Mohon tunggu...
M PramanaHS
M PramanaHS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Penyuka hal keunikan. Pengagum rahasia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Raup Keuntungan Miliaran dari Akuakultur 3 Jenis Mikroalga dan Inovasi Produk Masa Depan? Begini Caranya!

5 Desember 2022   09:30 Diperbarui: 5 Desember 2022   18:36 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polifenol akan membentuk kompleks Fe(OH)3 direaksikan dengan pereaksi FeCl3 menghasilkan warna biru kehitaman dan Spirogyra sp positif megandung polifenol. Menurut Kumar et al (2015), kandungan polifenol pada Spirogyra sp sangat tinggi dibandingkan mikroalga Ulva lactuca. Spirogyra sp teridentifikasi mengandung metabolit sekunder salah satunya positif mengandung polifenol.

Tanin bereaksi dengan ditandai protein atau senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid akan menggumpal. Menurut Windyaswari et al. (2019), Spirogyra sp. positif mengandung tanin apabila direaksikan dengan gelatin. Senyawa tanin termasuk kedalam metabolit sekunder.

Menurut Prathana (2017), Spirogyra sp, positif hidrokuinon karena pereaksi KOH digunakan dalam analisis sehingga dapat menambah gugus hidroksil pada struktur senyawa. Berdasarkan pernyataan sebelumnya Spirogyra sp. positif hidrokuinon karena menggunakan pereaksi KOH. Pereaksi KOH dapat menambah gugus hidroksil. Hidrokuinon termasuk senyawa metabolit sekunder.

Menurut Becker 1994 dalam Hadiyanto et al. (2012) Spirogyra sp. mengandung 33-64% karbohidrat dan 6-20% protein. Spirogyra sp. mengandung karbohidrat tertinggi setelah Porphyridium cruentum sebesar 40-57%, sedangkan Spirogyra sp. mengandung protein rendah sebesar 6-20% dibandingkan mikroalga Porphyridium cruentum sebesar 28-39%. Spirogyra sp. positif mengandung karbohidrat dengan menggunakan uji Barfoed yang ditandai endapan merah, dimana endapan ini dapat mengindikasikan monosakarida. Monosakarida berperan sebagai pereduksi kuat dan mampu membentuk ion kupri. Spirogyra sp. mengandung protein dengan menggunakan uji ninhdrin yaitu sampel ditambah beberapa tetes larutan ninhidrin 0.1% sehingga semua asam amino dalam protein bereaksi dengan membentuk senyawa aldehid. Sampel yang menggunakan uji ninhydrin jika positif maka akan menunjukkan sampel berwarna biru.

- Kultivasi Spirogyra sp.

Spirogyra sp. diambil dari sungai atau pada media wadah budidaya dengan menggunakan alat plankton net, kemudian diisolasi. Budidaya Spirogyra sp. dapat dilakukan secara tertutup dan terbuka. Budidaya terbuka dapat dilakukan dengan menggunakan wadah atau media kolam sedangkan untuk budidaya tertutup menggunakan reaktor kolom gelembung dan fotobioreaktor kolom gelembung. Fotobioreaktor merupakan sebuah bioreaktor dengan menggunakan beberapa jenis sumber cahaya diantaranya cahaya matahari, lampu fluorescent atau led (Hadiyanto et al., 2012). Pada media tertutup mempercepat pertumbuhan mikroalga karena peningkatan karbondioksida. Selain itu pada media tertutup kualitas air fisik-kimia dapat terkontrol.

Metode selanjutnya yaitu dengan pengunaan cahaya lampu dan pemberian nutrisi, serta pengukuran berat pada mikroalga jenis ini. Langkah ini dilakukan berdasarkan Vogel et al (2018):

1. Penggunaan cahaya lampu: cahaya disediakan 24/7 oleh lampu uap natrium tekanan tinggi dan intensitas diukur dengan pengukur cahaya 250A.

2. Pemberian nutrisi: Konsentrasi fosfat dan nitrat diukur dua kali seminggu, kemudian ditambahkan ke suspense alga jika dibutukan untuk mendaptakan konsentrasi 200 m fosfat dan 500 mg nitrat dan terakhir zat besi ditambahkan sebesar 2,5 mg.

3. Pengukuran berat kering: Pertumbuhan diperkirakan dengan pengukuran harian berat sel kering. Volume suspense alga disaring melalui filter serat gelas yang telah ditimbang, kemudian dicuci dengan 20 mL air deionisasi dan dikeringkan selama minimal 2 jam pada 105oC. Sebelum pengukuran sampel disentrifugasi selama 5 menit. Konsentrasi nitrogen dilakukan pengujian, kemudian supernatant yang digunakan untuk pengukuran, diencerkan. Terakhir knsentrasi fosfat dilakukan pengujian.

Faktor Pertumbuhan mikroalga dapat mempengaruhi hasil biomassa. Beberapa faktor pertumbuhan mikroalga yang dapat menaikkan laju pertumbuhan biomassa Vogel et al (2018):

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun