“Tsukiyaki? Bonanza? Ehm… apa ya? Aku jadi penasaran”.
“Taste Paradise Restaurant sayang”.
“What? That’s amazing honey”.
“Of course, It’s all just for you”.
“Thank you honey” ucapku seraya memeluk dan menciumnya dalam mobil.
Bagi wanita sepertiku, berkenalan dengan pria seperti mas Bram adalah sebuah keberuntungan. Orangnya baik, ramah, sopan dan pengertian. Memang secara umur dia 5 tahun lebih tua dariku. Sehingga dia bisa mengerti aku. Membimbingku dan memberiku kasih sayang yang belum pernah aku dapatkan dari lelaki macam manapun di dunia ini.
Secara materi dia sangat mapan. Mobil mewah, apartemen berkelas hingga barang – barang bermerek. Tak jarang mas Bram memberiku hadiah tas, arloji dan perhiasan. Hal inilah yang membuatku makin sayang padanya. Bukan karena aku materialistis, namun perhatiannya padaku yang membuatku jatuh hati dan makin sayang pada mas Bram.
“Makasih ya sayang, malam ini aku senang sekali” ucap mas Bram malam itu.
“Iya mas, aku juga. Malam ini kamu benar – benar perkasa” balasku seraya memeluk dan menciumnya.
“Mulai sekarang kau jangan berkeliaran lagi ya? Jangan mencari yang lain lagi” ucap mas Bram padaku.
“Tergantung mas, aku akan berhenti dari dunia malam kalau kamu menyayangiku. Selama 5 tahun ini aku belum pernah menemukan sosok pria sepertimu mas” balasku seraya berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang lengket sisa percintaan kami semalam.