***
Keesokan paginya...
"Berhati -- hatilah pendeta, jaga dirimu baik -- baik."
"Terimakasih. Aku akan segera kembali dalam beberapa hari lagi." jawab Pendeta Ayham. Lalu pendeta itu masuk kedalam kereta unta miliknya. Beberapa saat kemudian kereta itu telah meninggalkan Kuil Qasr Al Binth.
Seorang pengikut Yodh berdiri tak jauh dari pintu gerbang Kuil Qasr Al Binth. Cukup lama ia berdiri dari balik batu besar tak jauh dari kuil. Ia mengamati setiap detail gerakan mereka dari jauh. Mendengarkan dengan jelas perkataan yang keluar dari mulut kedua pendeta itu dengan indera pendengaran seorang jin yang tajam. Ia sengaja berada disana selama beberapa hari terakhir untuk memata -- matai kuil itu. Mencari kesempatan yang tepat agar bisa melacak kembali keberadaan patung Dewa Dhushara disana.
Setelah beberapa saat, kereta itu terlihat mulai jauh meninggalkan kuil. Pengikut Yodh memanfaatkan kesempatan ini. Dengan mantra sihirnya, ia mengubah wujudnya sama persis dengan sang pendeta tanpa cela sedikitpun. Lalu ia berjalan keluar dari tempat persembunyiannya dan masuk kedalam kuil.
Pendeta penjaga yang mengantar kepergian Pendeta Ayham merasa kaget. Ia tidak menyangka Pendeta Ayham kembali secepat itu.
"Tuan, mengapa Tuan kembali secepat ini?" tanya pendeta penjaga kuil.
Pengikut Yodh pun sedikit gusar sebab ia sendiri tidak tahu untuk apa ia kembali ke kuil. Sehingga ia memutar otaknya untuk mencari alasan yang masuk akal. Tiba -- tiba matanya tertuju pada sebuah jubah lusuh yang menggantung di dinding kuil.
"Oh... Iii.. Itu aku hendak mengambil jubahku. Apa kau masih menyimpannya?" ucapnya sambil memandang kearah jubah lusuh itu.
"Jubah kebesaran pendeta masih kami simpan. Apakah Pendeta Ayham hendak mengambil jubah itu?" tanya pendeta penjaga kuil.