Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Filsafat Menanam Padi: Mundur untuk Maju

26 Februari 2016   09:41 Diperbarui: 1 Maret 2016   09:24 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilakukan dengan berdiri, tentu bibit padinya tidak bisa tertanam. Sudah merunduk, mundur, dan juga capek tentunya. Hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa untuk meraih segala sesuatu haruslah kerja keras. Ini sudah sunnatullah (hukum alam). Tidak ada kamus hidup yang instan. Bim salabim, main sulapan, memelihara tuyul, cari pesugihan, dll.

Sebaliknya, orang yang tidak mau bekerja keras dan ingin serba instan, ujung-ujungnya ya korupsi, menipu, berjudi, dan semacamnya.

3.      Tugas manusia sekedar menyemai, menanam, dan menyiangi

Setelah bibit padi ditanam dan disiangi, maka tugas selanjutnya diambil-alih oleh Tuhan. Tuhanlah yang akan menumbuhkan padi menjadi lebat dan tinggi, menumbuhkan biji-bijinya. Setelah bekerja keras, manusia memasrahkan segalanya kepada Tuhan (tawakkal). Ini bermakna spiritual, inti dari keimanan seseorang.

Jika sudah bertawakkal, apapun hasilnya, bagus atau tidak panennya, akan ia terima dengan lapang dada dan senang hati. Ia tidak akan kecewa atau sedih. Karena ia sadar sepenuhnya bahwa manusia tiadalah punya kuasa, hanya bisa berikhtiar. Juga sebaliknya, jika panennya bagus, pun manusia tidak boleh sombong dan membanggakan diri serta melupakan peran dan kerja Tuhan.

Semoga bermanfaat. Salam dari seorang petani desa.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun