Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

The Decision Book, Giliranmu Mengambil Keputusan

7 Maret 2021   14:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   15:10 1768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Mikael Krogerus dan Roman Tschppeler
Genre : Bisnis
Halaman : 188
Ukuran : 14 x 21 cm
Cover : Hard Cover
ISBN : 978-602-1201-96-1
Penerbit : Renebook
Cetakan : 1, Desember 2020

Semua orang pasti pernah menghadapi pilihan-pilihan sulit dalam hidupnya. Mulai dari yang paling remeh, misalnya memilih pasta gigi atau sabun cuci muka; hingga yang bisa berpengaruh bagi masa depannya, misalnya memilih kampus atau jurusan pendidikan, bahkan memilih presiden. Begitulah, hidup kita memang dipenuhi dengan pilihan-pilihan.

Sayangnya, kebanyakan orang terjebak dalam ketakutan untuk mengambil keputusan. Mereka takut keputusan yang mereka pilih ternyata salah, hingga mereka menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya berlama-lama. Bahkan tidak sedikit pula orang yang memilih berdiam diri, tanpa sadar kalau berdiam diri atau tidak memilih apa pun juga merupakan keputusan.

Berkat kegelisahan-kegelisahan tersebut, Mikael Krogerus dan Roman Tschäppeler, menulis buku berjudul “The Decision Book”. Mereka berdua mengumpulkan pola-pola buatan para ahli dari berbagai bidang yang mereka anggap akan berguna untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan.

Dalam intruksi penggunaan buku ini, tertulis begini:

Terlepas sudah dikenal luas atau belum, kelima puluh pola pengambilan keputusan terbaik di sini digambarkan dalam kata-kata dan diagram yang akan membantu Anda menjawab persoalan. Namun jangan berharap Anda akan menemukan jawaban yang langsung. Bersiaplah diuji. Buku ini menyajikan nutrisi untuk pikiran.

Ya, mereka berdua seolah-olah sudah sejak awal mewanti-wanti pembacanya, bahwa belum tentu setelah kau membaca buku ini semua pertanyaan berkaitan dengan keputusan dalam hidupmu bakal langsung terjawab. Sebab buku ini memang tidak menyediakan jawaban, melainkan metode atau cara menemukan jawaban tersebut. Tujuan suatu pola diterapkan memang untuk menyederhanakan sebuah situasi, dengan memungkinkan kita menekan banyak aspek dan berkonsentrasi pada hal-hal yang penting. Jadi bersiaplah diuji!

Mikael Krogerus dan Roman Tschäppeler membagi buku ini ke dalam empat tahapan, yaitu: Mengembangkan diri sendiri, Memahami diri sendiri, Memahami orang lain, dan Mengembangkan orang lain. Mari bedah satu persatu.

#1 – Mengembangkan Diri Sendiri

Sebelum kau mampu membahagiakan orang lain, dirimu sendiri mesti bahagia lebih dulu. Agaknya prinsip tersebut juga dibawa ke dalam buku ini. Melihat urutan tiap tahapannya, saya yakin begitu.

Setidaknya ada 18 pola yang bisa kita terapkan di tahapan awal ini. Ada beberapa pola yang menurut saya cocok dengan saya—kau juga bisa temukan sendiri nanti—antara lain: Matriks Eisenhower, Analisis SWOT, Pola Karet Gelang, Teori Pemikiran Tidak Sadar, dan Pedoman Berhenti.

Dalam pola Matriks Eisenhower, kau bakal diajak untuk menentukan mana keputusan yang harus segera dikerjakan, mana yang bisa ditunda. Pola tersebut terbagi menjadi empat kolom, bergambar seperti berikut:

dokpri
dokpri
Kemudian dalam pola Analisis SWOT, kau bakal diajak mengetahui apa yang jadi kekuatanmu (Strength), lalu apa kelemahanmu (Weakness), lalu apa kesempatan yang bisa kau ambil (Opportunities), dan yang terakhir, apa ancaman yang menghadangmu (Threats). Dengan menerapkan pola ini, diharapkan kau bisa memaksimalkan kesempatan yang ada di depan mata dan meminimalkan dampak dari ancaman.

dokpri
dokpri
Sementara itu dalam pola Karet Gelang, kau digambarkan sebagai orang terikat di kedua sisi, kiri dan kanan. Masing-masing sisi saling tarik-menarik, dan kau bisa terbawa ke salah satunya. Sisi yang satu berisi pertanyaan: Apa yang menahan saya? Sedangkan sisi yang lainnya berisi pertanyaan: Apa yang mendorong saya? Pola ini sendiri bisa dikombinasikan dengan pola Analisis SWOT untuk memudahkanmu memutuskan antara maju atau justru mundur.

dokpri
dokpri
Dan jika kau masih sulit memutuskan, kau bisa menempuh pola Teori Pemikiran Tidak Sadar. Tujuan pola ini adalah untuk mematikan sisi rasional otak yang membuatmu berlama-lama dalam mengambil keputusan. Ada dua cara yang bisa ditempuh: pertama, memutuskan dengan melakukan lempar koin; yang kedua, dengan sedikit bermain-main mengandalkan metode di bawah ini:

dokpri
dokpri
Sebagai “rem” apabila keputusan yang kau pilih keliru, terapkan juga pola Pedoman Berhenti. Caranya dengan menentukan batasan kapan seharusnya kau perlu merevisi keputusan. Sifat pola ini yang harus diikuti tanpa kompromi, mungkin bisa menyelematkan kita dari kerugian yang lebih besar. Lebih mudahnya kau bisa melihat gambar berikut:

dokpri
dokpri
Kelima pola itulah yang saya rasa tepat bagi saya. Tertarik ikutan?

#2 – Memahami Diri Sendiri

Di awal Mikael Krogerus dan Roman Tschäppeler meminta pembaca memilih satu dari dua pendekatan yang ada, yaitu antara: Pendekatan Orang Amerika atau Pendekatan Orang Eropa. Mereka berdua menyarankan, jika kau memilih Pendekatan Orang Eropa—pelajari teorinya lebih dulu, lalu mempraktikkannya, dan jika gagal, analisis, kembangkan, dan berusaha lagi—, kau bisa melompati tahapan awal dan langsung loncat ke tahapan selanjutnya.

Beberapa pola dari total 12 pola yang tersedia, yang mendapat perhatian lebih dari saya, antara lain: Pola Buatan, Pola Potensi Perangkap Pribadi, dan Pola Persimpangan Jalan.

Pola Buatan bisa dierapkan untuk mengevaluasi apa yang kau kerjakan selama ini, demi menemukan apa yang harusnya dilupakan saja dan apa yang bisa kau pakai di masa depan. Untuk menerapkan pola ini, kau perlu mengisi kolom berisi pertanyaan berikut:

dokpri
dokpri
Lalu pola Potensi Perangkap Pribadi dimaksudkan agar kau tak terjebak ekspektasi yang terlalu tinggi. Ekspektasi yang terlalu tinggi bagaimanapun bakal memberatkanmu dalam mengambil keputusan, karena kau cenderung buta atas apa kekuatanmu dan apa kelemahanmu. Itu membuatmu hanya terpaku untuk memenuhi ekspektasi tanpa berpikir realistis.

dokpri
dokpri
Sementara itu pola Persimpangan Jalan lebih terlihat seperti gabungan antara pola Karet Gelang dan pola Analisis SWOT. Namun sepertinya pola ini baru bisa diterapkan di tengah perjalananmu setelah kau mengambil keputusan di tahapan awal, lebih menyerupai evaluasi agar kau lebih memahami apa yang sedang kau kejar.

img-20210307-135900-hdr-60448032d541df6ff63e44b3.jpg
img-20210307-135900-hdr-60448032d541df6ff63e44b3.jpg
#3 – Memahami Orang Lain dengan Lebih Baik

Manusia merupakan makhluk sosial. Bisa dibilang kehidupan seorang manusia pasti berhubungan dengan manusia lainnya. Untuk itulah kita perlu memahami orang lain, supaya tercipta kerja sama yang oke. Selain itu juga untuk menghindarkan diri kita dari risiko yang bisa ditimbulkan oleh orang lain.

Dalam tahapan ini kau dapat menemukan pola-pola yang akan memudahkanmu dalam memahami orang lain. Dari 13 pola yang tersedia, saya memilih empat di antaranya:

Pola Matriks Rumsfeld adalah pola yang bisa kau terapkan untuk menganalisis risiko dengan lebih efektif. Terdapat dua parameter dalam pola ini, yaitu: hal-hal yang sudah diketahui, dan hal-hal yang belum diketahui. Dua parameter ini menghasilkan empat jenis risiko yang akan selalu kau temui: tahu hal-hal yang diketahui, tahu hl-hal yang tidak diketahui, tidak tahu hal-hal yang diketahui, dan tidak tahu dan itu berada di luar pengetahuan. Temukan empat jenis risiko tersebut supaya kau bisa mempersiapkan diri menghadapinya di masa mendatang.

dokpri
dokpri
Pola Piramida Maslow menunjukkan apa yang sebenarnya dibutuhkan seseorang. Di sini diperlihatkan, setidaknya ada tiga kebutuhan dasar yang apabila sudah terpenuhi, seseorang akan merasa aman dan nyaman.

dokpri
dokpri
Pola Kaca Pembesar Ganda merupakan pola yang bisa dipakai untuk mengevaluasi kinerja kita. Pola ini membutuhkan orang lain sebagai pengamat yang akan membantu kita menemukan kelemahan dari proses kerja kita.

dokpri
dokpri
Pola Resolusi Konflik berisi cara-cara yang bisa diterapkan untuk menyelasaikan konflik beserta konsekuensinya. Ada enam cara di dalamnya, yaitu: kabur, tempur, menyerah, lari dari tanggung jawab, berkompromi, dan mencapai konsesus.

dokpri
dokpri
#4 – Mengembangkan Orang Lain

Tahapan selanjutnya sekaligus yang terakhir adalah bagaimana cara kita mengembangkan orang lain yang akan memudahkan kita mencapai target atau tujuan. Dalam tahapan ini setidaknya hanya ada tujuh pola yang tersisa; dan semuanya dapat diandalkan.

Ada dua pola yang mendapatkan perhatian lebih dari saya. Yaitu:

Pola Hersey-Blanchard yang merupakan cara memimpin tim berdasarkan level pengalamannya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Juga, pola Segitiga Manajemen Proyek yang membuatmu menyadari bahwa setiap pilihan terdapat risiko yang mesti ditanggung. Itulah kenapa kesempurnaan itu mustahil.

img-20210307-140340-hdr-604480fdd541df7f825be418.jpg
img-20210307-140340-hdr-604480fdd541df7f825be418.jpg
Bagian Akhir

Buku ini punya ukuran yang pas untuk digenggam juga enak untuk dibawa ke mana-mana. Sampul hardcover-nya akan mengingatkanmu pada buku diary. Terlebih lagi disediakan juga beberapa halaman kosong yang memungkinkanmu mencatat pola-pola yang kau rasa cocok dengan keperluanmu. Saya sudah mencoba beberapa pola di dalamnya dan rasanya saya mulai mendapat sedikit pencerahan.

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya ingin mempersembahkan sebuah kutipan yang dicantumkan dalam buku ini:

Perhatikanlah pikiran Anda, karena pikiran menjadi kata-kata.

Perhatikanlah kata-kata Anda, karena kata-kata akan menjadi tindakan.

Perhatikanlah tindakan Anda, karena tindakan menjadi kebiasaan.

Perhatikanlah kebiasaan Anda, karena kebiasaan menjadi karakter.

Perhatikanlah karakter Anda, karena karakter menjadi nasib.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun