Usai menceritakan gambaran umum madrasah yang diasuhnya, Ustadz Afrizal diberi kehormatan untuk memberikan taushiyah wa mau'izhatul hasanah kepada para santri Ponpes Darul 'Ilmi. Selain mengelola madrasah, ia juga seorang pedagang yang sukses dan kaya, maka materi yang disampaikan lebih banyak terkait tentang kewirausahaan dan dunia bisnis.
Ia sangat menekankan bahwa kunci utama sukses dalam berbisnis adalah kejujuran. Dalam skala kecil, seperti jujur dalam hal timbangan, jujur dalam hal kualitas barang, dan jujur dalam soal harga. Sedangkan jujur dalam skala besar, misalnya menepati janji, menjalankan amanah, komitmen terhadap perjanjian tertulis maupun tidak tertulis, serta kepercayaan.
Ia juga mengatakan bahwa tujuan utama dalam berbisnis adalah ibadah, dalam arti mencari rejeki agar bisa digunakan dalam rangka ketaatan kepada Allah.Â
Berdagang tidak sekedar berdagang, tapi lebih kepada pengabdian, pelayanan, rasa syukur, dan sarana dakwah. Maka, pedagang yang seperti ini tidak akan tergiur oleh rejeki nomplok, keuntungan besar sesaat, melakukan monopoli, atau berorientasi materi semata. Ia akan mengutamakan nilai kekeluargaan, rasa kemanusiaan, serta menebarkan rahmat bagi semesta
Mendengar ceramah Ustadz Afrizal barusan, mendadak Buya Yasril teringat akan Uda Ramli. Mungkinkah Uda Ramli adalah tipe pedagang sebagaimana digambarkan dalam ceramah itu. Benarkah penolakan terhadapnya ketika hendak memborong lamang merupakan wujud dari prinsip-prinsip dagang yang berketuhanan.
Sejurus kemudian, ia mohon diri dari forum dialog itu. Ia mengambil air wudhu dan menuju ke kamarnya untuk shalat dua rakaat. Usai salam, ia banyak mengucapkan istighfar.
Ya Allah, Tuhan Yang Mahapengampun. Ampunilah segala kekhilafan hamba, ampunilah segala kebodohan hamba. Hamba yang selama ini dipercaya oleh umat untuk memimpin dan membimbing mereka, tempat mereka bertanya, tempat mereka mencari keteladanan; justru hamba tiadalah berarti apa-apa. Lindungilah dan rahmatilah Uda Ramli, yang lebih memiliki pengalaman ruhani, kekayaan batin, serta kekuatan iman yang tidak biasa. Terima kasih ya Allah, telah memperkenankan hamba untuk belajar tentang hakikat kehidupan kepada seorang pedagang di pasar. Amin.
Kemudian ia bersujud cukup lama. Hanyut dalam isak tangis kekerdilan diri. Tubuhnya gemetar. Lantunan istighfar terus bergumam dari bibirnya.
Â
[1] Bakso yang disajikan dengan cara digoreng dengan bahas dasar ikan yang dihaluskan dicampur adonan tepung.
[2] Pepes ikan berbahan dasar ikan rinuak yang bentuknya seperti ikan teri, dan banyak diperoleh di Danau Maninjau.