Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Simkath (Part 15)

9 Januari 2018   08:17 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:41 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan benar saja, pahatan itu mulai bergeser sedikit demi sedikit dari posisinya semula. Hingga akhirnya ia berhasil melepaskan pahatan itu dari dinding gua.

"Dapat..." ucapnya dalam hati.

Lelaki itu mengamati pahatan berbentuk persegi yang berada di tangannya. Membolak -- balikkannya. Dan tiba -- tiba matanya silau karena terpaan cahaya hijau dari bagian belakang pahatan. Sebuah batu rubi berwarna kehijauan. Rubi itu berbentuk segitiga. Menempel dibagian belakang pahatan batu yang ia bawa.

"Indah sekali rubi ini." gumamnya.

Ia segera mencungkil batu rubi itu menggunakan jari kirinya. Lalu memasukkannya kedalam saku bajunya. Ia ingin menggunakannya sebagai liontin kalung.

Sesaat setelah ia berhasil mencungkil rubi itu, tiba -- tiba lantai gua bergerak -- gerak. Dinding -- dinding gua mulai runtuh sedikit -- demi sedikit mengeluarkan banyak debu.

"Ada apa ini?" Apa yang terjadi?" ucap lelaki itu kebingungan.

Tanpa berpikir panjang, ia segera mencari jalan keluar. Ia bergegas berlari menuju pintu gua tempat ia masuk pertama kali. Ia membungkukkan badannya lalu merangkak cepat kedalamnya. Kali ini ia nampak kesulitan. Sebab ia membawa pahatan batu itu di tangan kirinya.

"Aku harus cepat meninggalkan gua ini," ucapnya lirih.

Dalam hitungan menit, gua itu mulai runtuh. Dinding gua mulai retak dan menjatuhkan bebatuan seiring dengan suara bergemuruh dari dalam gua.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya lelaki itu berhasil keluar. Kemudian ia merapikan jubahnya yang acak -- acakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun