Dengan makin terangnya sosok alien di sini, film ini jadi makin berisik. Keheningan paripurna yang jadi andalan tak sanggup dipertahankan cukup lama hingga sampai di titik klimaks. Keheningan itu hadir seperti jeda singkat belaka sebelum serangan alien dilancarkan.
Dengan begini, film ini seolah kehilangan senjata mematikannya. Saya bahkan ragu sekuel selanjutnya--jika betulan terjadi--bakal diminati.
Plot Hole yang Makin Gede
Di film pertamanya tak diketahui dari manakah asal makhluk mengerikan tersebut. Lee yang mengumpulkan informasi lewat koran, memberi penonton petunjuk bahwa yang menyerang kota mereka adalah alien dan bukannya makhluk rekayasa genetika. Ini ditunjukkan lewat kliping koran yang ia tempel di papan dengan headline: "Alien Invansion."
Di sekuelnya ini, ditunjukkan alien itu berasal dari meteor yang jatuh dengan ukuran yang cukup besar (cukup mengherankan meteor sebesar itu tak menciptakan ledakan yang meluluhlantakkan kota). Tak lama setelahnya, alien tahu-tahu saja sudah berada di kota dan memangsa orang-orang.
Jika di film pertamanya ditunjukkan bahwa meteor-meteor tersebut jatuh di berbagai tempat. Film sekuelnya mempertegas lewat siaran televisi yang merekam jatuhnya meteor di tempat lain. Tak lama di dekat kota mereka, meteor juga jatuh dan dibarengi dengan serangan.
Anggaplah meteor itu jatuh di hari yang sama. Jika benar begitu, bagaimana Lee bisa mengumpulkan informasi soal alien dari surat kabar. Apakah di saat semua orang diserang oleh alien, masih ada orang yang selamat dan masih sempat-sempatnya menulis berita yang mengabarkan kecenderungan si alien bertindak? Dan masihkah ada yang mau berjualan koran di kota yang diinvansi alien? Sungguh absurd gagasan tersebut jika betulan begitu.
Lagipula serangan tersebut sudah berlangsung selama setahun lebih, namun mengherankan sekali mereka masih bisa mendapatkan makanan untuk sehari-hari; dan di sekuel film ini pun, jawaban tersebut tetap tak ditemukan.
Maka dari itu, jika kau berminat menonton film ini, sebaiknya tak terlalu banyak bertanya. Maklumi saja kejanggalan yang muncul dan jangan banyak berpikir. Jaga pandangan tetap ke layar, nikmati ketegangannya, dan kau bakal terhibur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H