Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sebuah Upaya Memahami "Tenet"

19 Februari 2021   17:53 Diperbarui: 20 Februari 2021   14:56 3945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by: upload.wikimedia.org

Bagi mereka yang menggemari film-film buatan Christopher Nolan, tentu bakal akrab belaka dengan alur ceritanya yang njelimet dan bikin mumet. Sebut saja, Inception dan Interstellar. Mundur lebih jauh lagi: Memento. Namun dibandingkan dengan film-film yang saya sebutkan di atas, Tenet jauh lebih rumit.

Tenet bercerita soal Sang Protagonis yang berusaha mencegah dunia dari kiamat. Premis yang sederhana belaka, sebenarnya. Namun dibuat tak sederhana oleh Nolan.

Kiamat yang dimaksud datang dari generasi di masa depan, melibatkan bom yang konon bisa membalik entropi seluruh alam semesta. Jika bom itu berhasil diledakkan—dalam hal ini oleh Sator (Kenneth Branagh), villain utama di film ini—maka seluruh alam semesta akan mengalami inversi dan semua yang ada akan kembali ke tiada.

Entropi yang terbalik disebut inversi. Objek yang mengalami inversi akan berjalan mundur, melawan waktu yang semestinya maju, dari masa depan ke masa lalu. Peluru yang seharusnya ditembakkan, malah ditangkap. Karbondioksida yang diembuskan, malah dihirup (alasan yang mendasari para tokohnya memakai tabung oksigen untuk bernafas). Api bukannya menghanguskan, malah membekukan; karena perpindahan panas bukannya dari rendah ke tinggi, malah dari tinggi ke rendah.

Saat kali kedua atau ketiga, bahkan kalau perlu untuk kali ketujuh, menonton film ini, jika kau jeli menangkap detail-detail yang memang ditampilkan sekilas lewat saja, perlahan-lahan kau mulai mengerti. Akhirnya kau mungkin bisa meraba-raba alur ceritanya.  Jika kau masih gagal juga, mungkin tulisan ini mampu memudahkanmu. Semoga.

Berikut beberapa poin yang perlu diperhatikan dari Tenet:

#1 – Bukan Time Travel, ya?

Tenet memang melibatkan waktu, tetapi Nolan ngotot kalau film ini bukanlah soal “Time Travel” melainkan “Time Inversion”. Meski para tokoh dalam film ini mengalami perjalanan ke masa lalu dan masa depan, dua istilah itu memang berbeda.

Time Travel” memungkinkan seseorang pergi ke masa lalu dan masa depan sesuai waktu yang dipilihnya. Misalnya, jika ia ingin kembali ke masa sepuluh tahun yang lalu di tempat A, ia hanya perlu memasukkan tanggal dan tempat yang dimaksud di mesin waktu. Avengers: Endgame bisa jadi referensi dalam hal ini, atau bisa juga Doraemon.

Time Inversion” berbeda. Seseorang tak bisa kembali ke masa lalu atau datang ke masa depan seenak udelnya. Penyebabnya ada pada “inversi”. Seperti yang sudah saya bilang tadi, di film ini objek yang mengalami inversi akan bergerak melawan arah waktu yang semestinya maju. Objek tersebut bakal bergerak dari yang “sudah terjadi” ke “sebelum terjadi”, dari masa depan ke masa lalu.

Misalnya, jika seseorang yang berada di tahun 2020 ingin kembali ke tahun 2018, maka seseorang itu harus menjalani kehidupan mundurnya selama dua tahun, tak bisa langsung lompat ke masa itu. Pada saat menjalani hidup yang berada dalam mode reverse, ia bakal terus menerus melihat mobil yang berjalan mundur, burung yang terbang mundur, semua serbamundur. Lebih ribetnya lagi, untuk pergi ke tempat yang dimaksud di masa lalu, orang tersebut harus mengandalkan apa pun, entah itu mobil atau kapal atau kontainer (seperti Neil dan Sang Protagonis), yang pernah datang ke tempat itu sebelumnya.

Mesin pembalik entropi ini dibangun oleh Sator di tiga tempat, yaitu: di Stalsk-12, Bandara Oslo, dan Tallinn. Sang Protagonis yang berasal dari masa depan juga membangunnya.

#2 – Apa itu “Temporal Pincer Movement”?

Secara harfiah, bisa diartikan sebagai “Gerakan Pengapit Waktu” tapi ini sama sekali tak membantumu memahami maksudnya. Di film ini “Temporal Pincer Movement” terjadi ketika seseorang yang berada dalam mode normal “berbagi waktu” (atau realitas?) yang sama dengan dirinya yang sudah diinversi (mode reverse). Dengan cara inilah, seseorang yang berada dalam mode normal tahu apa yang harus dilakukannya nanti saat berada dalam mode reverse. Sayangnya, Sator tahu lebih dulu soal ini ketimbang Sang Protagonis. Sang Protagonis sendiri baru tahu ketika Ives menyerbu fasilitas Freeport di Tallinn.

Bisa dibilang “Temporal Pincer Movement” inilah biang keladi yang membikin Tenet terlihat kacau dan membingungkan. Untuk memahami film ini, kau perlu mempelajari beberapa “Temporal Pincer Movement” yang muncul di sini. Setidaknya ada tiga—atau justru empat?—“Temporal Pincer Movement” yang terjadi. Mari kita bedah satu persatu.

#3 – Apa yang Terjadi di Tallinn?

Temporal Pincer Movement” yang pertama kali muncul adalah ketika Sator berusaha merebut Algorithm dari Sang Protagonis yang berhasil mencurinya dari mobil polisi.

Untuk memudahkan, kita tentukan dulu mana Awal dan mana Akhir. Kenapa begitu? Karena ketika seseorang berada dalam mode reverse, ia menjalani waktu dari Akhir menuju Awal.

Mari sepakati saja kalau Awal di Tallinn adalah sedetik setelah Algorithm berhasil dicuri oleh Sang Protagonis dari mobil polisi, di saat bersamaan Kat (yang selalu dalam mode normal di scene ini) mungkin sedang menodongkan pistol kepada Sator.

Lalu Akhir di sini, ketika Sang Protagonis bersama beberapa orang masuk ke pintu putar dan berada dalam mode reverse. Neil bersama Kat yang terluka menuju ke Bandara Oslo, sementara itu Sang Protagonis menuju ke jalan di Tallinn dengan mobil Saab yang sepertinya sudah diinversi sebelumnya.

Mari lanjutkan ke bagian paling membingungkannya.

Beberapa saat setelah Sang Protagonis (mode normal) berhasil mencuri Algorithm, ia dicegat oleh Sator (mode reverse). Sementara itu Sator (mode normal) sebenarnya masih ada di dalam gedung, menunggu intruksi dari dirinya yang mengalami inversi (mode reverse). Di jalanan Tallinn, Sator berada dalam mobil yang bergerak mundur—atau dalam mode reverse sebenarnya maju menuju masa lalu—bersama Kat (mode normal). Perbedaannya ada pada alat bantu pernapasan yang dipakai oleh Sator namun tidak oleh Kat.

Setelah dihajar oleh Sator (mode normal), Kat dibawa oleh Sator (mode reverse) menuju jalanan Tallinn. Karena nyawa Kat terancam, Sang Protagonis (mode normal) menyerahkan tas yang sebenarnya kosong kepada Sator (mode reverse). Sekilas terlihat Algorithm seperti terisap dari tangan Sang Protagonis (mode normal) yang saat itu bersama dengan Neil di mobil BMW, ke dalam mobil Saab yang ternyata dikemudikan Sang Protagonis (mode reverse).

Setelah mendapatkan tas tersebut, Sator (mode reverse) pindah ke mobil lain yang bergerak dalam mode normal. Sang Protagonis sibuk menyelamatkan Kat yang berada dalam mobil yang terus bergerak mundur dan berhasil dihentikan.

Sator (mode reverse) di mobil yang bergerak normal, menyadari tas tersebut kosong, ia lalu melemparkannya ke luar. Kemudian ia menuju ke tempat Neil dan Sang Protagonis, menggeledah mobil BMW untuk mencari Algorithm dan tak menemukannya. Ia lalu membawa Kat dan Sang Protagonis menuju Freeport. Tampak, Kat dibawa masuk ke ruangan berwarna biru, di situ Kat mengenakan alat bantu pernapasan sementara Sator (mode reverse) justru melepasnya, entah kenapa. Mungkin, di sini Sator (mode reverse) ingin Kat tetap berada dalam mode normal lalu menembaknya dengan peluru inversi.

Image by: warnerbros.com
Image by: warnerbros.com

Sementara itu Sang Protagonis di ruangan berwarna merah, tengah melihat Sator (mode reverse) di ruangan berwarna biru tengah menodong kepala Kat dengan pistol. Sator (mode reverse) bertanya di mana Algorithm disembunyikan. Sang Protagonis berbohong menyimpannya di BMW—itulah kenapa Sator (mode reverse) mencari-cari di BMW.

Mendadak, Sator (yang masih dalam mode normal) keluar dari ruangan persembunyiannya lalu menggetok kepala Sang Protagonis dengan gagang pistol, lagi-lagi bertanya di mana Algorithm disembunyikan. Mungkin saat itu ia sudah mendapat info dari dirinya yang berada dalam mode reverse bahwa Algorithm tak ada di BMW.

Tak lama Ives menyerbu. Sator masuk ke pintu putar dan menjalani mode reverse-nya. Neil dan Sang Protagonis juga Ives lalu ikutan masuk ke pintu putar untuk kembali ke masa lalu. Neil bersama Kat menuju Oslo. Sementara Sang Protagonis keluar dengan mobil Saab yang sudah diinversi. Dengan begini kita mencapai Akhir dari scene di Tallinn. Setelah itu, saat mengalami mode reverse, baik Sator maupun Sang Protagonis, memulainya dari Akhir menuju Awal.

Asal-usul mobil Saab itu sendiri masih jadi pertanyaan. Bisa jadi itu adalah mobil yang ditutupi dengan terpal di ruangan berwarna merah (nyadar enggak kalau ada mobil itu saat scene interogasi?). Mobil itu mungkin diinversi oleh pasukan Tenet agar bisa dipakai Sang Protagonis (mode reverse).

Lalu bagaimana Sator bisa dapat Algorithm-nya? Bisa jadi, setelah memergoki kembalinya Algorithm dari dalam mobil Saab ke tangan Sang Protagonis (mode normal) di mobil BMW, lalu meledakkan mobil Saab tersebut dan membuat Sang Protagonis (mode reverse) mengalami hipotermia, Sator mengirim anak buahnya yang bergerak dalam mode normal untuk mengambil Algorithm di mobil Saab sebelum Sang Protagonis (mode reverse) berangkat atau keluar dari pintu—atau beberapa saat setelah Akhir yang saya maksudkan tadi. Jika digambarkan dalam mode reverse, jadi begini kronologinya: Anak buah Sator itu keluar dari mobilnya dalam gerak mundur dengan membawa Algorithm lalu menaruhnya di dalam mobil Saab, lalu masuk kembali ke mobilnya dan kembali menuju ia sebelumnya datang (karena yang bergerak normal/maju akan terlihat mundur dalam mode reverse).

Sator sendiri (mode reverse) setelah mengetahui letak Algorithm, menyenggolkan mobilnya yang sudah diinversi ke mobil Saab yang dikendarai Sang Protagonis (mode reverse) dan membuatnya jungkir balik. Ia lalu berputar arah untuk mendatangi mobil Saab yang terbalik dan meledakkannya. Setelahnya, ia mengembalikan Kat ke Freeport untuk dihajar olehnya di Awal—dari sudut pandang pada mode normal, Kat seperti tengah dijemput oleh Sator (mode reverse). Ia kemudian menuju ke Vietnam di masa sekitar dua minggu lalu.

Sudah pusing? Haha...

#4 – Apa yang Terjadi di Bandara Oslo?

Setelah memahami cara kerja “Temporal Pincer Movement” di Tallinn, selanjutnya sepertinya bakal jadi lebih mudah.

Temporal Pincer Movement” kemudian terjadi lagi di Bandara Oslo, seminggu yang lalu. Ini dilakukan demi memulihkan keadaan Kat yang ditembak oleh Sator dengan peluru inversi. Yang perlu mereka lakukan adalah masuk ke pintu putar (mesin inversi yang dibangun oleh Sator) di Oslo dalam mode reverse kemudian ke luar di sisi yang lain dalam mode normal. Dengan begitu, luka Kat akan pulih.

Image by: warnerbros.com
Image by: warnerbros.com

Kau mungkin bertanya kenapa tak pakai saja mesin inversi di Tallinn? Begini saat itu Kat tertembak saat ia masih berada dalam mode normal. Aturannya, orang yang berada dalam mode normal harus masuk ke pintu putar di sisi mode normal juga, baru bisa berpindah ke mode reverse. Begitu pula sebaliknya, orang yang berada dalam mode reverse hanya bisa masuk ke pintu putar di sisi mode reverse juga, baru bisa kembali ke mode normal.

Sebenarnya, bisa saja mereka memakai mesin yang ada di Tallinn. Caranya? Mereka masuk ke pintu putar di sisi mode normal lalu berpindah ke mode reverse. Mereka harus menunggu setidaknya selama seminggu di Tallinn dalam mode reverse hingga keadaan Kat stabil, baru kemudian masuk kembali ke pintu putar di sisi mode reverse dan berpindah ke mode normal mereka. Itu berarti seminggu sebelumnya, dan seminggu sebelumnya mesin itu masih penuh dengan pasukan Sator.

Maka dari itu dipilihlah opsi kembali ke Oslo seminggu yang lalu dan ini membawa kita ke “Temporal Pincer Movement” yang selanjutnya. Mari kita bedah.

Sang Protagonis dan Neil mengantar Kat ke masa seminggu yang lalu di Bandara Oslo dengan menggunakan kontainer yang pernah mengunjungi tempat itu. Mereka sampai bertepatan sesudah pesawat ditabrakkan ke bangunan.

(Ah, ya, perlu diperhatikan juga, saat keluar dari pintu putar di Tallinn, Sang Protagonis tiba-tiba mendapat luka tusuk di bahu kanannya. Di sinilah kita tahu asal muasal luka tersebut.)

Sang Protagonis dan Neil lalu mengantar Kat untuk masuk ke Freeport. Saat itu mereka bertiga masih berada dalam mode reverse. Sang Protagonis mengintip ke dalam lewat rolling door. Karena ini dalam mode reverse, turbin pesawat yang sebelumnya meledak menjadi pulih lalu meniupkan angin—dalam mode normal sebenarnya mengisap—mendorong Sang Protagonis masuk dan mendapati dirinya hampir ditembak oleh dirinya sendiri yang berada dalam mode normal. Untung Neil (mode normal) tepat waktu mencegah. Setelahnya, Sang Protagonis (mode reverse) dan Sang Protagonis (mode normal) terlibat perkelahian kaku yang seolah tiap gerakan masing-masing sudah diatur sebelumnya. Mereka terus berkelahi dengan gerakan mundur, hingga Sang Protagonis (mode reverse) tak sengaja menembakkan tiga peluru inversi. Setelah itu Sang Protagonis (mode reverse) berhasil masuk pintu putar di sisi mode reverse lalu berpindah ke mode normal.

Di sisi mode normal, Neil (mode normal) lalu mengejarnya dan begitu memergoki kalau orang tersebut adalah Sang Protagonis yang baru masuk dari mode reverse, ia buru-buru mencegah Sang Protagonis (mode normal) membunuh Sang Protagonis (mode reverse). Sang Protagonis yang baru kembali ke mode normal keluar dari rolling door yang sama dan memberi Neil (mode reverse) untuk masuk.

Sebetulnya, saat kedua Sang Protagonis tengah berkelahi, Neil (mode reverse) menunggu saat yang tepat untuk masuk ke pintu putar di sisi mode reverse. Bisa dibilang ia berhasil masuk ketika Neil (mode normal) dan Sang Protagonis (mode normal) belum berhasil masuk ke ruangan tersebut dan tengah membuka satu persatu kunci pintu—atau ketika pesawat baru saja ditabrakkan.

Akhirnya Neil dan Kat yang baru berpindah ke mode normal, pergi bersama Sang Protagonis dengan mobil ambulans.

#5 – Kekacauan Apa yang Terjadi di Stalsk-12?

Temporal Pincer Movement” selanjutnya bisa dibilang adalah babak final untuk memastikan kiamat betulan berhasil digagalkan. Kenapa saya bilang begitu? Karena sebenarnya mereka ditakdirkan untuk menang, kiamat berhasil digagalkan, mereka hanya perlu menjalankan “sunnatullah”-nya saja. Ya, inilah sebabnya Sang Protagonis yang berada jauh di masa depan tak mau membocorkan info ini kepada mereka.  Tujuannya, supaya mereka mau berusaha. Ingatlah dialog terakhir Neil: "What's happened, happened, it's an expression of faith in the mechanics of the world, it's not an excuse for doing nothing."

Sungguh, betapa makrifatnya Christopher Nolan.

Ada dua tim di sini. Tim Biru dan Tim Merah (bukan acara masak loh ya.) Neil berada di Tim Biru, semua pasukan dalam tim ini sudah diinversi seluruhnya sehingga mereka bakal bergerak dari akhir menuju awal, masa depan ke masa lalu. Tugas Tim Biru adalah mengamankan area yang berada di atas bukit tempat helikopter Tim Merah bakal mendarat untuk membawa Tim Merah meninggalkan lokasi. Di situlah mereka mengawali serangan mereka.

Ives dan Sang Protagonis berada di Tim Merah yang berada dalam mode normal. Mereka akan bergerak dari awal ke akhir, masa lalu ke masa depan. Tugas Tim Merah adalah mengamankan area yang berada di bawah bukit tempat kontainer bagi Tim Biru bakal diturunkan untuk membawa Tim Biru meninggalkan lokasi.

Jadi siapa yang lebih dulu menyerang sebenarnya? Bisa dibilang, mereka menyerang bersama-sama. Saat Tim Biru menyerang, Tim Merah baru selesai menyerbu. Saat Tim Merah menyerang, Tim Biru baru akan meninggalkan lokasi. Tapi bisa juga dianggap Tim Biru yang lebih dulu menyerang, lalu memberi info soal apa-apa saja yang terjadi di Stalsk-12 kepada Tim Merah yang ketika Tim Biru kembali dari perang ke markas, masih belum berangkat.

Khusus untuk Neil, ia tak ikut kembali bersama Tim Biru. Neil (mode reverse) justru masuk ke pintu putar untuk membuatnya berpindah ke mode normal. Neil sengaja melakukannya agar bisa memperingatkan Sang Protagonis agar tak masuk ke terowongan, usaha yang sayangnya gagal. Dengan mobil, Neil lalu menaiki bukit tepat ketika Tim Biru baru datang. Lalu menarik Ives dan Sang Protagonis dari dalam lubang.

Ives membagi Algorithm menjadi tiga bagian. Satu bagian ia bawa, dua bagian lainnya ia berikan pada Neil dan Sang Protagonis.

Neil lalu memberikan bagiannya pada Sang Protagonis. Ia bertujuan untuk masuk ke dalam mode reverse lagi, balik ke masa lalu sebelum terowongan runtuh karena jebakan, membuka pintu, menerima tembakan dari Volkov demi melindungi Sang Protagonis, dan mati.

"What's happened, happened, it's an expression of faith in the mechanics of the world, it's not an excuse for doing nothing."

Sandingkan apa yang dilakukan Neil barusan dengan kalimat di atas. Dan kau bakal terlihat betapa Neil menerima takdirnya dengan lapang dada.

#6 – Siapa Neil Sebenarnya?

Neil ditampilkan sebagai orang yang tahu segalanya di sini. Karena inilah banyak yang menduga bahwa Neil adalah anak dari Kat yang direkrut Sang Protagonis di masa depan. Jika benar demikian, maka Neil yang sudah dewasa akan melalui satu dekade lebih mode reverse hingga ia bertemu Sang Protagonis di gedung Opera, Kiev, untuk menyelamatkannya. Dari Kiev, Neil akan bergerak maju hingga bertemu lagi dengan Sang Protagonis di Mumbai dan membantunya bertemu Priya.

Di Stalsk-12, diketahui akhir hidup Neil adalah mati. Ia adalah pria yang tergeletak di ruang bawah tanah dan yang menerima tembakan dari Volkov yang sebetulnya ditujukan kepada Sang Protagonis.

Di ending, Neil seperti sengaja mengorbankan diri.  Jadi siapa yang memberitahunya? Jawabannya, bisa jadi dia sudah tahu soal ini sejak awal.

Jika benar demikian, bukankah ini ironis?

#7 – Lalu Apa itu Tenet?

Tenet merupakan organisasi yang dibentuk oleh Sang Protagonis yang berada jauh di masa depan untuk memastikan gagalnya kiamat. Di sini, Sang Protagonis yang berada jauh di masa depan tahu kalau kiamat tak pernah terjadi, dan ia mengetahui detail-detail kejadian yang mengakibatkan kiamat batal. Untuk itulah, akhirnya Sang Protagonis membentuk organisasi tersebut, merekrut Neil, dan sebagainya. Semua demi melengkapi kisahnya, kisahnya yang menggagalkan kiamat.

Image by: upload.wikimedia.org
Image by: upload.wikimedia.org

Maka dari itu, patut dicurigai pemilihan nama Sang Protagonis memang mengacu pada peran suatu tokoh dalam sebuah cerita. Seperti yang kita pahami, protagonis merupakan tokoh dalam sebuah cerita yang memiliki tujuan dan tujuannya bakal tercapai di akhir. Lawannya adalah antagonis yang merupakan tokoh yang menghalangi protagonis mencapai tujuannya.

Tenet juga merupakan salah satu kata dalam doa umat Katolik, berbunyi: “Sator arepo tenet opera rotas.” Akrab dengan kata-kata ini? Ya, sepertinya Nolan memang sengaja mengambilnya dari doa tersebut.

Doa tersebut berarti: “Bapa tempat perlindunganku yang memelihara hidupku dengan segenap hati-Nya.” Atau: “Aku mempersembahkan seluruh hidupku dengan sepenuh hatiku kepada Bapa yang menjadi tempat perlindunganku.”

Yah, takdir mungkin sudah ditetapkan, kau hanya perlu menjalaninya agar itu betulan terjadi. Kau tak perlu mengerti cara kerjanya, cukup jalani saja. Bye!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun