Mohon tunggu...
M MarufMuzaqi
M MarufMuzaqi Mohon Tunggu... Dokter - penulis pemula

tetaplah bernafas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

A Bientot

3 Januari 2021   07:56 Diperbarui: 3 Januari 2021   07:57 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum hujan tak jadi kembali

Kota hanya basah

Malam sekedar beranda kosong

Lengang, 

Tanpa kesenangan, bahkan kenangan

Dan aku? 

Aku pergi merajah sepi

Meninggalkan jejak yang lupa menjadi sajak

Dan ambisi yang tak kunjung menjadi puisi

Bersiap untuk pelukan sendiri paling senyap

Malam kembali ke pinggir pedesaan

Memeluk banyak kantuk yang terlalu suntuk

Menikmati gugusan bintang  di lamgit seperti kembang api

Meledak dan padam di hatiku yang sepi

Sebab itu, 

Tuhan, apa yang Engkau tunggu! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun