Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Akar Korupsi Berasal dari Pendidikan Keluarga

18 April 2018   21:12 Diperbarui: 18 April 2018   21:25 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh Budaya Setempat

Selain pendidikan orang tua, budaya masyarakat juga sangat menentukan perilaku korupsi. Menyuruh orang lain dengan memberi uang sogok, meminta tolong aparat desa dengan memberi sejumlah imbalan tertentu, mengurus administrasi tertentu dengan memberi suap.

Ketika hal ini sering  dipraktekkan di dalam masyarakat, maka hal ini dianggap hal yang biasa dan sesuatu yang wajar. Akhirnya menjadi kebiasan, dan kebiasaan akan menjadi budaya, dan budaya akan menjadi karakter.

Ah, teman-teman kerja sudah biasa kok menyelundupkan semen (bagi pekerja bangunan). Alah, sudah biasa kok menilep uang bantuan (bagi pekerja sosial). Ahh, sudah wajarlah agar urusannya lancar ngasih uang pelicin. Alahh, lumrah to kita kasih amplop ke calon pemilih agar kita menang, dan seterusnya, dan seterusnya masih banyak lagi.

Lha semua yang bekerja di sini korupsi, masak aku tidak sendiri. Lha kebanyakan orang sini sudah biasa dapat uang suap, mosok aku akan menolak. Lha orang-orang pada buat nota fiktif, masak sih aku nggak ikutan juga. Dan berbagai alasan lainnya.

Kalau semua sudah seperti itu, bagaimana korupsi akan bisa diberantas.

Penutup

Kalau ingin benar-benar memberantas korupsi, jangan hanya memotong ranting dan dahan saja, tapi cabutlah pohon hingga ke akar-akarnya.

Salam antikorupsi.... say no to corrupt!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun