Mohon tunggu...
M. ERIK IBRAHIM
M. ERIK IBRAHIM Mohon Tunggu... Lainnya - 🌩🌼🌩Terbentur---Terbentur---Terbentuk🌩🌼🌩
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

🐇🌱🕊 Terbentur---TerBENTUR---TERBENTUK🕊🌱🐇

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Saling Melobi Antara AS dan Rusia untuk Pengadaan 3 Pesawat Tempur Super Spekta!

2 Februari 2023   05:30 Diperbarui: 3 Februari 2023   08:32 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yaitu terutama pada saat sebuah operasi Trikora yang berkenaan dengan pembebasan Papua yang saat itu telah terjadi pada tahun 1961 tanggal 19 Desember hingga berakhir pada tanggal 15 Agustus tahun 1962.

Setelah itu Seiring berjalannya waktu tepatnya dalam kurun waktu 1 tahun sebelum kejadian tersebut tepatnya di bulan Desember tahun 1960.

seorang jenderal bernama Jenderal A.H Nasution telah membubuhi tanda tangan yang berkenaan dengan sebuah perjanjian tentang jual beli senjata yang diperkirakan mencapai angka US Dollar 450 juta yang saat itu dengan mekanisme kredit disertai jangka 20 tahun dan terdapat suku bunga sebanyak 2,5%

Adapun pada saat tanda tangan kontrak itu, presiden negara Indonesia yang pertama yaitu Presiden Soekarno Hatta telah mengadakan perjumpaan dengan perdana menteri dari Uni Soviet bernama Nikita Krushchev

Kemudian tepatnya pada tahun 1961 di tanggal 6 Januari Jenderal a h Nasution telah berjaya untuk membopong alutsista yang saat itu berasal dari Moskow Rusia untuk dibawa ke Jakarta Indonesia.

****

Tidak hanya itu saja, berbagai perbelanjaan alutsista yang saat itu telah dibeli yaitu dengan rincian sebagai berikut yaitu terdapat sebuah tank, pesawat tempur, sebuah roket cepat sejumlah peralatan amfibi, helikopter hingga sebanyak 12 kapal selam yang juga tidak luput yaitu serba-serbi persenjataan berat yang berasal dari Uni Soviet yang lain .

Adapun dengan tolak ukur yang dikaitkan dengan sejarah tersebut negara Nusantara kita tercinta ini yaitu Indonesia dan negara rusia bisa menjadi bukti kuat bahwa mereka memang menjalin kerjasama diplomatik yang dinilai dan bisa dianggap oleh penulis dengan predikat yang sangat baik .

*****

Dan saat itu juga Indonesia juga ditunjang dan ditopang oleh sistem politik luar negeri yang bebas dan aktif. 

Itulah sedikit hubungan kerjasama yang luar biasa antara Indonesia dan Rusia yang memiliki Catatan sejarah yang tidak sebentar. 

Kemudian berlanjut tepatnya pada saat operasi Seroja yang saat itu terjadi di tahun 1975 yang terjadi pada tanggal 7 Desember di belahan bumi tepatnya di Timor Timur.

****

literatur sejarah telah menjadi saksi bisu bahwa Amerika Serikat juga ikut serta dalam upayanya memprovokasi negara Indonesia untuk bisa dan masuk dan bergabung dalam wilayah perbatasan Timor Timur, yang saat itu melalui LINUD, Brigade 2,kemudian berlanjut ke Batalyon 743 hingga Batalyon 744 yang saat itu dengan tujuan untuk memberi rasa aman terhadap raja Ainaro beserta raja-raja kecil yang lain. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun