Teknik ini mendorong para pemikir untuk mengadopsi berbagai perspektif pada waktu yang berbeda. Ada dua topi yang terkait dengan berpikir divergen (topi hijau untuk kreativitas dan topi kuning untuk optimisme) serta dua topi untuk berpikir konvergen (topi hitam untuk penilaian kritis dan topi putih untuk fakta).
c. Design Thinking
Proses inovatif ini menggunakan gabungan berpikir divergen dan konvergen dalam lima tahap: "empathize" (memahami kebutuhan pengguna), "define" (mendefinisikan masalah), "ideate"(menghasilkan ide), "prototype" (membuat prototipe), dan "test" (menguji solusi).
4. Optimalisasi Berpikir Divergen dan Konvergen
Untuk benar-benar mengoptimalkan potensi keduanya secara maksimal, seseorang atau sebuah tim harus tahu kapan saatnya untuk "berpikir liar" dan kapan harus "menerapkan batasan". Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai itu:
a. Pemanfaatan Waktu yang Tepat
- Tentukan batasan waktu yang spesifik untuk fase divergen (misalnya, 30 menit untuk brainstorming) dan fase konvergen (misalnya, 20 menit untuk evaluasi). Ini memastikan bahwa waktu tidak habis dalam satu jenis berpikir saja.
b. Meningkatkan Intensitas pada Setiap Tahap
- Pada tahap divergen, dorong sebanyak mungkin ide, bahkan ide yang tidak mungkin diterapkan. Saat fase konvergen, lakukan evaluasi yang sangat ketat dan realistis terhadap ide-ide yang ada.
c. Berpindah Antar Metode Secara Berulang
- Dalam beberapa kasus, optimalisasi ekstrem memerlukan siklus berulang antara berpikir divergen dan konvergen. Setelah menyempitkan pilihan (konvergen), lakukan lagi sesi divergen untuk menemukan cara baru untuk meningkatkan ide-ide yang terpilih. Siklus ini bisa dilakukan hingga mencapai solusi yang ideal.
5. Manfaat dari Optimalisasi Maksimum
a. Kreativitas yang Inovatif