Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi PKH: Siapa Bilang Aku Miskin

18 November 2016   09:56 Diperbarui: 18 November 2016   10:40 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SIAPA BILANG AKU MISKIN

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

Memang, rumahku terbuat dari bambu

Memang, rumahku masih berlantaikan tanah

Memang, kutidur beralaskan tikar pandan

Memang, istriku memasak berbahan bakar kayu

Namun,

Setiap waktu orang hilir-mudik bertamu ke rumahku

Ada perangkat desa, petugas sensus, pegawai dinsos, TKSK, pendamping PKH

Dan entah apa lagi

Mereka banyak bertanya

Meminta KTP-KK

Melihat rumah dan segala isinya

Bahkan memotonya

Hingga di suatu hari

Tumpukan kartu-kartu memenuhi meja kusamku

Ada yang berwarna hijau, merah, ungu, dan biru

Entah apa namanya, dan entah apa pula kegunaannya

Menurut tetanggaku,

aku tergolong miskin, tidak mampu, pra-sejahtera, dan istilah lainnya

aku berhak mendapat bantuan katanya

padahal,

aku tak pernah merasa miskin

aku tak pernah merasa kekurangan

apalagi merasa kelaparan

apalagi merasa kehausan

aku sudah merasa cukup makan berlaukkan ikan asin dan sayur bening

aku sudah merasa cukup memakai beberapa lembar pakaian sederhana

aku merasa bersyukur bisa menyekolahkan anak walau sering nunggak bayar

ketika bantuan itu benar-benar datang

berbagai masalah pun berdiri menghadang

iri-dengki dari tetangga dan sanak-kadang

membuat hati dan pikiran kian tak tenang

sekali lagi aku bilang

sekali lagi kukatakan

lebih baik tanpa bantuan

sekali lagi kukatakan

aku miskin, siapa yang bilang

siapa bilang aku miskin

siapa bilang aku miskin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun