Ketika lubang hitam itu hampir menutup sempurna, mereka berdua telah berada didalamnya. Pertempuran itu akhirnya dimenangkan oleh Teana. Sesaat setelah pertempuran berakhir, para pengikut Teana kebingungan mencari mereka.
"Tuan Galata. Dimana Tuan?" teriak Shahed.
"Tuaaan. Tuan dimana?" teriak Almeera mencari Teana.
Gerbang Kota Hegra kini sepi. Tidak ada bunyi pedang dan perisai. Langit kembali cerah. Bulan kembali bersinar. Menyinari kemenangan Teana malam itu.
***
Sementara itu, tubuh Teana dan tubuh Galata telah berada didalam sebuah lorong hitam yang sangat panjang. Mereka berdua melayang-layang didalamnya. Bergerak mengalir seperti aliran sungai. Menuju ke sebuah titik didepan mereka. Sebuah titik yang terlihat makin terang dan terang. Hingga akhirnya titik itu berubah menjadi sebuah lubang yang dipenuhi cahaya putih. Tepat saat mendekati lubang itu, Teana dan Galata bersiap-siap untuk melompat keluar.
Kini Teana dan Galata telah berada di Kerajaan Yodh. tepatnya mereka berada di depan gua yang dahulu pernah Teana kunjungi.
"Aviynu Sheb Bash Shamayim, Yitqad Deish Shimkha
Ba'arets Ka'asher Na'asah Vash Shamayim" ucap Teana pelan.
Air terjun itu tersibak. Sebuah pintu terbuka lebar. Mereka masuk kedalam gua. Tepat seperti dugaan Teana, Patung Dewa Dhushara tersimpan aman dibawah kaki Dewa Temenos.
"Maafkan kami Dewa, maafkan." gumam Teana dalam hati.