Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

(Internet S.O.S - Chapter I) | 5G "Diklaim" Cepat dan Lebih Fleksibel dalam "Mengendalikan Pikiran dan Tindakan Manusia"

17 Januari 2023   03:12 Diperbarui: 23 Januari 2023   06:19 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.zdnet.com/article/digital-fortress-5g-a-weapon-in-national-defense/

Jika publik mengenal 5G sebagai jaringan telekomunikasi yang diklaim mempunyai kecepatan yang melampaui 4G, saya kira itu 'bisa dikatakan benar' menurut riset dan penelitian sebagai landasan bukti nyata dari pernyataan tersebut. Tahun 2012, 2014, 2017, dan 2018 sebagai 'puncak penelitian dan pengembangan' spektrum jaringan ini ternyata diwarnai dengan banyak permasalahan yang justru sama sekali tidak dipublikasikan di mana pun dan bahkan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab atas proses penelitian terkait tidak boleh membocorkan permasalahan yang dimaksud. 

Kalau Anda masih meragukan hal itu, silahkan cari saja di Google yang Anda percayai sebagai search engine terbaik di dunia (menurut Anda, bukan saya - karena saya mempunyai alternatif search engine yang lebih canggih dibandingkan Google dan hanya segelintir orang yang mengetahui hal tersebut) dengan kata kunci "kelebihan" atau "kekurangan" atau "kelebihan dan kekurangan 5G". Sebagian hasil penelusuran hanya akan melahirkan artikel-artikel seputar common topic yang tidak berbeda jauh satu dengan yang lain. 

Semua orang pasti akan sangat senang mendengar kata "cepat" apalagi kaitannya dengan "internet". Tapi, tidak ada satu pun artikel/tulisan/dokumen yang pernah membahas mengenai hidden-story dari 5G, secara khusus menelusuri 'portal terselubung' kekurangan dan ancaman serius dari hadirnya 5G ke dunia. Belum lagi 6G yang sama sekali informasinya hanya sebatas 'pesan angin'. 

Kalau Anda ragu, sebaiknya "Jangan percaya" dengan apa yang akan saya bagikan kepada Anda bukan sebagai bukti ilmiah mengenai project 5G yang sarat akan 'rencana kejam' mengenai masa depan manusia. Sebab, apa yang saya bagikan adalah apa yang dapat saya baca dari sebuat surat telegram ter-enkripsi berlapis yang berhasil ditemukan oleh Tim dalam sebuah diskusi forum tertutup di sebuah situs (hampir sama dengan kisah saya tentang 'Bjorka').

Saya mulai dengan perkembangan jaringan telekomunikasi per tahap - dari 1G sampai 5G saja, sebab 6G akan sangat 'tidak etis' jika diceritakan lebih dahulu sebelum produknya launching (etis di sini berarti akan melahirkan banyak spekulasi dari khalayak umum - apakah ini sebuah konspirasi atau hanya sebuah karangan semata - dan itu akan membuat saya hanya bisa 'tertawa' mendengar istilah kebodohan yang dimaksudkan kepada saya). Oke, langsung saja dimulai!

1G (Generasi Pertama) adalah generasi pertama dari teknologi seluler. Ini pertama kali diterapkan pada tahun 1980-an. Sistem ini menggunakan teknologi analog dan hanya memungkinkan untuk satu panggilan per frekuensi seluler. Kecepatan data yang tersedia sangat rendah, hanya sekitar 9.6 kbps. Sistem ini juga memiliki masalah dengan kualitas suara yang buruk dan masalah keamanan. Namun, ini merupakan awal dari revolusi seluler yang kita kenal saat ini.

Di balik teknologi 1G (Generasi Pertama) dari seluler, ada beberapa masalah yang dihadapi. Salah satunya adalah kualitas suara yang buruk. Karena teknologi 1G menggunakan sinyal analog, sinyal sering terganggu oleh interferensi, seperti peralatan lain yang menggunakan frekuensi yang sama. Hal ini menyebabkan kualitas suara yang buruk dan sering terputus-putus. Selain itu, masalah keamanan juga sering dihadapi pada teknologi 1G. Karena teknologi 1G tidak menggunakan enkripsi, sinyal yang diterima dan dikirim dapat dengan mudah diterima dan diterima oleh siapapun yang menggunakan peralatan yang sesuai. Hal ini membuat sistem 1G sangat rentan terhadap intercept dan penyadapan. Sistem 1G juga hanya memungkinkan untuk satu panggilan per frekuensi seluler, hal ini menyebabkan jumlah panggilan yang dapat dilakukan dalam satu waktu terbatas, sehingga menyebabkan antrian panggilan yang panjang dan menyebabkan panggilan gagal. Teknologi 1G juga memiliki masalah dengan konsumsi daya yang tinggi, sehingga baterai telepon genggam cepat habis. Meskipun teknologi 1G membuka jalan bagi revolusi seluler yang kita kenal saat ini, masalah yang dihadapi pada teknologi ini membuat sistem ini tidak dapat diandalkan dan kurang efektif dibandingkan dengan generasi seluler yang lebih baru.

2G (Generasi Kedua) adalah generasi berikutnya dari teknologi seluler. Ini diterapkan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Sistem ini menggunakan teknologi digital, yang memungkinkan peningkatan kualitas suara dan keamanan. Kecepatan data yang tersedia juga lebih tinggi dibandingkan dengan 1G, yaitu sekitar 14-64 kbps. Dua teknologi yang paling umum digunakan dalam 2G adalah GSM (Global System for Mobile Communications) dan CDMA (Code Division Multiple Access). 2G juga memungkinkan fitur baru seperti SMS (Short Message Service) dan MMS (Multimedia Message Service). 

Di balik teknologi 2G (Generasi Kedua) dari seluler, ada beberapa masalah yang dihadapi. Salah satunya adalah masalah keamanan. Meskipun teknologi 2G menggunakan enkripsi untuk mengamankan sinyal, namun enkripsi yang digunakan dalam 2G masih belum mumpuni. Hal ini membuat sistem 2G masih rentan terhadap intercept dan penyadapan. Teknologi 2G juga memiliki masalah dengan kapasitas jaringan yang terbatas. Karena teknologi 2G hanya memungkinkan untuk jumlah panggilan yang terbatas dalam satu waktu, itu menyebabkan antrian panggilan yang panjang dan menyebabkan panggilan gagal. Selain itu, teknologi 2G juga tidak memiliki dukungan untuk aplikasi data yang cepat seperti video streaming dan akses internet yang cepat. Teknologi 2G menyediakan kualitas suara yang lebih baik dan peningkatan keamanan dibandingkan dengan 1G, namun masalah teknis lainnya kurang lebih hampir sama dengan apa yang dialami pada era-1G.

3G (Generasi Ketiga) adalah generasi berikutnya dari teknologi seluler yang diterapkan pada awal 2000-an. Ini menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2G, yaitu sekitar 2Mbps. 3G juga menyediakan akses data yang lebih cepat dan handal, yang memungkinkan untuk aplikasi seperti streaming video dan musik, video call, dan akses internet mobile. 3G juga menawarkan kualitas suara yang lebih baik dan peningkatan keamanan. Teknologi yang digunakan dalam 3G meliputi CDMA2000, WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dan TD-SCDMA (Time Division-Synchronous Code Division Multiple Access).

Di balik pengembangan teknologi 3G (Generasi Ketiga) dari seluler, ada beberapa masalah yang dihadapi. Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh teknologi 3G (Generasi Ketiga) setelah diluncurkan. Salah satunya adalah masalah kapasitas jaringan. Meskipun 3G menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2G, namun jaringan 3G mengalami masalah dengan kapasitas yang terbatas saat digunakan oleh banyak pelanggan sekaligus. Hal ini menyebabkan masalah dengan pengalaman pengguna yang buruk, seperti panggilan yang gagal dan kualitas suara yang buruk. Selain itu, masalah keamanan juga dihadapi pada teknologi 3G. Meskipun teknologi 3G menggunakan enkripsi yang lebih kuat dibandingkan dengan 2G, namun masih ada kerentanan terhadap serangan yang dilakukan oleh hacker dan peretas. Hal lain yang menjadi problem adalah biaya pengembangan yang tinggi. Pengembangan teknologi 3G memerlukan investasi yang besar dari operator seluler dan perusahaan telekomunikasi lainnya, yang menyebabkan biaya tinggi untuk menyediakan jaringan 3G kepada pelanggan. Selain itu, masalah kompatibilitas juga dihadapi pada pengembangan teknologi 3G. Beberapa teknologi yang digunakan dalam 3G seperti CDMA2000, WCDMA dan TD-SCDMA tidak selalu kompatibel satu sama lain, yang menyebabkan masalah interkoneksi antar jaringan dan kesulitan untuk pelanggan yang berpindah antar jaringan. Pengembangan teknologi 3G juga memiliki masalah dengan regulasi yang berbeda di setiap negara. Regulasi yang berbeda di setiap negara menyebabkan kesulitan dalam pengembangan jaringan 3G secara global dan menyebabkan masalah dalam interkoneksi antar negara. Masalah ini diatasi dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi seperti 3GPP (3rd Generation Partnership Project) yang berusaha untuk menyatukan teknologi yang digunakan dalam 3G dan menyediakan standar yang sama di seluruh dunia. Namun, masalah yang dihadapi pada pengembangan teknologi 3G membuat sistem ini tidak selalu mudah diakses dan dapat meningkatkan biaya untuk pelanggan.

Saya akan sedikit memisahkan dimensi penjelasan generasi sebelumnya (1G-3G) dan sesudahnya (4G-5G untuk sekarang), karena dirasa lebih kontekstual dan perlu diketahui.

4G (Generasi Keempat) adalah generasi terbaru dari teknologi seluler yang diterapkan pada akhir 2000-an dan awal 2010-an. Ini menawarkan kecepatan data yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 3G, yaitu sekitar 100Mbps. 4G juga menyediakan akses data yang sangat cepat dan handal, yang memungkinkan untuk aplikasi seperti streaming video HD, video call HD, dan akses internet mobile yang cepat. 4G juga menawarkan kualitas suara HD dan peningkatan keamanan. Teknologi yang digunakan dalam 4G meliputi LTE (Long-Term Evolution) dan WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Ada beberapa kekurangan yang mungkin tidak terlihat jelas dari teknologi jaringan seluler 4G, secara sederhana dalam kaitannya dengan situasi Global dan secara praktis di Indonesia:

  • Konsumsi daya yang tinggi: Perangkat yang menggunakan jaringan 4G akan mengonsumsi lebih banyak daya dibandingkan dengan perangkat yang menggunakan jaringan 3G atau 2G.
  • Kerusakan pada perangkat: Beberapa perangkat yang tidak kompatibel dengan 4G dapat rusak atau mengalami masalah ketika digunakan dengan jaringan 4G.
  • Biaya yang tinggi: Layanan 4G biasanya lebih mahal dibandingkan dengan layanan 3G atau 2G. 
  • Cakupan yang terbatas: Meskipun cakupan jaringan 4G di seluruh dunia sedang ditingkatkan, masih ada beberapa daerah di mana jaringan 4G tidak tersedia atau cakupannya terbatas.
  • Keamanan: Keamanan jaringan 4G juga masih menjadi perhatian karena 4G menggunakan teknologi yang lebih canggih dibandingkan jaringan 3G atau 2G, yang meningkatkan risiko serangan cyber.
  • Kapasitas jaringan: Walaupun 4G menawarkan kecepatan yang lebih tinggi, kapasitas jaringan mungkin terbatas di beberapa daerah. Ini dapat menyebabkan masalah koneksi saat banyak pengguna mencoba mengakses jaringan pada saat yang sama.
  • Latensi: Latensi (waktu delay) dalam jaringan 4G mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan 3G atau 2G. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam aplikasi yang memerlukan respons yang cepat, seperti gaming atau video chat.
  • Ketergantungan pada infrastruktur: Teknologi 4G sangat tergantung pada infrastruktur jaringan, jika infrastruktur tidak tersedia atau tidak berfungsi dengan baik, maka kualitas jaringan 4G akan buruk.
  • Peningkatan biaya operasional: Biaya operasional operator jaringan seluler akan meningkat karena harus memperbarui dan meningkatkan infrastruktur jaringan untuk mendukung 4G.
  • Ketergantungan pada perangkat yang sesuai: Pengguna harus memiliki perangkat yang sesuai dengan 4G untuk dapat menikmati kecepatan yang ditawarkan oleh jaringan 4G.
  • Interoperabilitas: Beberapa perangkat atau jaringan 4G mungkin tidak dapat bekerja dengan baik dengan perangkat atau jaringan 4G lainnya, yang dapat menyebabkan masalah kompatibilitas.
  • Penggunaan baterai yang lebih cepat: Karena 4G menggunakan lebih banyak daya dibandingkan dengan jaringan 3G atau 2G, maka penggunaan baterai pada perangkat yang menggunakan 4G akan cepat habis.
  • Pertumbuhan data yang cepat: Kecepatan yang lebih tinggi dari jaringan 4G menyebabkan pertumbuhan data yang cepat, yang dapat menyebabkan masalah untuk operator jaringan dalam mengatasi volume data yang besar.
  • Masalah kualitas jaringan: Walaupun 4G menawarkan kecepatan yang lebih tinggi, kualitas jaringan mungkin tidak selalu stabil, tergantung pada kondisi lingkungan dan infrastruktur jaringan.
  • Biaya tinggi untuk pelanggan: Pelanggan mungkin harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk menikmati layanan 4G, karena harga paket data 4G biasanya lebih mahal dibandingkan dengan paket data 3G atau 2G.
  • Jangkauan yang terbatas di area pedesaan: Walaupun cakupan jaringan 4G di kota-kota besar cukup baik, namun masih ada beberapa area pedesaan yang belum terlayani dengan baik oleh jaringan 4G.
  • Dibutuhkan perangkat yang kompatibel: Beberapa perangkat yang tidak kompatibel dengan jaringan 4G mungkin tidak dapat menikmati kecepatan yang ditawarkan oleh jaringan 4G.
  • Ketergantungan pada perangkat cerdas: Teknologi 4G sangat tergantung pada perangkat cerdas seperti smartphone atau tablet, sehingga jika perangkat tersebut rusak atau tidak dapat digunakan, maka jaringan 4G tidak dapat digunakan.
  • Biaya infrastruktur yang tinggi: Pembangunan infrastruktur jaringan 4G memerlukan biaya yang cukup tinggi, yang dapat menyebabkan operator jaringan menaikkan harga layanan 4G.
  • Masalah keamanan: Keamanan jaringan 4G mungkin lebih rentan terhadap serangan cyber dibandingkan dengan jaringan 3G atau 2G, karena jaringan 4G menggunakan teknologi yang lebih canggih.

Itu adalah beberapa kekurangan lain yang mungkin muncul dari teknologi jaringan 4G, tapi pemerintah dan operator telah berusaha untuk mengatasinya dan perkembangan teknologi 4G di Indonesia semakin baik. Di samping itu, perkembangan teknologi jaringan seluler 4G di Indonesia juga mengalami beberapa kendala dan masalah. Salah satu masalah utama adalah masalah regulasi. Pemerintah Indonesia selama ini belum dapat mengeluarkan regulasi yang sesuai untuk pengembangan teknologi 4G. Hal ini menyebabkan masalah dalam pengadaan frekuensi dan izin operasi bagi operator jaringan seluler. Akan tetapi, saat ini pemerintah dan operator telah melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut dan perkembangan teknologi 4G di Indonesia semakin baik.

Nah, persoalan mengenai 4G secara global sebenarnya mempunyai kisahnya tersendiri sebagaimana yang telah saya baca di dalam file telegram yang diperoleh Tim dari forum terkait. Akan tetapi, akan tidak linear dengan topik bahasan yang saya tulis sesuai judul. Jika para pembaca penasaran, saya hanya akan membeberkan tiga poin saja dari sekian banyak "bencana tersembunyi" yang dipersenjatai di dalam 4G, antara lain:

1) Interferensi dengan sistem komunikasi lain: jaringan 4G mempunyai daya interferensi dengan sistem komunikasi lain seperti industri dan transportasi (seperti sistem navigasi penerbangan) serta sistem komunikasi militer.

2) Kerusakan pada perangkat medis: Beberapa perangkat medis yang tidak kompatibel dengan jaringan 4G dapat rusak atau mengalami masalah ketika digunakan dengan jaringan 4G. Arti kompatibel di sini bukan "tidak cocok", melainkan lebih kepada peran'mendesak' bagi teknologi yang digunakan di dunia medis untuk segera berkolaborasi dengan 4G - membeli 4G sebagai aset pendukung.

3) Kerusakan pada ekosistem: Penempatan stasiun pemancar jaringan 4G yang salah lokasi dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem lingkungan di sekitar tempat tersebut. Sebaliknya, menara 4G didesain untuk menangkap semua jenis informasi dari setiap perangkat yang dipakai oleh manusia dan mentrasfernya kepada 'para penyusup yang tidak terlihat' yang kemudian mengolah dan melanjutkan transmisi pesan/kiriman kepada manusia lain yang menjadi obyek/target yang dituju oleh pengirim pihak pertama. 

TERUS, BAGAIMANA DENGAN 5G? 4G SAJA YANG 'DIBONGKAR PERSENJATAANNYA' SUDAH CUKUP MERESAHKAN, APALAGI 5G? APAKAH BENAR 5G PUNYA PERAN YANG 'LEBIH MENAKUTKAN' DARI SEKADAR JARINGAN SUPER-CEPAT? 

Saya memperkenalkan 5G sebagai introduksi - Generasi Kelima dari teknologi seluler yang sedang dikembangkan saat ini dan mulai diterapkan pada akhir 2010-an dan awal 2020-an. 5G menawarkan kecepatan data yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 4G, yaitu sekitar 10 Gbps. 5G juga menyediakan akses data yang sangat cepat dan handal, yang memungkinkan untuk aplikasi seperti streaming video 8K, video call 8K, internet of things (IoT), dan konektivitas otomatis yang cepat. 5G juga menawarkan kualitas suara HD dan peningkatan keamanan yang signifikan. Teknologi yang digunakan dalam 5G meliputi New Radio (NR), millimeter wave (mmWave) dan teknologi Small Cell. Nah, terus apa kekurangannya? 

Capturing singkat saja dari saya karena akan ada banyak spekulasi yang bermunculan jika semuanya saya sampaikan dalam tulisan diary saya (sisanya cukup untuk konsumsi privat). So, let's check it out!

Pengantar

Beberapa media yang memberitakan mengenai uji coba teknologi jaringan 5G dari segi keamanan dan kesehatan belum dapat diketahui secara pasti karena masih dalam tahap uji coba. Menurut berita yang beredar, beberapa studi telah menunjukkan bahwa radiasi dari jaringan nirkabel dapat memiliki efek negatif pada kesehatan manusia, termasuk peningkatan risiko kanker dan masalah pada sistem saraf.

Namun, perlu diingat bahwa jumlah radiasi yang diterima dari jaringan 5G "diharapkan" lebih rendah dibandingkan dengan jaringan seluler sebelumnya, dan sesuai dengan standar internasional yang ditetapkan oleh badan-badan regulasi seperti ICNIRP (International Commission on Non-Ionizing Radiation Protection) dan WHO (World Health Organization). 

Selain itu, ada beberapa kritik yang muncul dari masyarakat yang khawatir akan dampak negatif dari teknologi 5G pada lingkungan, seperti pencemaran elektromagnetik yang dapat merusak ekosistem, atau masalah privasi yang mungkin muncul dari penggunaan teknologi 5G. Sampai saat ini, tidak ada satu media pun yang mengkonfirmasi secara pasti mengenai korban dari pengembangan dan penerapan teknologi jaringan 5G. Sekali lagi, Walaupun beberapa kritik muncul tentang dampak negatif dari teknologi 5G pada kesehatan, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa teknologi 5G secara langsung menyebabkan korban atau kerusakan parah. Namun, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, uji coba teknologi jaringan 5G dari segi keamanan dan kesehatan belum dapat diketahui secara pasti karena masih dalam tahap uji coba dan perlu dilakukan riset lebih lanjut. 

Ringkasan dari Apa yang saya jumpai dari file telegram forum (main content):

"5G dapat digunakan sebagai senjata oleh militer melalui teknologi gelombang milimeter dan menyebar cloud dengan mengeluarkan frekuensi yang lebih tinggi dari 5G. Dunia ini sedang mengalami kesulitan mencari informasi tentang teknologi ini dan mencari jawaban untuk masalah di dunia ini, yang menyebabkan orang merasa tidak nyaman. Pembahasan juga menyatakan bahwa peristiwa ini terjadi karena desain yang telah direncanakan jauh sebelumnya dan tidak terjadi secara acak. Ini mengarahkan kita pada tingkat kontrol teknologi yang sangat penting. 

Para ilmuwan tahu bahwa DNA adalah penerima dan pengirim informasi, jadi kita adalah organisme elektromagnetik yang menerima dan mentransmisikan informasi. Ketika medan elektromagnetik kita tidak seimbang dan tidak harmoni, kita akan sakit, baik secara fisik maupun psikologis. 5G digunakan sebagai senjata oleh militer dan digunakan untuk menyebarkan awan dan mengeluarkan frekuensi yang lebih tinggi dari 5G yang akan digunakan awalnya. Namun frekuensi yang sama menyebabkan orang-orang merasa tidak nyaman karena kulit mereka terbakar dan tubuh manusia termasuk kulit adalah antena. 

Teknologi ini menyebabkan masalah psikologis dan fisik karena frekuensi teknologi yang kita hidupi saat ini dalam dunia wi-fi dan perangkat telepon ini, frekuensi yang dihasilkan oleh teknologi ini merusak keseimbangan sistem komunikasi elektromagnetik manusia. Perbedaan besar antara apa yang dilihat di media mainstream dan apa yang dikatakan orang yang mendominasi mikrofon dan apa yang dapat dibicarakan dengan orang dari populasi umum. 

Mereka tidak melihat hidup dengan cara yang sama, terutama karena semakin mereka melihat dunia nyata yang diyakinkan mereka, semakin tidak masuk akal dan konyol itu. Jadi harus ada penjelasan lain, dan orang lebih terbuka untuk itu. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah kita mengontrol teknologi atau teknologi yang mengontrol kita dan seberapa lama kita bisa hidup tanpa perangkat teknologi kita."

"Teknologi dapat memengaruhi persepsi orang dengan menyiar frekuensi yang digunakan sebagai media interaksi karena manusia adalah antena. Saat ini kita berada dalam situasi di mana manusia melayani teknologi dan AI, dan kita harus menyadari bahwa teknologi harus melayani kepentingan manusia dan bukan sebaliknya. Setiap pikiran dan respon emosional adalah frekuensi, dan frekuensi yang dihasilkan oleh emosi seperti kebencian dapat merubah medan elektromagnetik dari suatu ruangan. 5G berpotensi digunakan untuk mengendalikan persepsi dan emosi manusia melalui frekuensi yang diterima oleh otak. Teknologi ini dapat digunakan untuk memicu kerusuhan massal dan perubahan dalam cara otak memproses informasi. Militer Amerika sudah mengakui penggunaan teknologi ini untuk menghancurkan semangat musuh dan mengontrol situasi. Teknologi 5G berpotensi digunakan untuk mempengaruhi persepsi orang dengan menyiar frekuensi emosi tertentu, seperti kemarahan, dan menyebabkan kerusuhan massal. Teknologi 5G dapat mengubah cara otak manusia memproses informasi dan mengubah persepsi kita terhadap kenyataan. Kita dapat membuat pilihan untuk menghindari distopia teknologi dan mengingatkan bahwa persepsi datang dari kondisi kesadaran dan dapat menyebabkan perilaku kolektif dalam masyarakat. 

Teknologi yang digunakan untuk mempengaruhi persepsi dan kondisi emosional manusia melalui frekuensi elektromagnetik. Ia juga menyebutkan tentang teknologi yang disebut T-Code yang digunakan untuk mempengaruhi alam bawah sadar manusia dan mengendalikan pikiran dan persepsi mereka. Paragraf juga menyarankan bahwa cara untuk keluar dari pengaruh ini adalah dengan mengenali dan menamainya. Teknologi yang disebut Tico dapat mengoperasikan di alam bawah sadar manusia dan mengendalikan persepsi manusia. 

Namun, ketika seseorang menyadarinya, teknologi tersebut kehilangan kekuatannya. Contoh yang diberikan adalah gambar subliminal yang sebelum diketahui oleh orang, tidak dapat dilihat, tetapi setelah diketahui, akan selalu dilihat pertama kali. Teknologi ini menginginkan orang percaya pikiran dan pendapat mereka adalah milik mereka sendiri, tetapi sebenarnya diberikan kepada mereka."

*(konten ini disesuaikan dengan terjemahan bahasa Rusia yang cukup sulit dipahami saya, mengingat saya tidak mempunyai pengetahuan bahasa yang memadai sehingga saya meminta maaf jika terjemahan yang ditulis terkadang tidak proporsional menurut kaedah bahasa baku).

Ringkasan telegram tersebut secara singkat mungkin akan diterangkan lagi melalui tulisan yang berbeda di topik bahasan diary saya berikutnya. Saya tidak membahas secara detail karena saya enggan mengatakan yang sebenarnya secara spesifik. Anda dapat menafsirkannya secara pribadi sesuai dengan perspektif Anda dan saya tidak peduli akan hal itu. Singkatnya, poin-poin pembahasan di atas adalah sebuah script telegram rahasia yang ditulis oleh salah satu mantan agensi bernama *** ****** (samarkan), seorang mantan peneliti dan pengembang teknologi informasi di bidang militer yang pernah bertugas di Area 51 dengan kata kunci *****. Ia membeberkan perjalanan historik tentang bagaimana ia dan sekian banyak anggota lainnya bekerja tanpa henti untuk terus berinovasi dalam menciptakan alat-alat canggih demi kepentingan militer AS, salah satunya sebuah 'senjata tersembunyi' berbasis media telekomunikasi yang kita kenal saat ini sebagai "internet" (suratnya ada di sini).

Terus, bagaimana kelanjutan dari kisah 5G dan penerusnya?

Saat ini, generasi penerus 5G, yakni 6G, masih dalam tahap awal pengembangan dan belum ada standar yang ditetapkan untuk itu. Namun, diharapkan 6G akan memberikan kecepatan data yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 5G, yaitu sekitar 100 Gbps atau lebih. 6G juga diharapkan akan menyediakan akses data yang sangat cepat dan handal, yang memungkinkan untuk aplikasi seperti realitas virtual dan augmented, komunikasi luar angkasa, dan konektivitas internet global yang cepat. 6G juga diharapkan akan menawarkan kualitas suara HD dan peningkatan keamanan yang signifikan. Beberapa teknologi yang diharapkan akan digunakan dalam 6G meliputi teknologi terahertz, Quantum Communication dan AI enhanced Network.

Saya akan menghentikan kisah ini hanya sampai pada titik ini dan tidak lebih, karena saya tidak ingin terlalu jauh menelusuri masalah yang publik katakan hanya sebatas konspirasi semata. Saya tidak butuh teori apapun untuk meyakinkan Anda karena pada dasarnya, Anda semua telah mengenal apa itu ilmu pengetahuan yang benar dan yang salah. 

*translated by 404 - found on May, 13th, 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun