Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Matinya Seorang Penari Ular

5 April 2016   11:24 Diperbarui: 5 April 2016   17:13 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="King Cobra Klik atenebris.deviantart.com/art/White-snake-337548672"][/caption]

 

Cintaku klepek – klepek sama dia.

Sayangku klepek – klepek sama dia.

Braaaakkk…..

Konser musik itu mendadak riuh. Alunan organ tunggal berhenti. Pemain gitar sontak kaget melihat sang penari ular jatuh tergeletak dengan bibir membiru. Mata membelalak dengan ular King Kobra masih melilit di tubuhnya.

“Tolong… Siska sekarat…” teriak Hartono sang gitaris.

Semua kru di panggung membopong tubuh Siska yang mulai membiru. Konser sesaat dihentikan. Satpol PP naik ke panggung untuk menenangkan keadaan. Ularpun ditangkap dan dimasukkan kedalam karung. Event Organizer menyiapkan penyanyi cadangan. Tidak kurang dari satu jam penonton pun bergoyang ria lagi seperti tidak ada masalah sebelumnya.

Sementara itu di belakang panggung para tim medis setempat sangat sibuk memberikan pertolongan pertama. Antibiotik terbaik disuntikkan ke tubuh Siska. Namun sayang Tuhan berkehendak lain. Darahnya berhenti mengalir. Denyut nadinya hilang entah kemana. Jantungnya berhenti berdetak. Seperti konser musiknya. Malam itu roh siska terlepas dari raganya.

“Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa saudari Siska” Ucap salah seorang tim medis yang memvonis Siska mati karena bisa ularnya.

“Siskaaaaaa……” isak tangis Rini pecah malam itu. Dia memeluk tubuh kaku Siska yang sudah tidak bernyawa. Membiru. Sebiru kisah hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun