Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

(Human S.O.S - Chapter II) | Dunia Ciptaan Tuhan Vs Dunia Ciptaan Manusia | Mimpi yang Mencoba Mendekati 'Kenyataan'

23 Januari 2023   06:08 Diperbarui: 23 Januari 2023   06:36 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda mengerti apa maksudnya? Bagaimana dengan tiga variabel yang saya ceritakan di atas punya 'aliansi strategis' untuk memetakan ciptaan Tuhan 'akan diciptakan' seperti apa dalam dunia virtual? Anda kaitkan dan refleksikan sendiri. Ragu dengan metamodel fisik manusia yang akan dirancang? Tidak apa-apa, karena sosial media yang setiap hari Anda akses (dengan mengupload foto atau video pribadi berkualitas tinggi yang indah) dan Ilmu Pengetahuan yang Anda pelajari secara otomatis sudah didesain sejak zaman 'dahulu kala' akan menunjang mereka membentuk 'daging bayangan baru' yang tidak dapat mati dan membusuk - dan misi paling menantang untuk menaklukkan manusia dan Tuhan adalah: "bagaimana cara memindahkan jiwa dari 'daging' itu agar 'bisa hidup selama-lamanya' tanpa takut mati (lagi)?". Mari tertawa bersama, karena Anda secara sukarela, dengan tahu dan mau membantu mereka untuk merelevansikan cita-cita menjadi tuhan yang lain di dunia yang lain - dan Anda akan menjadi sukarelawan 'yang amat murah hati' menjadi 'tumbal' bagi mega-proyek iniSaya secara pribadi jujur saja memanipulasi hampir 95% sosial media (bahkan e-mail saya sendiri) sebagai dalih 'terselubung' untuk menyelamatkan diri dari megaproyek ini, meski saya terkadang 'jatuh tersungkur' karena 'harus berani cebur' ke dalam dunia virtual dan melihat konstruksi dunia lain dari 'bawah tanah' yang tidak padat itu. Segelintir pakar IT, penjelajah iseng, bahkan hacker 'amatir', dan 'profesional' pun turut melakukan cara yang sama untuk 'memastikan' diri masing-masing 'tidak tergerus' excavator digital yang terus dan terus bekerja tanpa henti untuk membangun megaproyek ini. Stop sampai di sini! Saya langsung ke catatan lain tentang 'visualisasi abstrak' dunia yang akan mengangkat kaki Anda dari tanah tanpa sayap dan kekuatan mistis-magis dari alam lain.

2. Bumi versi tandingan - Internet dan Metaverse

Ini lebih singkat lagi dari penjelasan di atas, karena saya mencatat apa yang 'saya lihat', bukan 'spekulasi subyektif' apalagi 'reflektif'. Saya hanya bisa 'diprotes' oleh oknum-oknum yang sama persis pernah 'menceburkan diri di dalam air yang tak kelihatan'. Selebihnya, yang jago hapal teori dan suka membuat penelitian lapangan tapi lupa jam untuk 'melihat Tuhan saat sendiri' tidak boleh membantah apa yang saya 'petakan' di dalam diary saya, bahkan profesor sekalipun - karena diary adalah milik pribadi, punya hak personal untuk dibagikan, dan bukan zona intervensi 'mentah' bagi kaum akademisi yang mempertanyakan nilai ke-ilmiah-an sebuah tulisan. Saya bebas menulis, bahkan tanpa 'kaidah aturan berbahasa ilmiah' sekalipun. Itu tidak penting, karena saya tidak peduli. Ini tentang 'maps virtual' masa depan Anda dan saya ketika 'tidak menduga' kenyataan dapat dijentikkan menjadi 'dreams without limit'. 

Berbicara tentang ini, apa yang Anda tahu tentang metaverseApakah itu sebuah 'aliansi produk digital' menurut media? Hanya orang-orang yang 'lupa jam makan' saja yang menggambarkan itu, sesuai dengan 'proposal propaganda media', agar manusia-manusia lapar informasi menjadi semakin 'buta' dan tidak sadar bahwa ada sebuah megaproyek yang sedang dibangun untuk menandingi Tuhan. Metaverse sesungguhnya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah dunia maya yang terintegrasi dengan dunia nyata. Ini sering diasosiasikan dengan dunia digital yang dapat diakses melalui realitas virtual atau augmented, di mana pengguna dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain secara real-time. Metaverse yang dikenal 'melalui media' sengaja diartikan sebagai dunia maya yang terdesentralisasi, yang dibangun di atas teknologi blockchain, supaya Anda semua (dan bukan saya) 'sadar' bahwa ini adalah 'tugas suci' dari mereka yang 'bermodal emas' untuk mengendalikan sistem komunikasi dan informasi dunia agar 'tidak ketinggalan zaman'. Semua aspek kehidupan akan di-digitalisasi demi 'menyejahterakan masyarakat global'. Cukup cerdas bagi 'media sebagai senjata hipnotik' untuk mendefinisikan ini agar manusia 'tidak curiga' dengan 'niat baik mereka memajukan peradaban', tetapi terkesan pura-pura bodoh bagi kami 'yang sudah membaca proposal hitam' tersebut. Semua yang saya petakan dari awal sampai pada kalimat ini adalah "proposal hitam" yang sebenarnya konyol untuk diperdebatkan - antara orang yang mengenal bahasa manusia dan orang yang mengenal bahasa komputansi. Kami lebih banyak 'mengalah' karena enggan memperdebatkan apa yang tidak ilmiah secara ilmu pengetahuan, apa yang tidak masuk akal bagi logika, dan apa yang dianggap 'menipu atau memutarbalikkan fakta' bagi realitas. Kami akan melihat, seberapa jauh Anda dapat berjuang dan berusaha untuk 'berenang keluar' dari "Dunia Baru" tersebut dengan tangan kosong. Kami hanya akan membantu ketika 'Anda tenggelam' tetapi masih memberikan signal S.O.S, tetapi pada taraf sekadarnya saja karena kami tidak dianggap kompeten dalam menyelesaikan perdebatan argumentatif-teoritikal dan praktikal tentang dunia kita 'bersama' saat ini.

Jangan coba-coba mengembangkan diary saya sebagai bahan perdebatan karena 'ini sangat tidak ilmiah' dan 'tidak masuk akal' sama sekali karena teori-teori sosial-budaya-politik-ekonomi Anda lebih berguna dibagikan kepada manusia-manusia yang pengen jadi pintar atau lebih pintar dari Anda. Kalau Anda masih bingung, saya kasih 'peta definitif' lanjutan yang mungkin bisa Anda baca dan renungkan sendiri - sebagai puzzle lain yang harus Anda susun sendiri - untuk memahami setiap cerita yang saya kisahkan dalam tulisan ini:

Dalam kaitannya dengan "Dunia Baru", ada beberapa proyek yang sedang berusaha untuk membangun metaverse yang terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain. Dalam konstruksi ini, metaverse dibangun sebagai jaringan yang terdesentralisasi, di mana setiap pengguna memiliki kontrol penuh atas data mereka dan dapat berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain tanpa perlu melalui perantara sentral. Hal ini diharapkan dapat memberikan privasi yang lebih tinggi dan kebebasan yang lebih besar bagi pengguna. Mark Zuckerberg, CEO Facebook, telah menyatakan bahwa dia sangat tertarik pada teknologi metaverse. Pada tahun 2021, dia mengatakan bahwa Facebook sedang bekerja untuk mengembangkan teknologi ini dan melihat potensi besar dalam menciptakan dunia maya yang terintegrasi dengan dunia nyata. Zuckerberg menyatakan bahwa metaverse dapat menjadi "platform baru untuk pengalaman sosial" dan dapat membantu meningkatkan konektivitas sosial serta memberikan kesempatan baru untuk bisnis. Namun, dia juga menyatakan bahwa teknologi ini masih dalam tahap awal pengembangan dan memerlukan waktu untuk mencapai potensi penuhnya.

Selain Mark Zuckerberg, ada beberapa perusahaan dan individu lain yang turut serta dalam pembangunan metaverse. Beberapa contohnya adalah: (1) Epic Games: Perusahaan ini yang mengembangkan game Fortnite, sudah memulai untuk membangun metaverse yang terdesentralisasi yang dikenal dengan nama "MetaVerse"; (2) Roblox: Perusahaan yang mengembangkan game online yang sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja, sudah juga memulai untuk membangun metaverse; (3) Neil Gaiman: Penulis fiksi populer Inggris, sudah menyatakan minatnya dalam pembangunan metaverse dan mengatakan bahwa dia berharap dapat bekerja sama dengan para pengembang untuk menciptakan dunia maya yang menakjubkan; (4) Philip Rosedale: Pendiri Linden Lab, perusahaan yang mengembangkan Second Life, yang merupakan salah satu metaverse yang paling terkenal di dunia; (5) Ethereum: Ethereum merupakan salah satu blockchain yang digunakan dalam pembangunan metaverse, dengan beberapa proyek seperti Decentraland, The Sandbox, dan Somnium Space yang sedang dikembangkan di atas jaringan Ethereum, dan; (6) Google, Microsoft, Amazon, dan Apple juga diketahui sedang mengejar teknologi metaverse untuk menambahkan produk mereka di dunia digital.

Inilah beberapa informasi yang saya sajikan kepada Anda sebagai "bahan kajian" untuk diperdebatkan sendiri-sendiri. Selain dari rangkuman menurut media itu, saya lebih menganjurkan untuk tidak melibatkan cerita saya sebagai 'sebuah konspirasi aneh' verso para pembaca dan menerbitkannya sesuka hati. Bukan karena kebijakan dan regulasi digital, bukan juga cuan atau iri dengan kepentingan profit dollar Anda yang 'tidak ada nilai'-nya di mata saya dan yang lainnya, karena kami juga punya 'emas yang sama' dengan Anda, tetapi karena kami membenci propaganda media yang cenderung 'hiperbolis' demi kepentingan profit kelompok di Indonesia yang makin-lama-makin 'bertanduk panjang dan berekor' demi menjaga "ketebalan dompet bersama". Sungguh ironis, karena sejak 'dibebaskan dari belenggu' otoritas negara di masa lampau, para pendulang emas kertas yang bekerja di balik media bukannya mencerminkan sisi 'demokrasi informasi yang berfaedah' demi kebenaran justru semakin 'memperkokoh tembok bangunannya' di tengah kemiskinan informasi global dengan mengisahkan diary berbasis komersial berbasis faktual-kontekstual sehingga semakin 'mencerdaskan bangsa' dan ikutserta menjaga 'ketertiban dan kesejahteraan masyarakat' agar menjadi 'lebih kritis' dalam membaca berita, sesuai relevansi nyata acuan teori yang dipelajari di masa sekolah - demi Pendidikan yang Lebih Maju ke masa depan. Menarik karena media massa di negara ini semakin 'kreatif' mencari viewer dengan menciptakan berita di dalam berita, mengadopsi teknik 'bunga tabungan versi ilmu ekonomi' dan menerapkannya dalam waktu sesingkat-singkatnya (Indonesia, sejak masa pra-sejarah revolusi politik sampai dunia kiamat) - saya menjadi lebih 'bodoh' daripada saya menulis diary pribadi saya sebelum-sebelumnya, jika saya bandingkan dengan 'kebodohan' saya ketika menulis sebuah 'cerita konyol mirip konspirasi'Sepertinya sampai di sini saja diary saya yang ini, karena kalau semakin 'panjang', teka-teki nya tidak dapat Anda temukan. Saya klasifikasikan halaman diary saya yang satu ini dengan istilah baru: "cerita hoax pribadi di atas hoax kelompok tanpa profit traffic viewer" atau "cerita rakyat 'tanpa landasan teori ilmiah menurut ilmu pengetahuan yang sesat' tanpa logika" atau "metode penulisan orang gila yang tidak masuk akal dalam dunia jurnalistik". Saya simpulkan sendiri karena saya bukan menulis berita, tetapi saya menulis diary yang 'menipu diri sendiri' - dibaca segelintir orang sebagai 'dongeng belaka' lebih saya hargai, daripada diklaim media massa digital dengan memprovokasi 'cerita rakyat' saya beserta dalih "VIRAL! SEORANG PENULIS ANEH DIKABARKAN MENULIS bla-bla-bla-bla-bla-bla 'yang diidentifikasi sebagai hoax' yang diterbitkan pada tanggal sekian sampai sekian-sekian-sekian....". Pesan terakhirnya tentang semua diary yang saya ceritakan sampai 'tema ini' adalah: "temukan setiap kata kunci, kumpulkan, susun, dan berikan saya tanda bahwa pesan inteligensia itu akan selalu ada dan terkait satu dengan yang lain". Salam 'diary' manisku.

*translated by 404 - found on Jan, 23th, 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun