Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Program FDS Menuju Perubahan Perilaku

27 Februari 2018   21:13 Diperbarui: 27 Februari 2018   21:22 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon. Faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku yaitu karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan fasilitator yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman dalam mencoba merubah perilaku yang serupa.

Perubahan perilaku merupakan tujuan utama diadakannya FDS. Tanpa adanya perubahan perilaku, program FDS dapat dianggap sia-sia. Perubahan perilaku memang tidak bisa terjadi dalam waktu yang singkat, perlu adanya proses yang berkesinambungan dan komitmen dari peserta, termasuk komitmen dari fasilitator yang terus-menerus memberikan motivasi dan dorongan yang menggerakkan.

Perubahan perilaku tidak harus sesuatu yang besar atau revolusioner. Terjadi perubahan kecil dalam keseharian sudah merupakan hasil yang patut diapresiasi. Misalnya, dari malas menjadi rajin, dari lambat menjadi lebih cepat, dari suka terlambat menjadi tepat waktu, dari membuang sampah sembarangan menjadi terbiasa membuang di tempat sampah, dll.

Jika perubahan-perubahan kecil tersebut sudah menjadi habitual action (perilaku keseharian), maka untuk menuju perubahan perilaku yang lebih besar tentu tidaklah sulit. Seperti dari pengangguran menjadi produktif, dari belum punya usaha menjadi punya usaha, dari yang kurang perhatian terhadap anak menjadi lebih perhatian, dari yang terbiasa keras/kasar terhadap anak menjadi lemah-lembut dan kasih-sayang, dan sebagainya.

Agar terjadi perubahan perilaku, maka yang lebih tepat adalah menggunakan metode komunikasi persuasif. Sebuah metode yang lebih menekankan kepada pendekatan personal, bujukan, ajakan, atau himbauan. Metode ini lebih mudah diterima karena bersifat dari hati ke hati, tanpa adanya paksaan, ancaman apalagi kekerasan.

*) Pendamping Sosial Kecamatan Simo

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun