Di tempat di mana pernah ada kita                           Â
Jarum jam berdetak teratur
Namun berjalan mundur
Memutar adegan yang terus berulang
Di pusat kota atau di tepi jalan raya
Ketika aku memungut hujan yang jatuh
Mungkin di tepi dua danau kembar
Merah dan sedikit agak basah
Di malam dimana pernah ada kita
Aku menjahit sepasang baju tidur
Yang akan kau lepas ke sebuah entah
Berganti peluh yang sedikit agak keruh
lalu berpulang dengan aroma yang asing
Kau mendekap dan mencumbu rinduku
Ku buka hatimu dan kasihmu memburu
Tapi keringat itu bukan lagi milikmu
Feromonmu bukan lagi untukku
Kau memaksaku mengadopsi luka
Yang kau lahirkan dengan suka cita
Bahkan belum sempat kita bercinta
Kau pergi begitu saja seperti hujan
Di pelataran toko dan gedung tua
Meninggalkan seluruh kenangan
Yang kau campakkan di kubangan
Tepat setelah kau pergi menghilang
Aku selayaknya pohon kekeringan
Mematahkan cabang-cabang sendirian
Aku haus tapi aku menolak hujan
Di mana pernah ada kita
Angan dan kenangan
Memeluk dan menusuk bergantian
Berulang kali
Tegas dan berani
Februari, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H