kotoran kambing kohe
- 1 kg kapur pertanian (Dolomit)
- 1 kg abu/sekam/bekas gergaji
- 4 aqua gelas EM4 (Decomposer)
Alat : Cangkul, Karung, Ember.
Sebelum kita membuat campuran bahan tersebut di atas, kotoran kambing harus kita hancurkan terlebih dahulu dengan memakai alat (mesin) atau manual atau dicampur dengan Urea (1%).
Tahapan Pembuatan :
- Siapkan tempat yang gelap (tidak terkena sinar matahari) untuk menyimpan campuran cairan EM4 dan
- Lakukan proses pencampuran bahan, agar mudah dan merata bisa dilakukan dengan cara membuat lapisan-lapisan.
- Pembuatan lapisan dengan cara menghamparkan kotoran kambing dan setebal 3-5 cm dan taburkan dolomit , abu dan decomposer secukupnya.
- Kemudian siapkan EM4 dari dosis yang ditetapkan yang dilarutkan dalam air Kemudian disiramkan pada lapisan tersebut hingga kadar air mencapai 20% atau bisa diukur dengan cara diremas dengan tangan, air tidak menetes atau bahan organik tidak pecah saat genggaman tangan di buka.
- Buat lapisan berikutnya hingga semua bahan habis, kemudian lapisan di aduk menggunakan sekop atau tangan (yang sudah menggunakan sarung tangan plastik).
- Timbunan ditutup rapat dengan karung dan diikat sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.
- Diamkan selama 10-15 hari. Setelah 10-15 hari, terpal dibuka dan timbunan diaduk dengan tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.
Perkirakan setelah 10-15 hari kompos sudah bisa dibongkar dan diangin-anginkan supaya menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.
Cara Aplikasi pada Tanaman :
Aplikasi pupuk organik untuk tanaman musiman dapat dilakukan bersamaan saat pengolahan lahan, pemupukan pada tanaman tahunan, sebaiknya dibenam pada bagian ujung perakaran, dan setiap tanaman umumnya memiliki ujung perakaran berada tepat di bawah daun paling ujung dari tanaman tersebut. Semakin banyak pupuk organik diberikan semakin meningkat kesuburan tanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H