pamitan yang penuh makna.Â
Setiap periode kepemimpinan seorang kepala daerah selalu diakhiri dengan kata-kataNamun, di balik kata-kata manis tersebut, masyarakat menantikan realisasi janji-janji kampanye yang telah diutarakan sejak awal masa kepemimpinan. Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) yang akan datang kembali menghadirkan harapan dan pertanyaan besar, apakah janji-janji akan terwujud atau hanya menjadi kenangan manis belaka.
Kepala Daerah yang Pamit: Tinggalkan Luka atau Kenangan Manis?
Akhir-akhir ini, kita menyaksikan bagaimana kepala daerah di berbagai daerah melakukan serangkaian acara perpisahan dengan masyarakatnya.Â
Tidak dapat dipungkiri, beberapa di antara mereka berhasil meninggalkan kesan tersendiri di hati warganya.Â
Seolah-olah, mereka tidak ingin berpisah dari jabatan yang telah mereka emban selama beberapa tahun.
Kepala daerah yang memiliki rekam jejak positif, yang mampu menghadirkan perubahan signifikan bagi masyarakatnya, tentu akan meninggalkan luka di hati masyarakat ketika harus mengakhiri masa jabatannya.Â
Mereka adalah sosok yang telah membuktikan komitmennya dalam mewujudkan janji-janji kampanye. Namun, di sisi lain, banyak pula kepala daerah yang hanya meninggalkan kenangan manis semata.Â
Janji-janji kampanye seperti peningkatan kesejahteraan, infrastruktur, dan pelayanan publik yang memadai menjadi sekadar omong kosong yang tak pernah terealisasi.
Pilkada: Harapan Baru atau Kenangan Lama?
Dengan mendekatnya Pilkada, masyarakat kembali dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah.Â