“Maaf Tuan, apakah kau penjual domba – domba ini?” tanya Aairah kepada lelaki itu.
“Benar Nyonya, ada yang bisa aku bantu?” jawab si lelaki bersorban hijau.
“Tuan, pilihkan aku satu domba yang terbaik yang Tuan punya.” ucap Aairah setelah ia membuka kerudung penutup kepalanya.
“Domba untuk keperluan apa Nyonya?” tanya penjual domba.
“Persembahan.” jawab Aairah singkat.
“Tunggu sebentar Nyonya, akan saya carikan.” jawab penjual domba. Lalu ia masuk kedalam tendanya.
Di pagi hari yang agak panas itu, Aairah dan Hamra hendak berdo’a di Al Khuraimat. Setelah kemarin ia berdo’a di Al Khazneh, ia ingin berdo’a lagi disana.
Berharap kali ini Dewi Uzza akan mendengarkan do’a nya. Ia ingin segera diberi seorang keturunan.
Tak lama kemudian kembalilah penjual domba sambil membawa seekor domba berwarna putih yang gemuk dan sehat.
“Ini Nyonya, domba terbaik yang aku punya. Domba ini sangat cocok untuk persembahan kepada dewa.” ucap pemilik domba.
Kesepakatan antara keduanya terjadi. Aairah menyetujui harga yang ditawarkan pemilik domba.