Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Cinta dari Beersheba

24 April 2018   13:38 Diperbarui: 24 April 2018   13:47 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sini, biar ibu saja yang membuka!"

Tanpa merasa bersalah, ibu Jonathan merebut kado dari tangan anaknya. Lalu ia membaca tulisan yang tertera di sampul kado itu.

"SELAMAT ULANG TAHUN, SAHABATKU. SEMOGA KITA BISA HIDUP RUKUN DAN DAMAI"

Usai membaca kalimat itu, spontan ibu Jonathan melempar kado itu ke tempat sampah. Terkejut dengan perbuatan ibunya, Jonathan berseru, "Lho, kenapa kadoku dibuang?" tanyanya dengan mimik bingung dan kecewa.

"Asal kamu tahu ya, Nak. Shira itu orang Arab-Palestina. Ia Muslim. Berarti ia musuh kita!" teriak ibu Jonathan penuh penekanan.

Mendengar hal itu, Jonathan sontak terkejut. Ia tak mengerti apa maksudnya dan mengapa ibunya mengatakan demikian. Mengapa dari dulu ibunya suka menyinggung soal Arab dan bukan Arab, Islam dan Yahudi, atau Yahudi dan Goyim. Apalah arti itu semua.

Belum hilang keterkejutan Jonathan, dan belum juga ia dapat mencerna maksud kata-kata itu, ibunya segera menimpali, "Dan mulai sekarang, ibu melarang kamu untuk bermain dengan Shira lagi!"

Kekecewaan Jonathan tak tertahankan lagi. Air matanya tumpah. Ia berjalan menuju ke tempat sampah dan memungut kembali kado dari Shira.

Maafkan aku, kawan. Kamu adalah teman baikku. Aku tak pernah mengerti, mengapa persahabatan yang indah ini, terhalang oleh hal-hal yang tidak pernah aku mengerti. Semoga hidupmu bahagia kelak. Gumamnya lirih sembari memeluk kado itu erat.

End

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun