Meningkatkan frekuensi nafas pasien atau ventilator untuk mencapai PaCO2 30-35 mmHg.Â
Tujuan: Menyebabkan vasokonstriksi serebral, sehingga menurunkan volume darah otak dan tekanan intrakranial.
- Terapi osmotik Tatalaksana:
Pemberian manitol atau larutan salin hipertonik.Â
Tujuan: Menarik cairan dari jaringan otak ke pembuluh darah, sehingga mengurangi edema otak dan menurunkan tekanan intrakranial.
- Sedasi Tatalaksana:
Pemberian obat sedatif seperti propofol atau midazolam.Â
Tujuan: Menurunkan metabolisme otak dan kebutuhan oksigen, serta mencegah agitasi yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
- Penanganan penyebab dasar Tatalaksana:
Identifikasi dan penanganan penyebab utama peningkatan tekanan intrakranial, seperti evakuasi hematoma, pengangkatan tumor, atau pengobatan infeksi.
 Tujuan: Mengatasi sumber masalah dan mencegah peningkatan tekanan intrakranial lebih lanjut.
Sumber Referensi:
- Rangel-Castilla, L., Gopinath, S., & Robertson, C. S. (2008). Management of intracranial hypertension. Neurologic clinics, 26(2), 521-541.
- Stocchetti, N., & Maas, A. I. (2014). Traumatic intracranial hypertension. New England Journal of Medicine, 370(22), 2121-2130.
- Ropper, A. H., Samuels, M. A., & Klein, J. P. (2019). Adams and Victor's principles of neurology (11th ed.). McGraw-Hill Education.
- Carney, N., Totten, A. M., O'Reilly, C., Ullman, J. S., Hawryluk, G. W., Bell, M. J., ... & Ghajar, J. (2017). Guidelines for the management of severe traumatic brain injury. Neurosurgery, 80(1), 6-15.
- Grnde, P. O., & Romner, B. (2012). Osmotherapy in brain edema: a questionable therapy. Journal of neurosurgical anesthesiology, 24(4), 407-412.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI