Mohon tunggu...
Mahameru
Mahameru Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Oh, Bangsa Bebal... Kesudahannya Semakin Dekat

13 Maret 2016   07:39 Diperbarui: 13 Maret 2016   08:44 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak Ada Obat

Tidak ada penyakit yang mestinya kita hindari kecuali bebal. Ada baiknya kita merenungkan pendapat imam Syafii, yang mengatakan "setiap penyakit pasti ada obat yang akan menyembuhkannya, kecuali sifat bebal dan keras kepala, ia hanya akan membuat orang yang ingin menyembuhkannya putus asa dan kelelahan".

Jadi jelas sudah, kita tak bisa berharap banyak pada si bebal. Dia tak punya empati pada sesamanya betapapun kebiadaban telah menimpa saudaranya di depan matanya. 

Bangsa bebal tak punya ideologi, yang ada hanyalah ego yang di doktrin. Kematian akan cepat menjemputnya sebab hidupnya hanya menyalahkan orang lain. Tak perlu kerja keras untuk mendoakannya berubah. Ia hanya sebentar menginap di alam yang suci nan indah ini.

Lihat betapa nelangsanya Hatta Taliwang dengan fenomena bebalnya kita..."Ini jadi bukti betapa hinanya rakyat Indonesia di mata Penguasa dan kebalnya kesadaran serta empati masyarakat atas derita sesamanya. Peristiwa sedramatis dan setragis apapun yang terjadi di negara ini cuma jadi bacaan dan tontonan," kata Koordinator Gerakan Diskusi 77/78, M Hatta Taliwang, kepada Rakyat Merdeka Online(Kamis, 11/8). 

Kata Hatta, publik memang tersentuh bila melihat perderitaan sesamanya. Namun cuma tersentuh sesaat, lalu dilupakan dan menunggu bacaan atau tontonan yang lebih seru lagi berikutnya. 

Jelas, nasib kesudahan orang atau bangsa bebal adalah urusan waktu. Jika suatu bangsa sudan menjadi bebal maka itu pertanda kesudahannya akan dekat. Lebih jelas kita lihat dalam Yesaya 6:1-13...

"Yesaya bahwa dia akan "gagal" dalam menjalankan tugasnya. Bangsanya tidak akan mendengarkan kata-katanya. Walaupun mereka mendengar, mereka tidak akan mengerti ; walaupun mereka melihat, mereka tidak akan tanggap. 

Mereka akan tetap bersikukuh dengan pandangan mereka, pemahaman mereka, cara hidup mereka. Lebih parah daripada Firaun di Mesir, nampaknya tidak ada yang bisa mengubah pemahaman dan sikap hidup mereka yang sudah begitu rusak"

Oh....bangsa bebal, takdir Tuhan ternyata telah menyertaimu. Semua ketentuan adalah datang dari Tuhan. Tak perlu risau dan tak perlu bimbang. Kita berbahagia ada ditengah bangsa bebal. Sebab itu adalah sebagai bentuk ujian yang luar biasa selaku hamba Tuhan.

Ams 17:12. Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun