Kawasan kumuh merupakan kawasan permukiman yang telah mengalami penurunan kualitas secara fisik, ekonomi, budaya, dan lokasinya yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Permukiman kumuh mengacu pada aspek lingkungan hunian atau komunitas, dimana permukiman kumuh banyak berkembang di perkotaan baik kota kecil maupun kota besar. Urbanisasi merupakan salah satu penyebab timbulnya peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkendali di suatu wilayah perkotaan, dengan semakin berkembangnya suatu kota maka menjanjikan bagi para kaum urban untuk mencari kehidupan yang lebih baik tanpa memperhatikan lingkungan dimana mereka tinggal.
      Tingkat urban yang terjadi di Kabupaten Pamekasan disebabkan oleh perpindahan orang desa ke kota untuk mengadu nasib mencari kehidupan yang lebih layak. Kedatangan mereka dengan keadaan kekurangan mengakibatkan mereka hidup dengan kondisi seadanya, tidak peduli terhadap lingkungan, pola hidup tidak sehat, dan yang terpenting bagi mereka adalah kebutuhan pokoknya terpenuhi.
      Dalam hal ini dapat terlihat bahwa kondisi lingkungan berpengaruh terhadap penyebab kekumuhan pada masyarakat. Selain itu, masalah ekonomi tidak kalah penting. Permukiman kumuh yang terjadi berbanding lurus pada kondisi ketidakmampuan masyarakat dalam aspek ekonomi. Munculnya permukiman kumuh Di Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan juga disebabkan oleh peningkatan kaum urban yang cukup besar, dengan kondisi perekonomian yang rendah mengakibatkan pola hidup mereka yang kurang bersih dan tidak peduli dengan lingkungan tempat tinggal.
Tedapat 7 indikator yang dapat dikatakan kawasan kumuh yang ada di Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan.
- Bangunan Hunian
Bangunan hunian dipengaruhi oleh 3 subindikator, yaitu keteraturan, kepadatan, dan kelayakan bangunan. Ketiga indikator tersebut dapat menjelaskan kondisi bangunan yang ada di Kecamatan Pamekasan.
Kelurahan/Desa
Keteraturan
Kepadatan
Kelayakan
Barumbat Kota
66
44
86
Gladak Anyar
18
73
76
Jungcangcang
10
98
Parteker
12
188
60
Patemon
21
36
63
Panempan
83
230
69
Nyalabuh Daya
45
11
50
- Aksesibilitas Lingkungan
Analisa aksesibilitas lingkungan terlihat pada berapa persen jaringan jalan yang sesuai persyaratan teknis dibandingkan dengan panjang jaringan jalan yang ada dan lebar jalan yang lebih dari 1,5 m.
Kelurahan/Desa
Pelayanan
Kualitas
Barumbat Kota
89
83
Gladak Anyar
96
64
Jungcangcang
94
74
Parteker
100
81
Patemon
100
80
Panempan
79
54
Nyalabuh Daya
100
67
- Pelayanan Air Minum/Baku
Analisa pelayanan air minum/baku dipengaruhi oleh 2 sub-indikator yaitu terkait dengan penyediaan air minum, mandi, cuci pada masyarakat dan kelayakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat. Dimana keterpenuhannya masih dipengaruhi oleh kondisi geografis, serta jarak dengan sumber mata air.
Kelurahan/Desa
Akses Air Minum
Ketersediaan
Barumbat Kota
97
100
Gladak Anyar
100
100
Jungcangcang
39
95
Parteker
100
100
Patemon
100
100
Panempan
100
100
Nyalabuh Daya
100
24
- Kelayakan Drainase
Kondisi drainase lingkungan dilihat berdasarkan intensitas terjadinya genangan dan kualitas minimum yang dimiliki.
Kelurahan/Desa
=\Alian Air
Drainase
Hubungan Drainase Perkotaan
Kualitas
Barumbat Kota
100
65
51
54
Gladak Anyar
100
77
30
51
Jungcangcang
100
78
29
70
Parteker
100
100
100
Patemon
100
71
14
Panempan
100
54
54
Nyalabuh Daya
100
100
83
- Kelayakan Sanitasi
Analisa pengelolaan sanitasi (air limbah) dilihat berdasarkan ketersediaan akses jamban sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septic-tank), serta adanya saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang terpisah dengan saluran drainase lingkungan. Apabila saluran sanitasi di Kecamatan Pamekasan belum memiliki saluran yang terpisah dengan saluran drainase, maka kondisi ini dapat memberikan dampak pencemaran pada lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Kelurahan/Desa
Sistem Pengelolaan
Sapras
Barumbat Kota
100
94
Gladak Anyar
100
73
Jungcangcang
100
95
Parteker
78
46
Patemon
100
67
Panempan
88
46
Nyalabuh Daya
100
28
Â
- Kelayakan Pengelolaan Sampah
Berdasarkan fakta yang ada di Kabupaten Pamekasan, sebagian besar sampah rumah tangga masih diolah dengan cara tradisional, yaitu melalui pembakaran dan juga dibuang ke sungai. Pengangkutan sampah rumah tangga menuju TPS yang optimal hanya dilakukan pada wilayah administrasi kelurahan, sedangkan untuk wilayah administrasi desa masih bersifat tradisional.
Kelurahan/Desa
Pelayanan
Kualitas
Barumbat Kota
50
Gladak Anyar
Jungcangcang
50
Parteker
Patemon
Panempan
Nyalabuh Daya
0
- Keamanan Kebakaran
Berdasarkan Fakta yang ada di Kabupaten Pamekasan, hampir semua kelurahan/desa belum memiliki sarana pengamanan bahaya kebakaran
Kelurahan/Desa
Pengelolaan
Sistem pengulahan
Pemeliharaan
Barumbat Kota
100
100
100
Gladak Anyar
100
Jungcangcang
100
10
100
Parteker
2
Patemon
100
67
100
Panempan
Nyalabuh Daya
       Berdasarkan hasil analisa terhadap 7 indikator kumuh yang terdapat di Kecamatan Pamekasan bahwa tingkat kekumuhan pada tiap kelurahan/desa berbeda-beda, sebanyak 6 kelurahan/desa teridentifikasi sebagai kawasan dengan tingkat kekumuhan sedang, dan hanya kelurahan Barurambat Kota yang memiliki tingkat kekumuhan ringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H