"Kebetulan sekali Uda baru saja buka kios. Saya hendak membeli lamang tapai untuk hajatan pondok".
 "Silakan Buya, dengan senang hati. Berapa yang Buya butuhkan?"Â
"Saya ingin membeli semua dagangan Uda".
"Semua?" tanya Uda Ramli sembari membelalakkan matanya. Ia pandangi Buya lekat-lekat, seolah-olah tak percaya dengan apa yang didengarnya.
 "Iya, semuanya. Mengapa Uda Ramli justru tampak terkejut?" tanya Buya heran.Â
"Tidak mungkin saya menjual semua dagangan saya kepada Buya. Bagaimana dengan pelanggan saya yang lain".
"Lho, Uda ini aneh. Kalau saya membeli semuanya berarti dagangan Uda laku, habis ini Uda bisa pulang", sahut Buya berusaha memberi penjelasan yang dianggapnya masuk akal.
"Tidak bisa Buya. Hari ini saya harus berjualan dan tetap melayani pelanggan-pelanggan saya", jawab Uda tegas.
"Tolonglah Uda. Saya sangat membutuhkannya. Saya berani membayar lebih", pinta Buya sedikit merajuk.
"Maaf, sekali lagi tidak bisa".
 Percakapan mendadak terhenti, karena ada pelanggan Uda yang datang dan membeli beberapa potong lamang tapai. Sesaat kemudian, pelanggan berikutnya mulai berdatangan dan Uda Ramli disibukkan dalam melayani para pembelinya.Â