Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu, Palestina

29 April 2018   21:01 Diperbarui: 29 April 2018   21:43 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Palestina,

Negeri kuno penuh misteri

Negeri para nabi yang diberkahi

Namun hingga kini

Cobaan terus silih berganti

Yerusalem kota suci

Simbol peradaban agama samawi

Namun kini t'lah ternodai

Oleh keserakahan dan ambisi

Zionis yang kejam

Israel yang penuh dendam

Merebut dan mengusir

Menembak dan membunuh

Tanpa ampun, tanpa belas-kasih, tanpa naluri

Tiap hari, tiap jam, bahkan tiap detik

Suara tank, granat, mesiu, tembakan, dan bom

Mengoyak apa saja, membunuh sesiapa

Merusak, menghancurkan, meratakan, meluluhlantakkan

Mata kita terbelalak, hati menjerit, jiwa merintih, dan air mata menetes tiada henti

Gedung roboh, rumah hancur, ayah meregang nyawa, anak-anak berlumuran darah

Sementara para ibu meratap, meratap, dan tak tahu harus berbuat apa

Kita takkan pernah rela

Sejengkal tanah pun di Palestina

Kita takkan pernah rela

Anak-anak Palestina kehilangan ibu-bapa

Kita kan berjuang penuh keimanan

Sampai titik darah penghabisan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun