“Iya juga sih”. Balasku
“Sudahlah Joe. Nggak perlu dibahas. Temani aku malam ini ya !” pinta Sandra yang segera aku setujui dengan anggukan kepalaku.
Tak berselang lama setelah kami membersihkan diri, kami menuju ranjang untuk segera melepas penat. Melepas beban hidup yang sesak menghimpit dada dan mereguk kenikmatan dunia. Tubuhku dan tubuhnya menyatu dalam cinta. Cinta terlarang tepatnya. Cinta yang hanya butuh pelampiasan sesaat saja. Bukan cinta sesungguhnya. Nafasku dan nafasnya menyatu dalam dingin malam itu. Bibirku dan bibirnya bertemu. Bertemu untuk melepas kerinduan yang lama tak tersalurkan.
Malam itu hanya milik kita berdua. Ya, milikku dan milik Sandra seutuhnya. Persetan dengan suami Sandra yang selalu meninggalkannya di hari – harinya yang sepi. Yang selalu memaksaku datang kepada Sandra hanya untuk mengisi kekosongan hatinya. Dan seperti biasa, malam itu sama seperti sebelum – sebelumnya. Selalu berakhir dengan teriakan, rintihan dan lendir.
PING….
BBMku berbunyi.
Makasih sayang, kamu hebat sekali semalam.
Aku tersenyum puas dan aku balas,
Makasih juga transferannya. Sudah aku terima.
Setelah itu di HPku muncul emoticon kiss.