Di tiga edisi gelaran Piala Dunia itulah terlihat Messi seperti 'bekerja sendirian'. Dan mungkin, dalam hatinya, Messi berharap ia bisa mendapatkan rekan setim yang akan mendukungnya seperti yang ia dapat di Barcelona.
Kehancuran Brazil di gelaran Piala Dunia 2014 yang dipermalukan Jerman dengan skor telak 7-1 di depan publik Brazil, juga performa yang tak menjanjikan di Piala Dunia tahun ini menunjukkan bahwa permainan kolektif sekarang lebih menentukan ketimbang seorang pemain bintang.
Bahkan Brazil pulang dari gelaran Piala Dunia tahun ini tanpa ada ribut-ribut, tanpa ada yang membicarakan mereka.
Bukti teranyar dapat kita lihat dari laga final tadi malam. Penghargaan yang diterima oleh tiga pemain Argentina (Messi, Enzo Fernandez dan Emiliano Martinez) dan satu pemain Perancis (hanya Mbappe) rasanya sudah cukup menjelaskan situasinya.
Hilangnya Kante dan Pogba di kubu Perancis, membuat laga final itu seperti laga Mbappe vs Argentina–meski di laga itu Perancis kalah lewat adu penalti.
Di gelaran Piala Dunia kali ini, kita dapat melihat bagaimana Messi tak lagi berlari sendirian. Di sekelilingnya selalu ada pemain-pemain yang mendukungnya. Yang akan siap menerima umpannya begitupun sebaliknya.
Kado terbesar Lionel Scaloni bagi Messi, bagi saya, bukanlah gelar Piala Dunia ini. Melainkan rekan-rekan setim yang mampu mendukung permainan Messi dan membuat 'sang juru selamat' menyadari bahwa ia tak lagi memikul beban itu sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H