"Percayalah, selama ada niat yang kuat kau pasti bisa melalui semua ini. Ramalanku tidak akan meleset." ucap Simkath tegas dengan nada yang sangat meyakinkan.
"Terimakasih Tuan, saya pamit dulu."
"Tunggu sebentar..." ucap Simkath.
"Ada apa Tuan?"
"Apakah kau tahu dimana pelabuhan terdekat disini?"
"Ada Tuan, berjalanlah ke arah Utara. Dalam waktu kurang dari satu jam, Tuan akan sampai disana."
"Terimakasih, ini sebagai imbalan atas informasi yang kau berikan." ucap Simkath sambil menyerahkan sebotol minyak wangi Myyrh miliknya.
Hanya dalam sepekan, uang telah terkumpul banyak. Mengisi kantung -- kantung uang miliknya.
"Sepertinya aku harus segera berangkat ke Pulau Siprus. Aku tak akan menunggu lama agar bisa membalaskan dendamku." ucap Simkath dengan gigi gemeretak dan tangan mengepal. Kemarahan telah menguasai dirinya.
Siang itu Simkath segera mengemasi barangnya. Membawa apa saja yang ia perlukan. Setelah semuanya beres, ia segera menuju pasar untuk memesan sebuah rantai kalung lengkap dengan pengikat liontin pada seorang pengrajin perak.
Keadaan pasar cukup ramai. Banyak pedagang berlalu lalang. Mereka mengenakan jubah untuk menghindari panas yang menyengat. Dilengkapi dengan turban bagi lelaki dan kerudung bagi wanita.