Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing Betina yang Kesepian di Musim Kawin

3 April 2016   21:28 Diperbarui: 3 April 2016   22:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Halloween Black Cat Art sumber gambar https://www.pinterest.com"][/caption]

Cinta mati harus dijaga sampai mati

Jangan sampai ke lain hati

Nanti jadinya patah hati

Hati – hati menjaga hati

Hentakan musik itu menembus tulang telingaku. Bukan kesenangan yang terdengar. Bukan pula alunan musik yang bergetar. Namun telingaku terasa nanar. Betapa tidak, lelaki yang selama ini aku cintai, lelaki yang setiap malam menghangatkan malam – malam dinginku, mengusir sepiku dan membasahiku dengan cintanya, kini telah pergi. Entah kemana aku tak tahu rimbanya.

***

“Boleh aku temani minum?”.

“Hmmm… siapa ya?”.

“Kenalkan, namaku Bram”.

“Oh Bram….”.

“Malam – malam begini minum di bar sendirian?”

“Lagi sepi” jawabku singkat.

“Mau aku temani?”

Tujuh bulan lalu kami berkenalan di sebuah diskotik di bilangan Jakarta Selatan. Singkat namun membekas. Dialah lelaki yang selama ini aku idamkan. Berbeda dengan tipikal pria pada umumnya. Dia sangat sopan. Penampilannya klasik namun elegan. The Great Gatsby. Ya… setidaknya itulah penggambaranku tentangnya.

“Lagi dimana?”.

“Di tempat biasa mas”.

“Jalan yuk?”.

“Boleh”.

Seperti malam – malam sebelumnya, kami berdua menghabiskan malam bersama. Disebuah tempat yang romantis. Namun malam ini tempatnya berbeda.

“Kita mau makan kemana mas?”.

“Ehm… coba tebak “.

“Tsukiyaki? Bonanza? Ehm… apa ya? Aku jadi penasaran”.

“Taste Paradise Restaurant sayang”.

“What? That’s amazing honey”.

“Of course, It’s all just for you”.

“Thank you honey” ucapku seraya memeluk dan menciumnya dalam mobil.

Bagi wanita sepertiku, berkenalan dengan pria seperti mas Bram adalah sebuah keberuntungan. Orangnya baik, ramah, sopan dan pengertian. Memang secara umur dia 5 tahun lebih tua dariku. Sehingga dia bisa mengerti aku. Membimbingku dan memberiku kasih sayang yang belum pernah aku dapatkan dari lelaki macam manapun di dunia ini.

Secara materi dia sangat mapan. Mobil mewah, apartemen berkelas hingga barang – barang bermerek. Tak jarang mas Bram memberiku hadiah tas, arloji dan perhiasan. Hal inilah yang membuatku makin sayang padanya. Bukan karena aku materialistis, namun perhatiannya padaku yang membuatku jatuh hati dan makin sayang pada mas Bram.

“Makasih ya sayang, malam ini aku senang sekali” ucap mas Bram malam itu.

“Iya mas, aku juga. Malam ini kamu benar – benar perkasa” balasku seraya memeluk dan menciumnya.

“Mulai sekarang kau jangan berkeliaran lagi ya? Jangan mencari yang lain lagi” ucap mas Bram padaku.

“Tergantung mas, aku akan berhenti dari dunia malam kalau kamu menyayangiku. Selama 5 tahun ini aku belum pernah menemukan sosok pria sepertimu mas” balasku seraya berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang lengket sisa percintaan kami semalam.

***

Seminggu kemudian…

Ping

May… maafkan aku

Ya mas, kenapa minta maaf?

Sepertinya kita harus sudahi hubungan terlarang ini

Maksud mas?

Istriku mengetahui hubungan kita. Dia membaca pesan BBM yang kukirim ke kamu semalam. Aku lupa menghapus chat history nya May.

Tapi mas… kenapa harus begini? Aku sudah terlanjur mencintaimu mas…

Maafkan aku May, aku tidak bisa berpisah dengan istriku dan anakku May. Jaga dirimu baik – baik May….

Maaaassss…. Tungguuuuu….

Blank screen…

***

Malam ini adalah malam dimana kau memutuskanku. Malam yang akan selalu aku ingat seumur hidupku. Tanpa hati kau memutuskanku. Menghilang dariku. Seperti layar BBM ku yang mendadak blank setelah chat terakhir kita.

“Aaaahhh… ternyata semua lelaki sama saja” gerutuku dalam hati sambil meneguk Whisky terakhirku.

Kemarin malam aku kawin, malam inipun kawin. Besok malampun aku kawin lagi. Seolah – olah setiap hari adalah musim kawin bagiku. Tak terhitung berapa banyak kucing jantan yang sudah kawin denganku. Setelah aku di kawini, mereka lalu pergi setelah mencium keningku dan menyelipkan berlembar – lembar uang kedalam belahan dadaku. Dan seperti biasanya. Hatiku sepi kembali.

Mungkin ini memang salahku. Tak sungguh – sungguh menjaga cinta matiku. Kebodohanku yang tak bisa menjaga hatiku agar tak disakiti laki – laki lagi. Namun apa dayaku. Takdir sudah menancapkanku disini. Di kelam malam. Dalam pelukan lelaki yang butuh kehangatan. Lelaki yang menginginkan aku mendesah hingga mampu membuatnya bergairah hingga basah lalu hilanglah semua gundah. Beginilah diriku, seekor kucing betina yang kesepian di musim kawin.

Ping...

Kawin yuuukk...

Berani berapa Mas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun