Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Urgensi Pendamping Sosial

15 April 2018   20:34 Diperbarui: 15 April 2018   20:43 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thetanjungpuratimes.com

Ketika Kementerian Sosial RI (Kemensos) meluncurkan Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai program nasional, maka Kementerian Sosial merekrut Pendamping PKH untuk mendampingi dan mengawal program tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Para Pendamping ini ditempatkan di kecamatan-kecamatan, yang masing-masing Pendamping membawahi beberapa desa.

Saat ini, permasalahan sosial yang terjadi kian banyak dan kompleks. Tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, di desa-desa pun permasalahan sosial juga sering muncul dan membutuhkan penanganan secara khusus.

Fenomena permasalahan sosial yang terjadi akhir-akhir ini dipicu oleh ledakan pertambahan penduduk, munculnya kota-kota baru dan daerah sub-urban, persaingan ekonomi, dan minimnya lapangan kerja yang tersedia.

Apabila pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan setempat memiliki keterbatasan dalam menangani permasalahan sosial yang ada, baik keterbatasan dana maupun SDM; maka sekarang diterjunkanlah para Pendamping Sosial yang dapat menjangkau hingga ke pelosok-pelosok desa, bahkan hingga langsung ke rumah-rumah keluarga yang menjadi dampingannya. Terlebih, program-program yang dijalankan oleh Pendamping Sosial langsung didanai dari pemerintah pusat (APBN).

Para Pendamping Sosial ini tidak hanya memberikan bantuan berupa uang tunai atau bentuk bantuan lainnya, akan tetapi sekaligus melakukan pemberdayaan.

Mereka melakukan pendampingan secara khusus dan rutin, edukasi, bimbingan, konsultasi, advokasi, serta siap memberikan pelayanan dan bantuan kapan saja diperlukan.

Salah satu bentuk pemberdayaan adalah program Family Development Session (FDS) atau Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (P2K2), yang dilakukan rutin tiap bulan dengan materi yang telah ditentukan sesuai kurikulum dari pemerintah.

Selain pemberdayaan melalui FDS, ada pula pemberdayaan ekonomi melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) PKH. Pendamping Sosial melakukan pendampingan usaha tertentu sesuai dengan potensi yang ada pada kelompok atau daerah tersebut.

Pendampingan ini mencakup mulai dari perintisan, proses produksi, hingga pemasaran dan distribusi. KUBE ini bertujuan untuk meningkatkan penghasilan keluarga, menumbuhkan jiwa wirausaha, serta memperkuat ekonomi kerakyatan.

Jika pemberdayaan ekonomi ini berhasil, maka keluarga tersebut bisa naik derajat dari keluarga pra-sejahtera menjadi keluarga sejahtera, sehingga tidak lagi membutuhkan bantuan sosial.

Dengan demikian, tujuan pembangunan nasional dalam rangka mengentaskan kemiskinan bisa tercapai, dan permasalahan sosial yang mungkin timbul dapat diminimalisasi. Karenanya pendamping sosial amat begitu dibutuhkan.

Berikut beberapa kriteria yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang Pendamping Sosial, di antaranya:

Memiliki Kepekaan Sosial

Ia sangat peka dan tanggap terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya atau di daerah dampingannya. Ia selalu melihat, mengamati, dan memantau situasi dan kondisi sosial yang ada.

Ia mestinya orang yang pertama kali mengetahui terjadinya suatu permasalahan sosial. Jangan sampai ia tahu belakangan atau malah dapat informasi dari orang lain. setelah tahu, ia segera melakukan follow-up dan penanganan yang komprehensif.

Jika kita termasuk orang yang cuek, tidak peduli, masa bodoh terhadap segala permasalahan sosial yang ada, lupakanlah untuk menjadi seorang Pendamping Sosial.

Memiliki Rasa Simpati-Empati

Simpati adalah suatu bentuk kepedulian dan perhatian, sedangkan empati merupakan sikap mental kita ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain.

Simpati dan empati tidak muncul begitu saja, ia harus dilatih dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan perasaan tersebut, seorang Pendamping Sosial harus lebih banyak bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang miskin, kaum dhu'afa, kelompok marjinal, penyandang disabilitas dll; agarbisa merasakan langsung penderitaan mereka, kesusahan mereka, dan perjuangan hidup mereka.

Berkaitan dengan simpati-empati, berarti seorang Pendamping Sosial memiliki jiwa sosial yang tinggi. Wujudnya adalah suka membantu, ringan tangan, gerak cepat, tulus ikhlas tanpa pamrih, tanpa diskriminasi, dll.

Memiliki Keterampilan Sosial (Social Capital)

Modal sosial amatlah penting bagi seorang Pendamping Sosial. Bagaimana ia membangun hubungan, melakukan komunikasi, mengadakan pendekatan, manajemen komunitas, menganalisa permasalahan dan mencari solusi.

Selain itu, kemampuan untuk bersikap luwes, elastis, empan-papan, negosiasi, tindakan persuasif juga amat diperlukan.

Kemampuan Public Relation

Program dari Kementerian Sosial melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah, lembaga swasta, LSM, maupun perorangan, sehingga seorang Pendamping Sosial diharapkan mampu membangun kehumasan dengan berbagai pihak.

Termasuk pula melakukan koordinasi dan komunikasi, terutama kepada aparat pemerintah kecamatan dan perangkat desa di daerah dampingannya. Hal ini penting agar program pemerintah dapat berjalan dengan baik dan terhindar dari konflik dan kesalahpahaman antarberbagai pihak terkait.

Memiliki Integritas Tinggi

Integritas mencakup kepercayaan, kejujuran, tanggung jawab, dedikasi, kepatuhan dan seterusnya. Pendamping Sosial berurusan dengan berbagai bantuan, termasuk bantuan uang tunai.

Jika ia tidak memiliki integritas, bisa jadi ia akan melakukan penyelewengan, penyalahgunaan, manipulasi, korupsi, kecurangan dan perilaku tidak jujur lainnya.

Melihat realitas kehidupan sehari-hari dengan berbagai permasalahan sosial yang timbul, adanya Pendamping Sosial di setiap desa menjadi sangat urgen.

*) Pendamping Sosial Kecamatan Simo, Boyolali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun