Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melatih Emosi, Mengapa Tidak?

11 Mei 2019   10:37 Diperbarui: 11 Mei 2019   11:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : mindful.org

Marah, sedih, senang, gembira dan berbagai macam emosi yang kita miliki bisa dilatih seperti halnya kita melatih otot di pusat kebugaran. Terdengar aneh ya? Mari kita simak ulasan berikut.

Latihan emosi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir kita tentang segala emosi yang kita rasakan. Sehingga ketika pikiran kita dilanda oleh emosi -- emosi yang masuk, kita akan siap untuk mengelola emosi itu menjadi lebih baik.

Berikut penulis uraikan 3 jenis latihan untuk melatih emosi kita, diantaranya :

1. Latihlah kesadaran dan pikiran fokus kita dengan meditasi.

Fokus adalah jalan menuju pikiran. Dengan memfokuskan diri dalam menghadapi emosi yang kita rasakan, pikiran kita akan menjadi jernih dan mampu berpikir dengan baik.

Cara untuk melatih folkus kita adalah dengan bermeditasi. Mulailah bermeditasi setiap hari secara bertahap dan konsisten. Karena dengan meditasi, pikiran kita akan semakin tajam dan jernih.

2. Gantikan pola pemikiran negatif dengan mengubah pola pikir kita.

Cara kita berpikir dan cara kita menyikapi pikiran tersebut akan berdampak pada emosi kita. Oleh sebab itu, kita perlu mengubah cara pikir kita agar lebih waspada terhadap emosi negatif yang menyerang pikiran kita.

Ketika orang lain membuat emosi kita naik / turun, kita harus mengidentifikasinya terlebih dulu. Jangan merespons emosi tersebut secara langsung. Kemudian secara perlahan kita atur emosi kita dengan cara menarik napas yang panjang dan dalam agar emosi kita sedikit tenang.

Setelah pikiran kita tenang dan jernih, barulah kita merespons emosi negatif yang datang dari luar tersebut.

Dengan menerapkan pola seperti diatas, pelan -- pelan kita bisa menjinakkan emosi kita dan bisa bersikap lebih tenang dalam menghadapi masalah.

3. Buatlah sebuah hubungan yang lebih baik dengan emosi kita.

Banyak orang yang tidak bisa berteman baik dengan emosi mereka sendiri. Seperti marah -- marah jika mendapat emosi negatif dari luar. Bersedih yang teramat dalam ketika mendapat kabar buruk.

Ketika suatu keadaan terasa buruk, bukan berarti itu akan berdampak buruk bagi kita. Yang memperburuk keadaan adalah pemikiran kita. Respon kita dalam menilai keadaan yang terjadi di sekitar kita. Karena perlu kita tahu bahwa penilaian kita terhadap sesuatu bergantung pada otak kita. 

Ketika kita terbiasa merespons pemikiran negatif dengan emosi takut, sedih dan lain -- lain, otak kita akan secara otomatis merekam kejadian tersebut. Dalam jangka panjang akan membentuk pola pikir kita. Pada akhirnya emosi yang kurang sehat tersebut akan berdampak buruk pada diri kita.

Agar hal itu tidak terjadi, kita harus bisa menerima emosi yang menyerang pikiran kita. Terutama emosi -- emosi negatif. Mulailah bertoleransi terhadap emosi negatif yang kita rasakan. Mulailah belajar mengenali segala macam emosi yang membuat kita merasa tidak nyaman. Dengan kita mengenalinya secara baik, kita akan sehat secara mental dan sehat secara fisik.

Sudahkah kita melatih emosi kita hari ini?

Salam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun